Modus

6 4 0
                                    

07.15
.
Sinar matahari mulai menghangati tubuh ,
Hari ini x mipa 3 berolahraga di lapangan volly . Tentunya seluruh siswa harus berjemur selama 3 jam pelajaran. Beberapa siswa mengeluh kepada guru olahraga agar cepat istirahat

Tetapi tidak dengan niana, terik matahari ia lewati , karna ia menyukai permainan volly
Mungkin beberapa kawannya takut kulitnya menghitam

Niana tidak , dia tak pernah mengeluhkan soal warna kulitnya yang bertambah gelap , karna ia percaya , cantik itu dari dalam .
.
.
.
.
.

"Na udah napa ganti pemain ga cape apa lo panas panasan gini?" Dina heran

"Yaelah din bentar lagi kok , lagian kapan lagi jam olahraga gue bareng sama kak deva"

"Oh jadi alasan lo main panas panas gini gara gara dia, gila baru beberapa hari lo udah kepincut?"

"Yaelah apa sih na , gue cuma seneng aja kok . Emang ada yang ngelarang gue buat seneng?"

"Ya ga ada sih na , yaudah lanjutin aja deh na mainnya" dina kembali duduk di pinggir lapangan , meneduh dibawah rindangnya pohon.

Dina begitu heran kepada niana , kenapa ia bisa senang sekali dibonceng kakak kelas? Setau dina , niana tak suka cowok yang sok cool seperti deva

Deva juga tak tampan , jika dibandingkan revano , pesona revano tentu jadi pemenang.
Tetapi dina turut berbahagia , ia juga harap semoga deva ialah orang yang tepat bagi niana .

Dina lelah jika melihat niana terus dimanfaatkan cowok yang mendekatinya , maklum niana berasal dari golongan orang yang berada , apalagi niana sungguh gadis yang tak tegaan , ia mudah sekali berempati terhadap orang lain . Tak heran , banyak cowok yang memanfaatkannya
.
.
.
.
.

"Na !!!! " panggil dina

"Apa lagi princess yang takut kepanasan?" Sahut niana kesal , dina memang bawel

"Ituu liat !!" Dina menunjuk ke arah jam 9 disana ada kak deva yang dihampiri kedua orang tuanya

"Omg , itu kak deva sama om tomi. Lo liat aja sih din . Emang jeli banget penglihatan lo na"

"Giliran gituu aja gue dipuji , tadi aja dikatain . Untung lu sahabat gue na" gerutu dina kesal

"Eh din mau bikin gue seneng ga? "

"Apaan? Mau modus lo? Yodah yok gue temenin"

"Pinter banget sih lo hehe "

Niana serta dina pamit izin ke toilet pada guru olahraga mereka , mereka memilih rute ke toilet yang bisa melewati kak deva
.
.
.
.
"Niana.." sapa tomy , tomy memang sudah mengenal dina , karna michael adalah partner kerjanya di kantor

" eh .. om tomy " niana reflek mencium tangan tomy

"Papah kenal sama nana?"

"Kenal dong , dia anaknya om michael" jawab tomy sambil mengangkat alisnya

"Iya kak , oh ya kemaren lupa bilang kak , makasih ya udah nganterin pulang , makasih juga udah bantu lolos dari bu ratna "

"Iya sama sama "

"Yaudah kalo gitu om , niana pamit duluan ya om"

"Oh iya mari mari , om juga pamit mau jemput deva buat acara keluarga , ayo deva " tomy menggenggam tangan deva seraya meninggalkan niana dan dina
.
.
.
.

"Wahh sukses ya lo modusnya hari ini" niana mencolek punggung niana sambil memandang om tomy yang pergi menjauhi mereka

"Apaan sih lo , pegang pegang , jijik tau ga"
Niana menepis tangan dina

"Aku jijik sama mass!! Afifah !! Afifahh" dina memperlagakan akting di salah satu sinetron

"Dinaaa stop deh, hiduplu receh banget ya! Heran gue kok cowok kayak vano bisa mau sama lo"

"Vano kan terima gue apa adanya naa , jadi ya udah dehh" dina menyombongkan diri

"Alah banyak alasan lo , dah ayo cepet ke toilet"

"Oke tuan putri" dina menganggukan kepala.

Mereka berjalan sembari tertawa karna dina yang sangat receh dalam membuat lelucon , mereka memang begitu , kadang tertawa sampai terbahak bahak , kadang menangis sejadi jadinya bersama .

Itulah dina dan niana.












yeayy chapter ini selesai dibuat
Author harap semua readers suka ya!!
Jangan lupa vote and coment
Trus di add ke library ya , biar kalian tau update cerita ini

Kalo mau follow author silahkan
Autofollback ❤️
Love you para readers setia ku

My liebling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang