5

23 1 0
                                    

Sebenernya males buat ngelanjutin sihh :v
Tapi... bodo ah. Labil guaa wkwk :v

~~~~~

Ibu Fariz yang mendapatkan telfon dari pihak kepolisian segera memberitahu suaminya yang sedang berada di kantor. Setelah memberitahu kepada suaminya, tak lupa ia juga memberitahukan kepada kekasih anaknya tersebut, yaitu Adira.

"Assalamualikum nak" sambil menahan tangisnya.

"Waalaikumsalam bu. Ada apa ya?"

"Fariz kecelakaan nak"

"....." Adira tidak mengeluarkan sepatah kata. Mungkin ia kaget mendengar kabar tersebut.

"Sekarang ibu mau ke rumah sakit. Kamu nyusul ya nak. Nanti ibu kirim alamatnya. Assalamualaikum" ucap Ibunya Fariz dan langsung mematikan sambungan telefon tanpa menunggu jawaban dari Adira.

*di rumah sakit

Adira sudah sampai di parkiran rumah sakit. Ia pun langsung berlari menuju ruangan yang tadi sudah di kirimkan oleh Ibunya Fariz.

"Ibuu. Gimana keadaan Fariz bu? Kenapa bisa kaya gini kejadiannya? Adira baru aja ketemu sama Fariz, kenapa tiba tiba kaya gini?" Tanya Adira kepada Ibu Fariz sambil menangis.

"Ibu juga ga tau nak. Dokter belum keluar dari ruangan. Kita berdo'a aja ya semoga Fariz baik baik aja" jawab Ibunya Fariz sambil merangkul Adira ke dalam pelukannya.

Tak lama kemudian, keluar lah seorang dokter dari ruangan tersebut. Dan Adira yang melihatnya langsung berdiri menghampiri dokter tersebut.

"Dok, gimana keadaan Fariz?" Tanya Adira masih dengan tangisannya.

"Gimana dok dengan keadaan anak saya?" Tanya Ayah Fariz.

"Mohon maaf. Fariz tidak bisa di selamatkan, karena ada perdarahan di daerah kepalanya" jawab dokter tersebut membuat Adira dan Ibunya Fariz menangis semakin menjadi. Ayahnya Fariz hanya bisa menerima itu semua. Memang masalah jodoh, harta dan maut tidak ada yang tahu kecuali Tuhan.

"Saya turut berduka cita ya. Permisi" ucap dokter tersebut setelah bersalaman dengan Ayahnya Fariz langsung pergi.

Lalu Ayah Fariz pergi untuk mengurus segala surat untuk membawa Fariz ke rumah.

*di rumah Fariz

Semua keluarga, saudara dan teman teman Alm. Fariz telah berkumpul di rumahnya.

Adira pun masih menangis di samping jenazah Fariz yang sudah ditutupi oleh kain kafan.

Jenazah Alm. Fariz akan segera di kebumikan. Adira yang tak kuat menahan tangisnya sedari tadi pun langsung tak sadarkan diri. Dan langsung di bawa ke kamar Alm. Fariz.

Tak lama kemudian Adira pun sadar. Ia di temani oleh Meera sahabatnya. Yapp, semua orang belum kembali, karena masih di pemakaman.

"Ini Dir, minum dulu. Lu nangis terus dari tadi" ucap Meera sambil memberika segelas air putih.

Adira pun menerimanya dan langsung meneguk habis air tersebut.

Pandangan mata Adira terlihat kosong. Adira terlihat sangat kehilangan Fariz. Meera yang mengerti kondisi sahabatnya saat ini pun langsung membujuk Adira supaya tidak terus menerus seperti ini.

"Dir, udah lah jangan kaya gini terus. Fariz itu ga butuh tangisan lu. Dia cuma butuh do'a lu aja. Kalau lu nangis kaya gini, Fariz juga ga bakalan tenang nanti" ucap Meera. Tetapi Adira tetap hanya diam saja.

Saat semua sudah kembali ke rumah, Meera pun langsung meminta izin kepada orang tua Fariz untuk membawa pulang Adira.

_______

Keluarga Adira sudah tahu apa yang terjadi kepada Adira.

Selama di rumah, Adira hanya mengurung diri di kamar saja. Untuk makan pun di bawakan ke kamar oleh Bundanya. Keluarganya masih terus membujuk supaya Adira tidak terus terusan seperti ini.
Yapp, sebenarnya Adira masih sangat menyayangi Fariz. Namun Fariz telah mengkhianatinya.

Sudah 2 hari Adira tidak masuk sekolah. Ia menderita sakit tifus. Dan harus istirahat total. Tetapi ia masih ingat pada ujian yang akan segera datang karena ia sudah kelas 12.

*tok tok tok (bunyi pintu diketuk)

"Masuk" ucap Adira.

"Assalamualaikum Ra" ucap Sakha sambil membuka pintu dan langsung menghampiri Adira yang sedang ada di kasur. Yapp, yang datang adalah Sakha.

"Waalaikumsalam" jawab Adira.

"Nih, gue bawain bunga sama coklat. Waktu itu gua sempet beliin buat lu, cuma ga ada waktu yang tepat buat ngasihnya. Jadi gua beli yang baru deh" ucap Sakha sambil memberikan bunga dan coklat tersebut kepada Adira.

"Makasih" jawab singkat Adira kepada Sakha.

"Gimana? Udah mendingan?" tanya Sakha untuk mencairkan suasana.

Adira hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Permisi" ucap Bi Ijah di depan pintu.

"Masuk aja Bi" ucap Adira.

Bi ijah pun langsung menghampiri Adira sambil membawa nampan berisikan ketoprak yang dibawa oleh Sakha, segelas air putih dan tak lupa ada sirup untuk Sakha. Bi ijah memberikan nampan itu kepada Sakha.

"Bibi permisi dulu ya" ucap Bi Ijah meminta izin untuk pergi kembali.

"Iya Bi. Makasih ya. Pintunya ga usah di tutup ya Bi kalau keluar" kali ini tetap Sakha yang berbicara. Adira hanya diam saja.

Lalu Sakha meletakkan nampan tersebut di nakas. Ia lalu memberikan kepada Adira ketoprak kesukaannya.

"Nih makan. Gua beliin ketoprak kesukaan lu. Makan biar banyak" ucap Sakha.

Adira pun menatap ketoprak tersebut tanpa niat untuk memakannya. Sakha langsung menyuapi Adira, karena menurutnya kalau tidak di paksa, Adira tidak akan makan. Dan untungnya Adira pun menerima suapan demi suapan dari Sakha sampai ketoprak tersebut habis.

Sakha langsung memberikan segelas air untuk Adira. Adira pun menerimanya dan langsung meneguk air tersebut sampai habis.

"Gua tahu lu itu sebenernya laper. Ga usah pake acara mogok makan kaya gitu lah. Di sini masih banyak orang yang sayang sama lu. Jangan jadi Adira yang kaya gini. Ikhlasin kepergian Fariz. Karena maut ga ada yang tahu" akhirnya Sakha pun mengeluarkan kata kata yang sedari tadi dia rangkai supaya tidak menyakiti perasaan Adira.

Adira hanya diam saja. Tidak merespon apapun.

Lalu Sakha meneguk sirup buatan Bi Ijah. Dan setelah itu pamit pulang kepada Adira.

"Ra, gua pamit pulang dulu ya. Tadinya niat gua mau ngajak lu belajar bareng, tapi ga jadi deh. Lu istirahat aja yang banyak, biar cepet sembuh. Assalamualaikum" ucap Sakha dan langsung membawa nampan berisikan piring dan gelas kotor ke dapur.

"Waalaikumsalam" jawab Adira.

~~~~~

Yuhuuuu ❤
Jangan lupa vote komennya yaa 💋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAPRICORNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang