"3 Pahlawan Pemersatu Jepang"

46 3 0
                                    

"Hmph ... Baru kali ini ada orang yang berani menantangku."

"Tidak juga."

  Lalu aku membuka sebuah sihir yang dibilang kuat (menurutku).

[Unlock Skill : Summon]

  Skill Summon adalah sebuah sihir yang tidak memiliki batas level. Sihir ini berfungsi sebagai alat pemanggil peliharaan atau makhluk-makhluk yang ada di dunia ini. Tapi aku punya ide yang menarik.

[Summon : Nobunaga Oda
                   Hideyoshi Toyotomi
                   Iyeasu Tokugawa]

  Muncul tiga cahaya di depanku yang langsung berubah menjadi tiga orang yang kukenal. Ya, Nobunaga, Hideyoshi, dan Iyeasu.

"Ha ... Nobunaga-san, Hideyoshi-san, Iyeasu-san."

"Wahai anak muda, apakah kamu yang memanggil kita kemari?"

"Ya. Anda benar, Nobunaga-san."

"Lalu, apa tujuan kamu memanggil kami bertiga ke tempat ini?"

  Lalu aku menundukan badan dan kepalaku sambil berkata.

"Saya mohon bertarunglah bersamaku."

"Bagaiman wahai teman-temanku? Iyeasu? Hideyoshi?"

"Tentu saja aku bantu."

"Aku juga ikut."

"Terima kasih banyak."

"Baiklah. Jangan berlama-lama lagi. Ayo kita selesaikan."

"Osu."

  Nobunaga mengeluarkan pedangnya yang langsung memancarkan cahaya berwarna ungu gelap. Hideyoshi mengeluarkan tongkat yang panjang kurang lebih 60 meter. Dan Iyeasu mengeluarkan tombak yang disamping mata pisau tombak tersebut ada sebuah meriam laras panjang.

"Biar kami yang selesaikan, anak muda."

"B-Baik."

  Lalu tiga tokoh terkenal itu maju dan melawan Focudo. Dari yang aku amati, awalnya Focudo sedikit terdesak, namun dia malah mengeluarkan sihir yang bernama [Black Hole] yang membuat ketiga tokoh itu kewalah dan terluka.

"Kalian tidak apa-apa?"

"Tidak juga. Lumayan sulit menghadapi orang seperti dia dengan sihir itu."

"Untuk sekarang serahkan pada saya."

"Baiklah."

  Lalu aku mengeluarkan Iron Sword yang dulu pernah aku berikan media sihir atau Enchant. Aku langsung menghilangkan sihirnya menggunakan [Remove Magic].

"Akan aku set ulang."

[Set Weapon : Invisible Object
                        Power Attack Level 10]

  Sihir Invisible ada dua versi, yaitu versi Enchant dan versi Magic Skill. Ada dua perbedaan versi ini, yaitu kalau versi Enchant wujudnya saja yang terlihat namun hawa keberadaan objek itu saja menghilang dan tetap memberikan Damage atau kerusakan. Sedangkan versi Magic Skill wujud dan hawa keberadaannya tidak terdeteksi namun kelemahannya meninggalkan partikel sihir sehingga bisa dibaca oleh orang yang mampu melihat aliaran sihir.

"Baiklah, aku sudah siap."

"Hah! Ternyata mereka bertiga bukan tandinganku."

"Kau jangan sombong dulu. Kau memang tidak tahu apa-apa tentang mereka. Namun mereka memberikan tiga pilihan dalam menghadapimu."

"Apa itu?"

"Mengalakanmu dan memenjarakanmu, menyadarkanmu, atau membunuhmu dengan brutal."

"Lalu apa pilihanmu?"

"Tentu saja dengan ... Pilihanku sendiri!"

  Aku langsung maju dengan cepat. Sepertinya dia benar-benar meremehkanku dan dia hanya mengandalkan sebilah pedang yang dia dapat dari pasukan yang mati. Dan dia benar-benar ceroboh. Aku langsung menebaskan pedangku yang langsung menembus pedang yang dia gunakan untuk menangkis seranganku dan dia terluka dibagian dadanya.

"Aaarrgghh!!"

"Kau benar-benar memperhitungkan semuanya secara matang dan memberikan musuhmu menggunakan Invisible Object di senjatanya."

"Sebenarnya siapa kau!?"

"Aku Kimito, Kisaragi Kimito. Seorang petualang level 1. Waktunya membereskan semua ini."

"Kurang ajar!"

"Kalau begitu, saya serahkan kepada anda semua."

"Baiklah. Ayo wahai teman-temanku!"

"Oke."

  Tiga pahlawan itu pun maju dengan jurus andalan mereka masing-masing dan berhasil membunuh Focudo.

"Terima kasih banyak, Nobunaga-san, Hideyoshi-san, Iyeasu-san."

"Tidak. Ini semua berkat kamu, Kimito."

"Tidak buruk, anak muda."

"Hm ... Aku menghargai tekad dan kata-katamu tadi."

  Aku sangat senang mendengar hal itu langsung dari mereka. Karena dirasa sudah cukup, aku menghilangkan mereka.

"Kimito-san!"

"Vina."

"Kamu tidak apa-apa?"

"Tidak."

  Lalu, datang keempat raja dan ratu meghampiriku beserta anak-anak mereka.

"Terima kasih banyak, Kimito-dono. Kami sangat terbantu."

"Sama-sama. Kalau begitu, saya permisi."

"Iya. Eh? Tunggu-"

[Teleport]

"Dia menghilang ...."

All In My SmartphoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang