3. Miracle

31 8 2
                                    

"Jungkook-ah ireonayooo.." rengek pria bernama Kim Taehyung sambil sedikit mengguncangkan tangan jungkook.

Sudah hampir satu bulan mata indah itu tertutup, dengan selang darah, selang infus, dan alat pembantu pernafasan yang lengkap. Layar monitor di samping ranjang menampilkan detak jantungnya yang teratur.

"Jungkook-ah.. Kau boleh mengataiku bantet sesukamu, kau boleh memanggilku Jimin-ssi tanpa hyung sekalipun, terserah apa maumu, tapi ku mohon.. Bangunlah!"

Jungkook, pria itu belum menunjukkan tanda-tanda akan siuman, dia tetap menutup matanya rapat-rapat seakan tidak akan terbuka lagi meski dokter bilang lukanya sudah mengering.

~<I Need U>~

"Bagaimana keadaan Jeon Jungkook?"
Blizt kamera memenuhi tempat itu dengan orang yang berdesak-desakan

"Sejauh ini sudah cukup membaik, lukanya sudah mengering."

"Apa jungkook sudah siuman? Kenapa belum ada wartawan atau penggemar yang diperbolehkan menjenguknya?"

"Kami belum memutuskan tentang itu."

Siang ini wartawan terlihat rusuh. BigHit Ent membuka informasi terbaru tentang keadaan artisnya. Dokter Min pun ikut terlibat untuk mengkonfirmasi apa yang terjadi.

~<I Need U>~

Min Ara POV

Jeon Jungkook. Pria itu.. Dia masih terbaring koma namun bagaimana bisa dia mengisi pikiranku setiap saat? Arggghhh.. Aku selalu berfikir bagaimana cara membangunkannya? Apa aku harus menyiramnya dengan air satu sumur? Atau aku harus memasang bom di dekat telinganya?

Jujur saja, menangani pasien seorang idol tidaklah semudah mengeluarkan air kencing. Walaupun bayarannya cukup "ekhm" menyegarkan mata saat melihat nominalnya, tapi itu sebanding dengan lelahku. 24 jam aku harus rutin mengecek keadaanya, belum lagi para wartawan yang keukeuh bertanya itu dan ini. Jika aku tidak muncul dihadapan mereka, mereka akan meneror SNS ku, ini pertama kalinya aku menyesal memiliki akun SNS :")

Ini jam kunjunganku untuk mengecek kondisi Idol itu, aku melihat para member BTS yang tetap setia menjaga maknae nya.

"Dokter, apakah belum ada perkembangan mengenai kesadaran jungkook? Bukankah kau bilang lukanya sudah sangat membaik? Bukankah tidak terdapat infeksi? Lalu kenapa dia belum sadar juga?" Tanya Kim Taehyung dengan lemah

"Kami sudah berusaha membangunkannya dan memanggil namanya 100 kali dalam sehari." Tambah jung hoseok dengan wajah memelas.

"Aigoo.. Jeon Jungkook-ssi, apa kau tidak merasa bosan terus tertidur seperti ini eoh? Apa kau tidak penasaran apa saja yang sudah terjadi selama kau tidur, hmm? Ototmu bisa pegal jika terus berbaring." GREAT! Ini pertama kalinya aku bermonolog pada jungkook secara langsung. Aku melanjutkannya sambil menyisir rambutnya dengan tanganku setelah aku selesai melihat kondisi dan perkembangannya.

"Geurigo.. Ya! Kau harus menjaga abs mu bukan? Karena itu bangunlah! Hmm? Kenapa maknae bangtan ini manja sekali eoh?!" Aku terus bermonolog sambil terus memainkan rambutnya. Member BTS menatapku tidak percaya. Aku sendiri pun tidak percaya dengan apa yang kulakukan, bagaimana aku bisa bersikap seperti ini kepada orang yang sama sekali tidak mengetahuiku?

"Jeon Jungkook-ssi.. Ah ani! Jungkook-ah, bukankah kau senang dipanggil seperti itu?" Baiklah, sepertinya aku mulai lupa situasi, aku merasa aneh dengan diriku sendiri.

Aku lantas mendekati telinganya
"Kumohon.. Ireonayo.. Kami menunggumu. Kami membutuhkanmu.. Jungkook-ah.."

Aku terkejut! Kalian tau? Matanya bergerak meski belum terbuka. Aku segera mengecek pergerakan matanya.

"Ada apa dokter?" Tanya Kim Namjoon

"Gerakan matanya sudah mulai aktif, tapi masih lemah."

Aku memberanikan diri memegang tangannya yang terhubung dengan selang infus dengan sebelah tanganku yang masih mengelus rambutnya, aku mengusap tangan pucatnya.

"Jeon Jungkook.. Bangunlah! Hmm?"

Bagaikan mantra yang ampuh, Jeon Jungkook! Pria itu membuka matanya lemah dengan tatapan sayu. Aku tersenyum padanya, dia menatapku sedang member BTS membelalakkan matanya dan perlahan mendekat sambil menyahut

"Kookie-ya"

"Jungkook-ah"

"Uri kook"

"Kook-ah"

Dia masih menatapku sayu, aku mengelus punggung tangannya lembut sambil berucap

"Terimakasih telah bangun, Jungkook-ah."

"Bagaimana bisa?" Park Jimin

Aku balas menatap pasienku ini sambil tersenyum

"Ini sebuah keajaiban."

Tbc..

Btw kok jadi ngebayangin ya 😄
Oh iya. Book ini belum punya jadwal up yang resmi karena author belum bisa jadwal waktu yang pas :")

Thx untuk yang udah mampir + voment 😘😘

I Need UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang