TCB - O9

686 127 26
                                    

Matahari mulai meninggalkan bumi dan digantikan dengan cahaya keabuan dari bulan yang sudah siap menjadi penerang bagi seluruh umat manusia. Disana Jihoon berdiri, menghadap ke pantai yang luas membentang sembari melihat satu demi satu ombak yang menghantam pinggir pantai dengan pelan.

Dia pegang dengan erat tongkat putih yang selalu menjadi penyangga dari kaki kirinya, menggenggam pucuk bulat dari tongkat itu dengan sangat erat, seakan tak ingin terlepas dari benda yang sudah menggantikan fungsi kaki kirinya selama sepuluh tahun terakhir.

"Young master." Suara Daehwi menginterupsi pikirannya yang tengah melayang jauh entah kemana, memikirkan segala hal yang telah terjadi semenjak kedua orang tuanya kembali kepada Tuhan sepuluh tahun yang lalu.

Jihoon menolehkan kepalanya, dan raut wajah sedih dari Daehwi adalah hal pertama yang bisa dia lihat, apakah sesuatu terjadi? Jihoon tak tahu, "Ada apa?"

"Seongwu hyung tak ada di rumah."

Kedua alis Jihoon menyatu dan mata almond itu mencoba menelaah apa yang dimaksud oleh Daehwi, "Apa kau sudah mencarinya?"

"Iya, bahkan ponselnya tak bisa dihubungi, Young Master."

Hal buruk memang telah terjadi, dan hal buruk itu bukanlah sesuatu yang bisa mereka anggap remeh begitu saja.

Langkah kaki yang terdengar cepat mendekat, dengan Hyungseob yang tergesa dan nafasnya yang tak beraturan, "Seongwu hyung pergi dengan mobil."

Rahang Jihoon mengeras, "Kita susul hyung."


.


Guanlin memacu corvette hitamnya dengan sangat cepat, kekhawatiran melingkupi raut wajahnya apalagi saat melihat darah yang mengucur deras dari kaki Seongwu. Tak Ia hiraukan semua pertanyaan di otak besarnya tentang bagaimana Seongwu bisa menjadi anak Pastur Ong. Keselamatan Seongwu adalah yang terpenting sekarang.

"Beruntung karena kau membawa mobilmu, Guanlin-goon." Suara Pastur Ong, yang kini duduk di kursi belakang dengan Seongwu yang sudah tak sadarkan diri disebelahnya.

"Ada rumah sakit-"

"Bawa kami ke rumahku saja, Guanlin-goon." Suara itu, terdengar seperti perintah yang cukup halus. Tapi, bukankah rumah sakit akan jauh lebih baik untuk memberikan pertolongan pertama? Kenapa harus rumah Pastur Ong?

"Pastur Ong, kufikir rumah sakit adalah pilihan-"

"Hanya turuti perintahku, Lai Guanlin." Lagi, suara yang tak seperti suara khas Pastur Ong saat Ia memberikan ceramah di depan jemaatnya. Ada apa dengan Pastur yang ternyata menjabat sebagai ayah dari Seongwu itu? Dan kenapa saat Guanlin melihat ke spion mobilnya, wajah Pastur Ong terlihat sangat menyeramkan di matanya.

"Aku tak tahu jalan menuju rumahmu, Pastur."

"Aku yang akan memberi arahan jalan."

Dan corvette itu kembali melaju, melewati jalanan yang bahkan Guanlin tak pernah lewati sebelumnya.


.

Rumah besar dengan gaya arsitektur Modern-Kolonial menyambut Guanlin, dia bantu membopong Seongwu yang kelihatan sangat pucat dan darah yang tak henti-hentinya membasahi celana kainnya. Pastur Ong sebagai penunjuk jalan masuk, berdiri di depan dan sambutan Ia terima dari orang-orang yang Guanlin sinyalir sebagai penjaga keamanan dari rumah besar itu.

Pria-pria dengan badan kekar serta tuxedo hitam seperti yang dikenakan oleh Guanlin sekarang, jujur saja Ia tak ingin terlalu fokus pada orang-orang itu mengingat keadaan Seongwu yang makin memburuk.

The Church Boy [PanWink vers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang