1. Separation

66.3K 3.4K 85
                                    

~Rain POV~

Bau debu dari jendela tercium jelas dihidungku tatkala air hujan membasahinya. Suasana hening tanpa ada seorangpun yang berbicara. Sore hari yang begitu dingin ini membuatku merasa canggung untuk mulai berbicara pada kedua orang tuaku yang bersama-sama duduk diruang keluarga.

Perlahan disela-sela suara hujan, aku mendengar suara isakan tangis dari seorang wanita. Ketika aku menolehkan kepalaku, yang kujumpai suara itu adalah berasal dari ibuku. Aku hanya menatap diam tak mengerti dengan apa yang terjadi.

Awalnya kami berkumpul diruang keluarga hanyalah untuk menonton televisi namun karena hujan turun kami mengurungkan niat untuk menyalakan televisinya. Karena itulah sesaat setelahnya kami hanya saling diam tanpa berbicara.

Dan semuanya dimulai dengan suara tangisan ibu yang membuatku begitu sedih melihatnya. Ayah menghampiri ibu dan mengusap air mata yang mengalir dipipinya. Ayah merangkul ibu dalam dekapannya membuat ibu kembali menangis seraya membalas pelukan ayah.

"Ibu ada apa?" tanyaku yang menjadi sedih karena melihat ibu menangis

Ini adalah kali pertamanya bagiku melihat ibuku menangis. Biasanya ibu selalu tersenyum dengan ceria disepanku tapi sekarang kenapa ibu menangis.

Aku tidak tau permasalahan apa yang sebenarnya tengah dihadapi oleh kedua orang tuaku sampai mereka harus bersedih seperti ini dihadapanku. Ibu tidak menjawab pertanyaanku dan masih saja terus menangis. Aku menatap mereka dengan sedih dan juga kebingungan.

"Maafkan kami yang tidak bisa menjadi orang tua yang baik untukmu" ucap ayahku

Aku tidak mengerti apa yang dimaksud dari ucapan ayah. Ayah dan ibu adalah orang tua yang baik untukku. Aku merasa bahagia selama mereka bersama denganku. Kenangan dan kebersamaan yang kami buat membuatku selalu bahagia dan tertawa.

Ayah dan ibu adalah orang yang paling sempurna yang pernah kumiliki. Dan aku tidak akan sebahagia ini jika bukan karena mereka.

"Ayah dan ibu tidak perlu minta maaf, ayah dan ibu adalah orang tua paling baik untukku" jawabku dengan senyuman berharap itu dapat sedikit menenangkan kesedihan mereka

"Kau boleh membenci kami nak" ucap ayahku lagi dengan sedih

"Kenapa aku harus membenci kalian, aku sayang ibu dan aku sayang ayah. Aku sangat menyayangi kalian" ucapku dan menghampiri mereka lalu memeluk mereka dan mereka membalas pelukanku

Rasanya hangat ketika berada dalam pelukan ibu dan ayah membuatku merasa tenang dan nyaman. Tak berapa lama setelah kami berpelukan, ayah dan ibu melepaskan pelukannya. Ibu mengusap air matanya lalu menatapku dengan menaruh kedua tangannya yang lembut dan terasa dingin itu dipipiku.

"Ibu sangat menyayangimu Rain, maafkan ibu yang tidak bisa membuatmu bahagia kali ini" kata ibuku dengan sedih

Aku cukup bahagia bahkan aku merasa sangat bahagia bersama dengan ibu dan ayah. Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kenapa mereka mulai berbicara hal yang tidak kumengerti dan membuat suasana sedih seperti ini.

"Sepertinya mereka sudah datang" kata ayah menatap kejendela dan disaat yang bersamaan aku mendengar suara mobil yang berhenti didepan rumahku

Siapa sebenarnya yang sudah datang seperti yang diucapkan ayah. Ibu dan ayah bersedih sebelum kedatangannya, apakah mungkin merekalah yang telah membuat ibu dan ayahku bersedih.

Perasaanku menjadi tidak enak, aku merasa takut akan terjadi hal buruk pada keluargaku. Aku berdoa dalam hatiku semoga tidak terjadi hal apapun yang tidak kami inginkan dari keluarga ini.

"Tunggulah disini, ayah dan ibu akan menemui tamu sebentar" kata ayahku tersenyum dan aku hanya mengangguk sebagai jawaban untuknya

Ayah dan ibu kemudian keluar dari ruang keluarga kami menggalkanku seorang diri. Aku berlari kearah jendela dan mengintip siapa tamu yang datang sore ini. Dari jendela aku dapat melihat sebuah mobil BMW yang terparkir didepan rumahku.

Love And PositionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang