2. Danger

43 8 2
                                    

Author POV

Sudah satu minggu Jeon Jungkook terbaring lemah dengan mata yang masih tertutup. Sudah satu minggu pula Min Ara tidak benar-benar tidur, dia terus mengawasi dan merawat pasiennya itu 24 jam.
Namun selama satu minggu ini belum ada tanda-tanda maknae BTS itu akan siuman.

"Annyeong haseyo." sapa dokter Min saat memasuki ruang rawat VVIP itu.

"Ne annyeong" balas member BTS serentak. Ya, selama satu minggu ini member boygrup asuhan BigHit Ent bergantian keluar masuk rumah sakit untuk menjaga maknae kesayangannya. Meski ada manager, mereka tetap keukeuh ingin mengunjunginya.
Seperti biasa dokter Min memeriksa keadaan maknae Jeon cukup lama.

"Bagaimana keadaannya dok? Apa sudah membaik." tanya Park Jimin, dia memang member yang paling sering bertanya keadaan adik kesayangannya.

"Sejauh ini perkembangannya cukup baik, detak jantungnya pun sudah mulai normal."

"Kapan dia akan siuman?"

"Saat ini belum bisa diperkirakan, keadaannya masih lemah. Sementara kami berusaha, kami mohon bantuannya dengan doa terbaik dari kalian semua." ucap dokter Min sambil tersenyum manis.

"Ne dokter"

"Baiklah, saya permisi, saya akan kembali dalam dua jam, jika butuh bantuan, tekan saja tombol itu seperti biasa." ucapnya sambil menunjuk sebuah tombol di dinding yang terletak di atas ranjang pasien.

"Ne"

Park Jimin POV

Aku memandang adik kecilku yang kini terbaring lemah di ranjang besarnya. Kecelakaan yang terjadi minggu lalu sungguh memukulku.
Tidak kuat berlama-lama di dalam ruangan, aku pun memutuskan untuk keluar menuju taman yang ada di rumah sakit ini. Aku duduk di salah satu bangku yang kosong dan memandang kosong aliran sungai kecil di hadapanku hingga sebuah suara dan tepukan pelan di pundakku mengalihkan seluruh atensiku.

"Park Jimin-ssi?"

"Ne? Ah.. Oh.. Dokter Min, ada apa?" balasku sambil tersenyum kikuk.

"Ani, aku hanya ingin menghirup udara segar di sekitar sini dan kebetulan melihatmu, menyapamu tidak salah bukan?" ucapnya manis.

"Tentu saja." Kemudian dia mengisi ruang kosong di sampingku.

Wanita yang kini duduk di sampingku ini adalah dokter yang merawat jungkook-ku. Kalian tau? Dia sangat berperan penting saat jungkook sembuh nanti, dia sangat bekerja keras melakulan yang terbaik selama 24 jam. Jujur saja, aku kagum atas sikap profesionalnya dalam bekerja.

"Ngomong-ngomong, gamsahamnida dokter." ucapku memecah keheningan

"Mwoya? Kenapa tiba-tiba berterima kasih?"

"Telah merawat uri maknae dengan sangat baik."

"Aigoo.. Ada apa denganmu Park Jimin-ssi? Itu sudah kewajibanku, lagipula adikmu itu harus segera sembuh bukan?"

"Eoh.. Aku sangat mengapresiasi kerja kerasmu. Geundae, aku penasaran dengan usiamu, kau terlihat masih sangat muda."

"Benarkah? Aku bahkan merasa lebih tua dari Jungkook." ucapnya sambil tertawa kecil.

"Asal kau tau, jungkook sudah 28 tahun, hanya saja wajahnya yang tetap terlihat seperti bayi." jelasku diiringi kekehan kecil.

"Aku lebih muda darimu satu tahun dan lebih tua satu tahun darinya."

"Mwoya? Bagaimana kau tau usiaku?"

"Aish.. Siapa yang tidak tau kalian eoh? Aku ini termasuk dari dalah satu penggemar kalian." Ucapnya terang-terangan.

"Jinjjayo? Lalu siapa yang paling kau sukai diantara kami?" Sungguh! Aku terkejut dengan fakta bahwa dia seorang ARMY, tapi kemudian aku juga penasaran.

"Eiyy Park Jimin-ssi, kenapa kau ingin tau sekali eoh?"

"Ani, hanya saja kurasa akan sangat beruntung berada di posisi orang itu"

"Geuraeyo? Sebenarnya --"

Drrt Drrt. Ponselnya bergetar pemirsa, otomatis percakapam kami berhenti, dia dengan cepat menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya.

"Yeoboseyo?"

"..."

"MWO?" aku terkejut dengan responnya yang membelalakkan mata ke arahku.

"Jimin-ssi palliwa! Tangan jungkook bergerak!"

Min Ara POV

Aku berlari dengan kecepatan melebihi valentino rossi diikuti seorang idol dibelakangku.
Aku baru saja mendapat kabar bahwa pasienku menggerakkan tanggannya. Tentu saja aku terkejut karena pasalnya sejak satu minggu ini tidak ada tanda-tanda dia akan siuman.

"Ottokhaeyo?" tanya sang leader setelah aku memeriksa keadaan Jungkook.

"Bolehkah salah satu diantara kalian ikut ke ruanganku?"

"Ne, saya dan Yoongi yang akan pergi." sahut Namjoon.

~<I Need U>~

"Jadi bagaimana dokter?"

"Sejujurnya, kondisinya sudah cukup membaik, detak jantungnya sudah kembali normal dan lukanya tidak mengalami infeksi. Tapi--" aku menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan

"Dia tidak mau bagun!"

"Maksudmu?" tanya pria bermarga Min yang kini duduk dihadapanku

"Secara fisik, kurasa dia sudah mampu untuk siuman. Bahkan otot-ototnya pun sudah mulai bekerja seperti tadi bukan?"

"Cepatlah katakan to the point dokter!" perintah Min Yoongi tak sabar.

"Dia seperti kehilangan semangat hidupnya. Dia tidak mau bangun meski ku yakin dia mendengar semua yang dikatakan dan dilakukan orang di sekitarnya, apa dia punya masalah sebelumnya?"

"Dia tidak pernah menceritakan apapun kepada kami karena takut kami khawatir." lirih leader BTS

"Ah.. Begitukah, kurasa kecelakaan ini memang keinginannya. Mungkin dia ingin melepas semua beban dan masalahnya. Kami mohon bantuannya, kalian semua harus berusaha meyakinkannya dalam mimpinya, dia pasti mendengar semuanya!"

"Jadi apa sebenarnya yang terjadi pada jungkook?"

"Ini berbahaya! Dia enggan bangun! Dia kehilangan semangat hidupnya!"

Tbc..
Hayoooo... Siapa yang bisa bangunin Juki?

😘😘

Vomentnya ditunggu 😆

I Need UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang