03

3.3K 336 25
                                    

Naruto mencak -mencak, sambil mencaci maki pria berkuda  yang meninggalkannya dalam keadaan bokong yang kena encok, akibat terbentur tanah sekaligus.

Dengan jalan, di bantu seorang ibu-ibu, Naruto segera  pergi dari tempatnya terjatuh.

Sementara itu di istana pusat, para pangeran tengah berkumpul di ruangan Orochimaru seorang ilmuan di masa itu, sekaligus penasihat raja.

"Pangeran ke enam, sangat  dingin dan  juga terlihat  sombong. "Komentar  pangeran ke empat  belas, Utakata Uchiha.

"Jangan bicara begitu,  hidupnya lebih menderita dari pada kita semua, "ucap pangeran ketujuh membela saudara se ayahnya pangeran  ke enam.

"Yang di omongkan Utakata, tidak ada salahnya. Dia itu terlalu terpaku pada masa lalunya da tidak mau dekat dengan saudara -saudaranya. "Ucap Obito dengan angkuh.

"Jangan menyalahkan Itachi, dia juga tak mau hidup seperti itu. "Ucap Madara, membuat Obito tidak suka. Dan tak lama  Itachi pun  datang, orang-orang yang membicarakannya langsung diam.

Hanya Ino dan Minato yang menyambutnya dengan senyuman begitupun dengan Sasuke dia memberikan senyum  terbaiknya.

"Selamat datang Kakak, aku dengar kakak sudah dari kemarin datang kesini.? Tanya Ino.

"Hn. "Jawan Itachi singkat, lalu dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur Orochimaru, kemudian menutup matanya.

Dia lebih memilih diam tak bersuara dan mendengarkan celotehan Saudara-saudaranya.

Sementara itu, Karin dan Sakura akan menyajikan makanan dan minuman ke arah para pangeran, sesuai perintah  dari putri Kushina.

Kebetulan saat itu Naruto juga tengah bersama mereka, dan Tsunade  memerintahkannya untuk ikut.

"Tapi kaasaan. "Naruto  merengek dengan wajah imutnya, Tsunade hanya  memelototinya.

Akhirnya  Naruto menuruti saja.

"Kemarilah kaasan dandani."

Naruto,Karin, Sakura  dan para pelayan lainnya membawa para jamuan itu keruang baca pangeran ke tujuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto,Karin, Sakura  dan para pelayan lainnya membawa para jamuan itu keruang baca pangeran ke tujuh.

Naruto hanya  bersembunyi di belakang keduanya, takut-takut ada yang mengenalinya.

Tapi tiba- tiba, pangeran ke lima menghampirinya, dan pangeran ke enam pun hanya  menatap  kelakuan  Naruto.

"Hai sepertinya kita berjodoh ya. "

Naruto tak menganggapnya, gadis itu malah menghindari tatapan pangeran  ke lima itu, dan malah bertemu  tatap  dengan pria yang ingin  ia penggal hidup-hidup.

Naruto tidak  membalas tatapan pangeran ke lima itu, dia malah menjulingkan matanya.

"Aku tak salah lagi, kau gadis yang keluar dari kolam ikan itu kan. "

"Anda salah lihat, yang mulia. "Ucap Naruto yang sudah risih dengan kelakuan pangeran ke lima itu.

"Wah sekarang jadi pelayan yah, aku gak heran sih. "Ucap Ino dengan nada yang sangat kentara membenci Naruto.

Karin dan Sakura, segera menyimpan  sesajian nya.

Naruto mengeratkan  tangannya, ketika melihat  laki-laki sialan yang tengah duduk sambil menyeringai  ke arahnya.

Naruto segera beranjak, dia tidak ingin melihat lagi  para pangeran itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naruto segera beranjak, dia tidak ingin melihat lagi  para pangeran itu.

Dia beranjak pergi, tapi  Shisui alias pangeran ke lima, menarik tangannya, tapi dengan tegasa Naruto segera menepisnya, sehingga tak sengaja membuat minuman yang di bawa Sakura itu tumpah.

Naruto cebat pergi, meninggalkan para pangeran itu, ia berniat  kabur tapi pangeran  ke enam  mencekal lengannya.

''Bertanggung jawablah. "Ujarnya datar, sambil  mencekal lengan tangan Naruto dengan  cekatan tanpa celah.

Naruto berusaha menepisnya, tapi tak lepas -lepas, dan dengan  kasar dia menarik lengannya.

Naruto  meringgis, karna lengannya melepuh akibat  kuatnya cengkraman pangeran ke enam itu.

"Sialan, minta maaflah. "Teriak  Naruto,pada pangeran  ke enam.

"Minta  maaf, aku seorang pangeran. Dan seorang  pangeran tak mungkin minta maaf pada orang yang lebih rendah darinya. "

"Memang salahnya di mana, setiap orang yang sudah berbuat kesalahan harus minta maaf, "ucap Naruto ngotot.

"Kau juga, tadi tidak minta maaf dan malah kabur. "

"Aku tidak kabur, itu gara-gara kalian yang menyebalkan. "Balas Naruto, lalu dia pergi begitu saja dengan wajah kesalnya.

Naruto tidak tahu, kalau wajah cemberutnya itu mengundang seringai tipis  di wajah pangeran  ke enam.

"Dasar kekanakan. "Gumam sang pangeran  sebelum berjalan  di belakang Naruto.

Naruto pusing bukan main, saat sang   ibu angkatnya, berkata.

"Ibu akan pergi ke istana, ibu di perintahkan jadi dayang istana. "

Naruto bingung  kalau menyuruh   ibunya menolak, bisa -bisa kepalanya di penggal karna menghalangi perintah raja.

Ia hanya berkata  dengan nada khawatir saja.

"Ibu jaga dirimu baik- baik, aku akan  menjengukmu setiap hari bila perlu. "

Tsunade hanya menjitak kepala  Naruto.

"Jangan berbuat ulah, jadilah anak yang baik. "

Naruto mengantar sang ibu angkat  sampai istana. Ia melihat -lihat istana yang isinya para iblis itu.

"Ibu, Naru pulang jaga diri ibu baik -baik ya. "

Tsunade menjitak kepala kuning Naruto tana perasaan, dia menatap Naruto galak.

"Ibu tidak akan kemana-mana, jangan bicara yang seolah ibu masuk sarang buaya. "

"Ibu tidak masuk sarang buaya, tapi sarang singa dan sarang Harimau. "Ujar Naruto, yang melihat beberapa  dayang yang melirik sinis ke arah ibunya dan dirinya.




Naruto baru saja berniat pulang, Ia baru saja akan keluar gerbang, tapi puluhan prajurit menghalanginya.

"Sial ada apa ini? "Batin Naruto.

My prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang