#2

3.4K 291 26
                                    

Jinhwan menyibak selimut. Sungguh, malam hari ini Korea begitu dingin, tapi hati Jinhwan terasa membara.

Kalimat Hanbin ketika sedang syuting Idol Room tadi masih terngiang di otaknya.

Dahyun dan Seulgi

Jinhwan memang tidak secantik Dahyun, apalagi se seksi Seulgi. Tapi bukankah cukup jika Jinhwan sudah dimiliki sepenuhnya oleh Hanbin? Apa menurut Hanbin, kedua idol cewek itu masih masih lebih menarik daripada dirinya?

Setelah membela Chanwoo mati matian tadi sore ketika Hanbin memarahinya-akibat menyentuh Jinhwan-Jinhwan jadi terpikir juga masalah ini.

Kalau Hanbin merasa cemburu karena Chanwoo menyentuhnya, lalu bagaimana dengan Jinhwan yang mendengar dengan telak kalau Hanbin menyukai dua idol perempuan yang sedang menjadi hot topic itu?

Awalnya Jinhwan merasa biasa saja. Hanya karena Hanbin membesarkan masalah Chanwoo yang sebenarnya sepele, Jinhwan juga jadi ikut berpikiran dramatis.

Jangan jangan Hanbin telah kembali straight?

Dan pikiran itu sukses membuat Jinhwan gagal tidur malam ini.

Jinhwan menyerah dengan kegelisahannya. Ia bangkit berdiri dan berjalan keluar kamar. Ia menuju dapur yang melewati ruang tengah. Dilihatnya Hanbin dan Chanwoo sudah kembali akrab, dengan bermain game bersama.

"Hyung? Kau belum tidur? Aku kira kau sudah tidur". Tanya Hanbin ketika Jinhwan melewati mereka.

Jinhwan tak menjawab. Hanya berjalan lurus menuju dapur.

Kening Hanbin mengerut. Tidak biasa kekasih mungilnya itu menghiraukan nya, pasti ada sesuatu yang salah.

"Chanwoo-ya. Berhentilah bermain game dan cepat tidur sana. Besok kita punya jadwal yang padat."

Chanwoo menatap Hanbin kesal, mencoba membujuk hyung nya dengan tatapan memelas.

Hanbin mematikan tv dan membereskan sisa sisa makanan yang berserakan, kemudian sedikit menendang Chanwoo yang masih menatapnya penuh harap agar Chanwoo beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar.

Hanbin tidak tahu mengapa Ia melakukan ini, hanya saja, perasaannya saat ini sedang buruk akibat melihat kekasihnya yang berjalan murung menuju dapur.

Chanwoo dengan menghentakkan kaki pergi dari ruang tengah, mata Hanbin kemudian menatap dapur yang lampunya masih menyala. Jinhwan masih disana.

Hanbin melangkah pelan menuju dapur, tidak ingin membuat suara, dan betapa terkejut nya ia ketika melihat Jinhwan duduk menunduk di counter dengan bahu bergetar.

"Astaga, hyung, kau kenapa?"

Hanbin dengan cemas langsung berlari mendekati Jinhwan. Jinhwan terkejut dan sebisa mungkin mengendalikan air mata nya yang entah mengapa tiba tiba turun dengan deras.

"Ani, Hanbin-ah, aku tidak apa apa"

Hanbin menggeleng, kemudian memeluk kekasihnya, meletakkan kepala Jinhwan tepat di dadanya dan mengelus surai coklatnya.

"Hyung aku tidak ingin melihatmu sakit. Berceritalah, aku akan mendengarkannya. Kau tahu aku paling tidak bisa melihatmu menangis. Apa aku berbuat salah? Hyung maafkan aku, apapun itu, aku tidak bermaksud untuk melakukannya. Apalagi sampai menyakiti mu seperti ini, hyung tahu aku sangat mencintaimu"

Jinhwan terdiam di pelukan Hanbin.

Ara-batinnya.

Ia mengerti. Jujur saja Ia sangat mengerti, tapi bayangan Hanbin yang meninggalkannya begitu membuatnya sakit hingga menjadi lemah seperti ini.

THE BINHWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang