27. Feeling

18.8K 1.2K 42
                                    

~Rain POV~

Robert menepati janjinya bahwa ia akan memelukku setiap malam sebagai pengganti selimut. Lihat saja saat ini, aku terbangun di pagi hari dalam kondisi di peluk erat oleh Robert. Aku tersenyum sangat senang karena perlakuan Robert padaku yang begitu baik.

Kemudian aku melepaskan pelukan Robert di pinggangku lalu aku turun dari tempat tidur. Aku mengambil bathtobe yang tergantung di gantungan samping lemari pakaian lalu mengganti piyamaku dengan bathrobe tersebut. Setelahnya aku masuk ke dalam kamar mandi dan mandi.

Selepas mandi, aku kembali ke kamar dan mendapati Robert yang masih tidur dengan lelap. Kali ini posisi Robert tidak lagi miring seperti saat ia memelukku, sekarang Robert telentang dan sebelah tangannya ia taruh di atas perut. Aku kemudian naik ke atas tempat tidur dan duduk di samping Robert yang tertidur lalu memandangi wajah damai Robert yang sedang tidur.

Aku mendekatkan kepalaku tepat ke depan wajah Robert dan aku kembali tersenyum. Robert benar-benar tampan meski saat ia tertidur. Tidak hanya tampan, Robert dari jarak dekat seperti wanginya tercium sangat jelas. Padahal Robert masih belum mandi tapi wangi mawar tubuhnya sudah seperti parfum.

Aku kemudian mencium piyama yang di pakai oleh Robert namun ternyata aku tidak mencium wangi mawar pada piyamanya. Lalu aku mencium dada Robert yang terbuka dan disitulah aku menemukan wangi mawar itu.

Rupanya wangi itu berasal dari kulit Robert bukan dari baju yang di pakai Robert. Aku tersenyum menikmati aroma dari Robert yang benar-benar kusukai sampai-sampai tanpa kusadari, aku tidak hanya mencium dada Robert tapi kini menciumi leher Robert.

"Apa yang kau lakukan, bocah penggoda?" aku tersentak kaget saat mendengar suara Robert. Aku segera menarik kepalaku dan menatap Robert yang kini terbangun dengan wajah malu sedangkan Robert yang melihatku malah tersenyum.

"A-aku tidak sedang menggodamu" ucapku dengan tergagap. Robert kemudian bangkit dari tidurnya dan duduk di depanku.

"Lalu apa maksudmu menciumi tubuhku jika bukan untuk menggodaku?" Robert menanyakan hal yang tak mampu untuk kujawab.

Aku tidak bermaksud untuk menggoda Robert tapi aku juga tidak bisa jujur kalau aku menciuminya karena nyaman dengan wangi tubuhnya. Aku hanya menundukkan kepala tanpa bisa menjawab untuk menyembunyikan wajah maluku yang kini terasa memanas.

Dengan tiba-tiba, Robert mendorongku hingga aku terjatuh ke belakang dan punggungku langsung ambruk di atas tempat tidur. Lalu di saat yang bersamaan, Robert menindih pahaku dan mendekatkan badannya di atas badanku. Wajah Robert berhenti tepat di depan wajahku.

"Kau harus bertanggung jawab karena membangunkan sesuatu yang tak seharusnya bangun" Robert berbisik lalu menjilat daun telingaku hingga membuatku bergidik merinding dan juga geli.

Selesai menjilat daun telingaku, lidah Robert semakin turun hingga ia menjilati bagian leherku. Aku bahkan sampai mendesah karena permainan lidah Robert yang terasa sangat menggelitik di leherku.

Aksi Robert terhenti saat ada bunyi telpon di atas meja. Robert kemudian bangkit dari menindihku dan turun dari tempat tidur. Aku pun kemudian juga berpindah duduk di tepian tempat tidur. Robert kemudian menaruh gagang telpon di telinganya dan mendengarkan seorang yang yang menelponnya.

"Tamu?" Robert bertanya pada seseorang di ujung telpon.

"..."

"Baiklah" begitulah percakapan singkat Robert lalu Robert menaruh kembali gagang telpon di tempatnya.

Setelah itu Robert mengambil bathrobe dan mengganti piyamanya dengan bathrobe tersebut lalu masuk ke dalam kamar mandi meninggalkanku tanpa sepatah kata lagi. Aku pun beranjak dari dudukku dan mengganti pakaian lalu aku duduk di depan meja rias dan merapikan rambutku yang masih acak-acakan.

Love And PositionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang