Yume tengah berjalan-jalan ditaman sendiri. Dia melihat banyak orang yang berlalu lalang didepannya. Akhirnya Yume lebih memilih duduk dibangku taman sambil melihat anak kecil bermain kejar-kejaran kesana kemari. Anak kecil itu mengingatkan Yume dan The8 bermain kejar-kejaran ditaman yang ia datangi sekarang sebelum The8 terkena tumor jantung. Yume sangatlah merindukan saat-saat seperti itu, tapi sekarang dia sudah tidak bisa bermain kejar-kejaran. Selain sudah beranjak dewasa, karena The8 menderita tumor jantung itu.
Tak berselang lama. Yume beranjak dari taman itu dan berjalan menuju kafe terdekat dari taman itu. Saat memasuki kafe, Yume melihat orang yang ia kenal. Tapi Yume berupaya lari darinya, dia membuka pintu kafe dan berjalan keluar dari Kafe. Yume tau kalau itu Hoshi, dia takut jika Hoshi curiga dengannya karena dia baru saja sembuh. Jadi Yume langsung kabur darinya sebelum ia ketahuan.
Yume duduk dipinggiran sungai yang berkilauan karena terkena sinar matahari. Yume hanya duduk dan menempelkan dagunya diatas lututnya. Kedua tangannya mengalung di kakinya. Yume hanya terduduk lesu di rerumputan hijau tepi sungai.
Yume masih memikirkan kakaknya, dia takut jika The8 pergi meninggalkannya. Sebenarnya Yume tak menginginkan semua ini terjadi, dia sudah nyaman hidup dengan keluarganya yang lengkap serta bahagia. Tapi harapan Yume sudah pecah menjadi berkeping-keping, Yume tak menginginkan hal itu terjadi mulai dari The8 terkena tumor jantung sampai Yume menyaksikan orangtuanya terbakar didalam mobil. Yume merasa semuanya berubah dalam sekejap. Hidup Yume yang dulunya bahagia sekarang malah menjadi redup dan tidak berwarna.
Yume menenggelamkan wajahnya di lututnya, dia sudah tidak tahan dengan hidupnya ini. Yume mengangkat kepalanya dan mengusap air matanya, dia langsung berdiri dan berjalan menjauh dari tempat ia duduk tadi.
Di sepanjang perjalanan, ia hanya melihat seorang ibu yang menyayangi anaknya, dipeluk bahkan dicium. Yume hanya diam terpaku melihat ibu yang sayang dengan anaknya. Yume jadi ingat eommanya, dia dan The8 selalu disayangi, tapi sekarang Yume sudah tidak bisa lagi merasakan kasih sayang eommanya. Yume melanjutkan langkahnya menuju suatu tempat yang tak asing baginya.
Yume masuk kedalam suatu tempat yang banyak batu nisan disana. Dia mencari batu nisan nama appa dan eommanya. Setelah menemukan kedua batu nisan itu, Yume hanya menundukkan kepalanya dan meneteskan air matanya.
"Eomma, Appa. Kalian masih mengingat Yume kan? Kenapa kalian harus pergi secepat itu? Yume sangat merindukan kalian, Yume hanya ingin merasakan kasih sayang eomma dan appa. Tapi sekarang Yume tidak bisa merasakannyan. Yume sangat menyayangi appa dan eomma." Yume menangis didepan kedua batu nisan itu.
Yume merasakan ada yang memeluknya dari belakang, pelukannya hangat dan membikin Yume tenang. Yume hanya menutup matanya dan menundukan kepalanya. Kemudian Yume merasakan ada yang membelai lembut rambutnya itu. Entah itu siapa, Yume masih menundukkan kepalanya dan menangis terisak-isak.
"Yume, kita masih menyayangimu. Maafkan kami ya Yume karena sudah meninggalkanmu dengan Minghao." bisikkan itu membuat Yume mengangkat kepalanya dan membalik badannya kebelakang, dia tak melihat siapapun disana
"Appa, eomma? Yume juga menyayangi kalian." Yume berkata pelan
Yume menaruh bunga didekat batu nisan kedua orangtuanya lalu berjalan keluar dari pemakaman itu. Saat dia berjalan menjauhi makam, Yume merasakan ada seseorang yang membisikinya.
"Yume, terimakasih." bisikkan itu membuat Yume membalik badannya
Yume sama sekali tak melihat siapapun disana, Yume merasa eomma yang membisikinya dan mengatakan 'terimakasih' padanya.
"Ne eomma, Yume pulang dulu ya." Yume mengucapkan kalimat itu pelan
Yume membalik badannya dan berjalan keluar dari pemakaman itu. Saat diperjalanan dia bertemu seorang namja yang membawa segelas kopi ditangannya. Yume hanya menyimpulkan senyumannya itu kepada seorang namja tersebut.
"Yume, kamu habis darimana? Kenapa matamu bengkak? Kamu habis nangis ya?" namja itu nampak khawatir dengan Yume
"Aku hanya berjalan-jalan tadi, setelah itu aku pergi ke makam untuk melihat appa dan eommaku, ya sebenarnya aku kangen dengan mereka." Yume hanya tersenyum
"Ohh, mana Minghao tumben dia tidak bersamamu?" tanya namja itu mendekatinya
"Kakakku dirumah, dia sedang mengerjakan tugasnya." Yume masih tersenyum. "Tumben kak Seungcheol membeli kopi?" tanya Yume menatap S.Coups
"Kakak ingin saja membeli kopi, Yume mau?" S.Coups menawari Yume segelas kopi
"Tidak usah kak, Yume bisa beli sendiri nanti." Yume langsung menggelengkan kepala
"Tidak usah ragu-ragu, kalau gitu kita kekafe." S.Coups menggandeng tangan Yume
"Baiklah kak." pipi Yume langsung merona merah ketika tangannya digandeng oleh S.Coups
Rasanya Yume sangat lega ketika mempunyai sunbae yang suka menolongnya, Yume merasa dia dan The8 masih diperhatikan sunbae lainnya itu. Yume sangat bersyukur karena mempunyai Sunbae seperti ini. Air mata Yume langsung mengalir deras, dia merasakan hidupnya masih berharga.
TBC~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks >The8< [Completed]
Fanfic'terimakasih semua pengorbananmu yang sangatlah berharga bagiku, maaf jika aku banyak menyita waktumu karena kau menjagaku, sekali lagi terimakasih dan maaf' -Xu Minghao