1. The Dickens
Seminggu sudah aku berada di Prescott High School. Berbeda ketika pertama aku menginjakkan kaki disini dan berjalan bersisian bersama Ronin. Saat itu mereka memandangku dengan tatapan meremehkan, sekarang? Tampaknya kebanyakan pendangan kagum (entahlah juga) dan adapula beberapa... Iri? Maybe. I don't know either.
Saat ini aku berjalan bersama Ronin menuju kelas kami, hari ini kelas pertamaku adalah matematika, sedangkan Ronin adalah english. Tapi tetap saja arah kelas kami searah. Selama ini, teman terdekatku adalah Ronin, walaupun ada pula beberapa orang yang mengajakku berbincang sesekali.
"Kita sudah sampai dikelasmu. Well, see you at the cafeteria" katanya melambaikan tangan kerahku. Akupun membalas melambaikan tangan.
Aku berjalan memasuki kelas, tetapi entah aku merasakan ada aura gelap yang menyelimutiku. Aku mencoba mendominasi aura tersebut, dan untungnya berhasil. Hufft, apa-apaan itu tadi?
Pelajaran pun berjalan biasa saja seperti hari-hari yang lalu, tapi aku masih penasaran dengan aura gelap tadi. Entah kenapa aura gelap tadi seperti berada sangat dekat dari tempatku berada.
Sebentar lagi jam istirahat tetapi aku mendapat vision tentang mom yang menyuruhku pulang sekarang, darurat katanya. Dan disinilah aku sekarang, meminta surat izin pulang di ruangan mrs. Clara.
Setelah mendapatkan surat izin, akupun segera berlari pulang. Untung saja jarak rumah dari sekolah dekat, tak berapa lama sampailah aku didepan gerbang besar yang terdapat logo keluargaku didepannya, 'D' atau Dominick.
Aku langsung membuka pintu rumah dan mendapati seluruh keluarga besarku ada disana. "Ada apa, mom?" Tanyaku kepada mom yang terlihat gelisah.
Mom lalu memandangku "Your grandmother. Tadi dia hampir ditawan oleh para dickens--iblis yang telah lama menjadi musuh para Enchanter/tress--untungnya ada om Stefan dan tante Fiona yang lewat dan langsung membawa nenek kesini" jelas mom.
"Terus bagaimana keadaan nenek sekarang?" Tanyaku. "Nenek masih lemah karena para dickens sempat melumpuhkan vigour--kekuatan para Enchanter/tress--nya nenek" jelas mom.
Aku tak tau kenapa nenek bisa seceroboh sekarang ini. Sejak meninggalnya kakek karena dibunuh para dickens saat aku berusia 9 tahun, nenek jarang berkeliaran keluar rumah. Tapi entah kenapa ini bisa terjadi?
"Belle, are you okay?" Tanya mom.
"Yes mom. Why?"
"Nothing bothers you?" Tanya mom lalu mengusap pipiku.
"Tadi, ketika aku masuk kedalam kelas, aku merasakan ada aura gelap yang menyelimutiku, tapi aku berhasil mendominasinya" jelasku.
"Berarti apa yang dikatakan nenek benar" gumam mom. "Tentang apa mom?" Tanyaku.
"Tentang leader dickens yang menginginkanmu" kata mom lirih.
Akupun membulatkan mata karena kaget, "Kenapa dia menginginkanku, mom?" Tanyaku kemudian.
Mom lalu memelukku "Karena ketika kau menjadi Enchantress sejati... Maka kau... Akan menjadi Enchantress terkuat yang pernah ada"
========+++========
Akhirnya bisa update, walaupun dikit banget. Kalo menurut kalian cerita ini oke, ngevotes dong, jangan dibaca aja. Kalian gak respect namanya. Coba deh kalian bikin cerita tapi dibaca doang gak divote, pasti kali down dan males buat update. Karena pikir kalian pasti percuma di update karena ceritaku jelek gak ada yang respon. Itu pemikiranku juga.
Sooo... Vomments guys, please. Jangan patahin semangat aku untuk lanjut cerita ini-,-
Love, EiDiePie
KAMU SEDANG MEMBACA
The Enchantress
Fantasy[Slow Update] Berbeda. Kita berbeda. Perbedaan yang tak dapat dilihat orang lain jika tak kutunjukkan. Kau selalu ada. Walau tak seharusnya kau ada. Kita tak bisa bersama. Walau kau dan aku ingin. Karena aku... Adalah seorang Enchantress. ~EiDiePi...