#8 Mama, Papa? (1)

789 52 7
                                        

Jinhwan tersenyum lebar dibalik masker yang menutupi sebagian wajahnya, melihat lelakinya—Kim Hanbin—kini tengah berlari kecil mendatangi dirinya sambil membawa dua es krim cone kesukaannya.

Ya, Jinhwan dan Hanbin hari ini sedang berlibur berdua ke Jeju, karena jadwal iKON yang tengah senggang, dimana member lainpun menggunakan kesempatan ini sebagai ajang liburan personal—seperti Kimbab yang tiba tiba pada suatu pagi menghilang, membuat Hanbin panik kalau kalau kelinci amerika itu diculik orang (karna ia meninggalkan Bobby dalam keadaan mabuk) yang ternyata hanya dibalas tawa menggelegar oleh Donghyuk—"Hyung kau lupa jika Bobby hyung akan ke US menemui Raon selama beberapa hari?"

Dan Hanbin hanya menepuk jidat mulusnya.

Belum lagi si Magnae Chanwoo. Makhluk bongsor yang biasanya akan mengurung diri di kamar dengan seperangkat alat game nya yang membuat Jinhwan tersedak air minum nya hingga mengeluarkan air mata ketika ia bilang—"Aku akan berlibur bersama keluarga"

"Kau sungguhan akan menggunakan waktu libur mu keluar rumah?"—

Dan masih banyak yang lainnya.

Dan hari ini, spesial sekali, Hanbin datang ke Jeju menemui Jinhwan yang sudah lebih dulu pergi karna ia tak tahan menunggui Hanbin untuk pergi bersama. Dan disinilah mereka, di bibir pantai pada pagi hari, berjalan sambil bertautan tangan, tidak lupa beberapa candaan bodoh yang keluar dari otak Hanbin.

Jinhwan berdiri menyambut kekasihnya, sebelum ia menengok ke bawah dan menemukan manusia mungil berkelamin lelaki menarik narik celana kainnya, mengusap matanya yang berair, sambil menengadah menghadap Jinhwan dan memanggil, "Mama?"

Jinhwan berkedip melihat Hanbin menggendong anak laki-laki yang tadi memanggilnya dengan sebutan 'Mama'

Kenapa aku di panggil mama?

"Papa! Lihat ombaknya datang!"

Dan kenapa Hanbin di panggil Papa?!

"Hanbin-ah"

Jinhwan memanggil sang kekasih yang asik mendengarkan bocah itu berceloteh. "Ya, sayang?"

"Kita harus menemukan ibunya"

Hanbin mengangguk sambil menurunkan bocah itu dari gendongannya. "Tapi Ia percaya kalau—"

"Mama mama lihat! Aku dapat kulit kerang!"

Jinhwan mengerjap ketika si bocah telah sampai di kaki pendeknya, menarik narik celana kain Jinhwan yang longgar. "—kalau kita papa dan mamanya"

Jinhwan menghela nafas untuk kesekian kali. "Tapi ini tidak benar Bin, bagaimana kalau orang tuanya sedang mencari anak ini?"

"Baiklah hyung, kau bisa menunggu di mobil sementara aku dan Hyunseo akan membeli cemilan di sana, setelah itu kita akan ke kantor polisi ne? ayo Hyunseo-ya~"

Anak itu benar-benar...

Ia terlalu mendalami peran sebagai Ayah Hyunseo...

Dengan wajah ditekuk pun, Jinhwan kembali ke mobil yang terparkir tak jauh dari tepi pantai.

"Loh, sudah selesai bermainnya, Jinhwan-ah?"

Manajer Jaeho menyapa dengan heran. Biasanya kalau dua anak laki laki yang sedang dirundung cinta ini mendapat liburan, niscaya saja, seminggu pun tak cukup untuk membiarkan mereka bermain main berdua.

"Ada seorang anak kecil yang memanggilku dengan sebutan mama dan memanggil Hanbin dengan sebutan papa"

Bruuusshhh!!

"MWO?!"

"Papa, siapa ahjussi ini?"

Hyunseo melirik Jaeho dalam gendongan Hanbin. "Itu namanya Jaeho ahjussi. Ayo, berkenalan dengannya"

Jaeho menatap Hanbin dengan tatapan aneh. "Kim Hanbin, kau pungut dimana anak ini?"

"Bukankah dia menggemaskan? Ia mengira aku ayahnya, hyung", kalimat terakhir diucapkan dengan bisikan setelah Hanbin menyerahkan Hyunseo pada Jinhwan didalam van.

"Lalu mau kau apakan anak itu?—Jangan jangan..."

Kali ini Hanbin yang balik menatap Jaeho dengan tatapan heran, "Jangan jangan apa?"

Jaeho menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan tangan. "Bukankah kau sudah punya Jinhwan?! Kau ingin jadi pedofil ya?!"

Hanbin yang terkejut pun refleks melebarkan mata dan mulutnya. "Mwoya?! Hyung kau sudah gila ya?!"

Mendengar teriakan Hanbin yang agak dramatis, Jinhwan menengok dari dalam mobil. Tangannya sibuk membuka bungkus cemilan milik Hyunseo. "Wae? Apa yang terjadi?"

"Molla, Jaeho hyung sepertinya sudah mulai tidak waras"

"Mwoya? Wae hyung, apa yang terjadi?", Karna jawaban Hanbin tidak bisa ditelaah dengan baik oleh Jinhwan, Ia beralih menuju Jaeho yang telah duduk dikursi depan. "Aniya, aku hanya bertanya apakah mempunyaimu tidak cukup untuknya maka dari itu Ia menjadi pedofil?"

"Kan, sudah kubilang Jaeho hyung mulai gila"

Lengan kemeja Hanbin ditarik pelan. "Papa, gila dan pedofil itu apa?"

...hening

"JAGA BICARA KALIAN DIDEPAN ANAK ANAK!", jangan tanya, sudah pasti Jinhwan yang berteriak. Karna sepertinya hanya Ia yang punya akal yang masih cukup baik didalam mobil van itu.

"Mama, kita mau kemana?"

Jinhwan yang sedari tadi hanya memandang jalanan tak ramai dari balik jendela, kini memusatkan perhatian pada Hyunseo yang memanggilnya. "Hyunseo mau kemana?"

"Ingin jalan-jalan!"

"Kemana?"

"Eung...", Hyunseo meletakkan telunjuk di bibirnya. Pose berfikir.

Kiyeowo...

Hanbin dan Jinhwan saling memandang. bertelepati jika seseorang dari mereka harus mengabadikan momen menggemaskan ini. Hanbin pun berinisiatif mengeluarkan kamera digitalnya yang tadinya Ia bawa khusus untuk memotret sang kekasih.

"Hyunseo-ah, lihat sini~lihat papa~"

"Hyunseo~lihat sana, lihat papa pegang apa?"

"Papa?"

ckrek!

"Kiyeowo~ Hyunseo kiyeowo~"

"Kiyeowo~ Hyunseo kiyeowo~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE BINHWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang