Extra.1

3.7K 363 3
                                    

Park Jimin, 01 Agustus 2018

Kala itu hujan deras.

Aku berlari namun tetap dengan hati-hati menuju halte bus di dekat rumah.

Ku pikir akan sepi di hari berhujan dengan cukup deras seperti saat ini. Tidak sepi, tapi juga tidak ramai. Hanya empat orang yang terduduk di bangku halte. Namun mataku tertuju pada lelaki itu.

Berpakaian serba hitam. Rambut tidak rapi. Beberpa tindik di telinganya. Tato kecil di bawah telinga kirinya.

Terduduk menunduk sambil menatap jari-jari tangannya yang saling berkaitan.

Rambutnya terlihat masih basah. Berarti dia tidak terlalu lama sampai disini.

Entah kenapa pandanganku tidak bisa berpaling dari lelaki itu. Mataku terus melekat padanya.

Hingga lelaki itu mengangkat wajahnya. Menengokkan kepalanya ke arahku.

Matanya kecil seperti mata kucing. Pipinya tidak chubby tapi juga tidak tirud. Bibirnya tipis berbentuk lucu. Lelaki itu menaikkan alisnya seolah bertanya padaku. Apa yang sedang aku lakukan?

Pandangan kami terputus begitu aku terkaget akan kelakson bus.

Min Yoongi, 01 Agustus 2018

Apa yang salah dari diriku? Tertidur di dalam bar sampai pagi seperti ini.

Karena jarang mendapatkan hari libur, begitu mendapatkannya aku langsung nekat pergi ke bar 24jam sendirian. Dan akhirnya tertidur hingga pagi. Untung saja dompetku aman.

Begitu keluar dari bar, terlihat sudah rintik hujan yang terbilang cukup deras.

Karena uang tunai di dompet hanya sedikit, terpaksa harus naik bus. Entah hal bodoh apa lagi yang membuatku tidak membawa mobilku sendiri tadi malam.

Sial, aku benci hujan.

Membuatku basah dan kedinginan.

Untung saja ada tempat duduk tersisa di halte.

Setidaknya aku bisa duduk sambil menghangatkan diriku.

Sudah cukup lama menunggu bus yang tak kunjung datang.

Perasaanku tidak nyaman.

Seperti di perhatikan.

Dan, benar.

Disana. Seorang anak berambut pink dengan sweater kebesarannya. Memperhatikanku tanpa berkedip.

Tidak, aku tidak berbohong.

Mata kecilnya tidak berkedip.

Pipinya sedikit memerah karena dingin. Oh jangan lupakan bentuknya yang bulat seperti mochi.

Bibirnya yang tebal berwarna pink.

Dan juga jari-jari pendek lucunya yang menggenggam ujung sweaternya.

Hm? Kunaikkan alisku bertanya secara tidak langsung.

Dia terdiam.

Pandangan kami terputus begitu bus datang.

Min Yoongi, 08 Agustus 2018

Sengaja berhenti ke halte bus yang sama.

Biarlah dikata modus.

Aku sedang mengadu keberuntungan disini. Kalau anak itu ada, berarti bagus. Kalau tak ada, aku coba lagi besok.

Tidak seperti sebelumnya.

Manusia hari ini lebih banyak.

Membuatku tidak dapat tempat duduk.

Anak itu belum terlihat.

Hampir saja aku menyerah sampai akhirnya kulihat surai merah muda. Walau sedikit tertutup tubuh lelaki tinggi disebelahnya.

Minggir sialan. Aku tidak bisa melihat wajahnya.

Park Jimin, 08 Agustus 2018

Seperti biasa, berangkat kerja bersama Taehyung.

Walau sedikit terlambat.

Taehyung melemparkan candaan khasnya yang selalu membuatku tertawa.

Perutku sampai sedikit keram karena itu.

Dia menyuruhku mengambilkan ponselnya yang dia sengaja taruh di tas punggunggnya.

Dengan segera dia memunggungiku.

Seketika mataku menatap tatapan orang lain. Dari ujung halte.

Rambut hitam legamnya, dan seluruh bentuk wajah yang masih aku ingat.

Lelaki di hari hujan waktu itu.

Bibirnya terangkat sedikit. Tersenyum ke arahku. Ku balas juga dengan senyum tipisku karena bingung harus tersenyum seperti apa.

Namun seketika terdorong ke dalam bus.

Taehyung juga ikut menarikku masuk.

Dari jendela bus aku lihat. Dia masih berdiri disana. Menatapku. Begitu juga aku yang menatapnya.

Ku pikir dia akan segera masuk ke dalam.

Tapi rupanya tidak begitu bus berjalan meninggalkannya di belakang.

~TBC~

Ini hanya seilingan aja :')

Oh iya, bagi yang ngikutin Just Like That, monggo di cek. Soalnya baru aja aku update chapter beru!!

Sweet Enough [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang