Jam 6 pagi, Adira sedang diperjalanan menuju sekolahnya yang diantar oleh ayahnya menggunakan mobil. Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di sekolah.
"Woiii Dira" teriak Meera.
"Eh lu Meer. Kenapa?" Tanya Adira.
"Gpp. Ayoo ke kelas, bentar lagi kan upacara" ajak Meera sambil menarik tangan Adira.
*dilapangan upacara
Semua murid sedang fokus mendengarkan kepala sekolah memberi amanat. Tetapi beda dengan Sakha. Sakha yang sedang sibuk menoel pipi Adira berniat untuk membuatnya kesal.
"Apaan sih lu dari tadi mencet pipi terus" kesal Adira.
"Lagian pipi lu gede banget sih. Bikin gua gregetan" sambil cengengesan dan masih saja menoel pipi Adira.
Adira yang sudah sangat kesal dengan Sakha akhirnya menepis tangan Sakha dari pipinya. Dan dia pindah posisi dengan teman di depannya.
*dikelas
"Woii minjem stabilo dong" ucap Sakha pada Adira yang duduk disebelahnya. Namun orang yang dimaksud tidak menoleh sama sekali.
"Woii. Lu denger gua ga sih?" Kesal Sakha sambil menyenggol tangan Adira.
"Apaan sih lu? Lu ngomong sama gua?" Tanya Adira
"Iyaaa, gua minjem stabilo" jawab Sakha.
"Makanya kalau manggil orang tuh pake nama, jangan woi doang" kesal Adira sambil memberikan stabilonya kepada Sakha.
Saat ini sedang jam kosong karena Bu Rani yang mengajar Biologi sedang tidak masuk. Dan sekarang suasana di kelas 12 IPA 2 sudah tidak jelas. Ada yang tidur, ada yang bergosip termasuk Meera mulai dari Pembukaan Asian Games sampai ada yang mengaku ngaku sebagai pacarnya Jonathan atau Jojo. Tetapi beda dengan Adira dan Sakha yang malah asik membaca buku.
*Jam Istirahat
"Adiraaaa, lu mau ke kantin ga?" Tanya Meera kepada Adira yang sedang menopang kepalanya di meja.
"Ngga ah. Males gua. Lu aja yang ke kantin. Oh iya, nanti kalau Fariz nyariin gua, suruh dateng ke kelas aja ya" ucap Adira dan Meera hanya mengacungkan ibu jarinya saja sebagai tanda oke.
*dikantin
"Ehh Meera. Si Adira kemana? Ko ga ke kantin?" Tanya Fariz sebagai pacarnya Adira.
"Oh Adira, tadi dia di kelas, males ke kantin katanya. Dia cuma bilang, kalau lu nanyain dia suruh ke kelas aja" jawab Meera seadanya.
"Oke. Makasih ya" ucap Fariz sambil berlalu entah kemana.
*dikelas
"Woii Sakha Adira. Panggil Bu Nur sanaa. Lu kan ketua kelas sama wakil ketua" teriak salah satu murid di kelas.
Yang dipanggil pun langsung menoleh. Dan Adira langsung berdiri hendak meninggalkan kelas. Tetapi, Sakha tidak mengikutinya.
"Sakhaaaa. Ayo panggil Bu Nur" kesal Adira karena Sakha tidak mau mengikutinya.
"Males ah. Lu aja sana" ucap Sakha dengan malas.
"Yaelah lu. Gimana mau masuk akademi militer coba kalau lu males begini" ucap Adira sambil menceramahi Sakha.
Sakha pun langsung bangun. Dan mengikuti Adira meninggalkan kelas. Baru sampai di depan pintu kelas, ternyata Bu Nur juga sedang menuju ke kelas, jadi mereka berdua kembali masuk ke kelas dan tidak perlu ke ruang guru.
*kringg kringg kringg (bunyi bel pulang)
"Adira. Gua duluan ya. Udah dijemput sama ayah" ucap Meera kepada Adira yang masih sibuk memasukan buku kedalam tas.
"Iya. Hati hati Meer" jawab Adira sambil melambaikan tangannya.
Setelah selelsai memasukan buku, Adira langsung meninggalkan kelas. Adira menuju ke halte depan sekolahnya. Lalu menelfon Jaka untuk menjemputnya. Tetapi, sudah 10 kali menelfon tetap saja tidak ada jawaban. Dan di daerah sekolah jarang sekali ada angkutan umum.
"Woi Ara. Lu ga pulang?" Tanya Sakha yang tiba tiba datang.
"Nama gua ADIRA. Bukan ARA" kesal Adira.
"Suka suka gua dong mau manggil apa. Mau bareng gua ga? Udah sore nih? Ga bakalan ada angkutan umum juga" ucap Sakha menawarkan tumpangan.
"Ogah gua pulang bareng lu" ucap Adira sambil berpura pura menelfon supirnya tersebut.
"Gua itung sampai 3 ya. Kalau itungan ke 3 belom naik gua tinggal. 1 ...... 2 ......" ucap Sakha sambil menghitung. Dan sebelum hitungan ke 3, Adira sudah menghampiri Sakha.
"Yaudah gua pulang bareng lu" ucap Adira dengan terpaksa.
"Yaudah ayo naik" ucap Sakha sambil menyerahkan helm yang Sakha bawa.
Adira pun memakainya dan langsung naik ke atas motor ninja milik Sakha.
Sakha yang melihat Adira memakai rok pendek, langsung membuka jaketnya.
"Nih pake jaket gua. Buat nutupin kaki lu. Bisa salfok nanti gua" ucap Sakha sambil memberikan jaketnya.
Adira yang mendengarnya pun langsung memukul pundak Sakha.
"Mesum banget otak lu" ucap Adira sambil mengambil jaketnya dan menutupi sebagian kakinya dengan jaket Sakha.
"Pegangan. Ntar jatoh aja lu" ucap Sakha sambil menghidupkan motornya dan melajukannya.
Saat di perjalanan Adira merasa ada sensasi yang berbeda saat di bonceng dengan Sakha. Rasanya tidak seperti dibonceng dengan fariz yang selaku pacarnya Adira. Mungkin kah Adira.. ah sudahlah, itu rasanya tidak mungkin.
~~~~~~
Joko => Supir di rumah Adira
Halooo 😊
Maaf kalau banyak typo. Maaf kalau ga nyambung. Masih pemula nihh 😁
Jangan lupa vote komennya yaa 👌
Dapet salam dari Adira ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPRICORN
Teen FictionCover by @frindanisa Adira Raveena Taleetha Adira, cewe berusia 16 tahun, bersifat cuek, berparas cantik, memiliki banyak penggemar disekolahnya, dan sering kali menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti berbagai lomba. Ar Sakha Ransi Alden Sakha...