2. Sister

88 3 0
                                    

Aku mencari tempat jurusan ku berada, mencoba mencari jalan, perlu kalian tau kampus ini sangat besar dan juga sangat membingungkan, terbukti sedari tadi aku tak menemukan tempat berkumpulnya jurusan.

Ah, ku berharap mempunyai teman seperjuangan, menyenangkan bukan? Part time bersama, uh menyenangkan pastinya, aku ingin mempunyai teman yang asik haha.

Saat aku memikirkan hal itu, ada yang menepuk bahuku.

"Um, mahasiswi baru, kan?" tanya pria itu.

"Ya." balasku singkat.

Aku tak terlalu menyukai seseorang jikalau belum berkenalan, karena kau tahu? Aku takut menyinggung perasaannya ketika melakukan tindakan yang dianggap dirinya aneh.

"Ada yang bisa saya bantu?" tawar pria berkulit putih dan tinggi.

Aku memikirkan sejenak, karena aku tak tahu apa yang harus kulakukan aku memutuskan untuk menanyai arah.

"Um--

"Evans, John Evans"

"Um, ah ya, Senior Evans bisakah kau tunjukan tempat berkumpulnya mahasiswa untuk akutansi?"

"Ah, sudah kuduga, kau pasti jurusan akutansi. Mari ikut dengan saya."

Aku pun mengekori Ka Evans, tetapi, apa cuma perasaan aku saja bahwa memang sedari tadi seluruh tatapan orang mengarah ke arah aku bersama Ka Evans. Ah sudah lah.

"Hey, sedari tadi saya menanyakan sesuatu hal kepadamu, tanpa saya sadari saya tak tahu siapa kamu?"

Pertanyaan itu berhasil membuat aku terbangun dari lamunanku. Kebiasaan, selalu melamun ketika berjalan.

"Ah iya, maaf. Nama saya Scarlett, Kaka bisa manggil saya Al."

Tak sadar, aku berjalan menghadap kebawah dan

Bruk

Aku menabrak seseorang. Sial, tubuh aku menjadi sakit, tubuh yang aku tabrak itu terbuat dari apa sebenarnya? Dari besi? Haha. Saat ku ingin berdiri. Dan mencoba menegurnya.

"Hei, bisakah kau--" kata-kata ku berhenti begitu saja ketika mata tajam itu terus mengarahku. Sungguh menakutkan sekaligus menakjubkan.

Aku terus memandanginya, tanpa sadar mata biru itu terus menembus alam bawah sadarku, sampai aku tersadar akibat perkataannya.

"Hm, it's marvelous, right!? Dasar bitch!" ucap pria tua itu dengan senyuman mengejek dan di akhiri dengan wajah datarnya.

What? Bitch? Argh sial, pria tua itu!!

Author POV
Evans yang tersadar Scarlett tak ada di belakangnya kini mulai mencarinya, saat sudah menemukan keberadaan Scarlett betapa terkejutnya ia.

Scarlett sedang bersama dosen killer yang ada disekolah nya. Evans langsung menghampiri Scarlett untuk menghentikan kegiatan yang akan dilakukan oleh Scarlett. Yap, Scarlett berusaha untuk menampar dosen killer itu.

"Apa kau tak apa?"
"Maaf Mr, kejadian ini tak akan terjadi lagi."

Dosen itu langsung saja pergi meninggalkan mereka. Tanpa satu patah kata pun.

Scarlett yang menahan amarahnya membuat muka Scarlett seperti kepiting rebus. Merah. Itu satu kata yang mendeskripsikan mukannya.

Evans yang tahu bahwa Scarlett marah, ia langsung menarik Scarlett ke suatu ruangan yang tidak jauh dari mereka. Ya, tempat berkumpulnya mahasiswa baru.

Brak

Pintu dibuka dengan kerasnya, semua orang menatap Evans dan juga Scarlett, menatap dengan tatapan seperti. "Bisa lebih santai?"

Manager VS CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang