Bab 3

17 6 0
                                    

Hari ini, aku masuk ke kelas dengan perasaan senang. Ku lihat Anya yang sudah duduk di bangkunya. Dengan semangat segera kuhampiri bangku itu.

"pagi Anya! Perkataanmu kemarin membuatku takut! Sudah kubilang kan kau akan datang hari ini, "ucapku sembari menaruh tasku di tempat duduk. Aku menatap Anya yang tertunduk.

"Anya kamu kenapa? Apa kamu lagi sakit?" aku menyentuh kening Anya, tapi ia menepisnya dengan cepat. "lo jangan pernah sentuh gue,!" ucapnya dengan penuh penekanan.

" Anya kamu kenapa? " " Kenapa? Lo bilang kenapa? Gue gak sudi untuk berteman sama anak yatim piatu kayak lo! Gue itu harusnya berteman sama Gabril! " Anya berjalan ke arah Gabril. Dari jauh, aku dapat melihat.

Gabril yang tersenyum penuh kemenangan ke arahku. Ternyata benar, hujan kemarin... Membawa sesuatu yang buruk untukku. Aku ingin menangis, tapi tak bisa. Rasanya, air mata yang ingin kukeluarkan sudah habis dan tak bisa lagi menetes.

Aku hanya bisa tersenyum pedih, ketika Gabril memindahkan tas Anya ke samping bangkunya. "sudah kuduga, hujan itu adalah pertanda buruk bagiku"
****************************
Saat ini, semua murid perempuan keluar untuk melihat pertandingan basket. Sebenarnya dari dulu, aku menyukai salah satu dari pemain basket itu. Tapi ia adalah murid yang sangat populer jadi sudah dipastikan bahwa aku tidak bisa berteman dengannya.

Nama lelaki yang aku sukai itu adalah Rian. Rian adalah lelaki yang tampan, pintar, dan dingin. Aku sering baca di buku-buku,bahwa lelaki yang dingin hanya akan menunjukkan karakter dirinya yang lain pada orang yang mereka sayangi.

Ah... Kalau membayangkan itu saja membuatku ingin terbang ke angkasa karena Rian. Tapi aku sadar, karena sepertinya Anya mulai dekat dengan Rian. Tak masalah, meskipun Anya marah dan sudah menghinaku. Ia sempat membuat kenangan manis untukku meski itu hanya beberapa jam saja.

Kuperhatikan Anya menyemangati Rian dari jauh. Bahkan ia memberi Rian minum. Miris rasanya ketika melihat mereka berdua yang kelihatan cocok. Tapi itu juga tak masalah, karena aku punya hal yang lebih menyakitkan dari itu semua.

Aku berjalan menuju ke perpustakaan. Kucari buku-buku fantasy yang selalu ingin kubaca setiap hari. Ada satu buku yang sangat ingin kubaca,tapi tentu saja aku tidak cukup tinggi untuk menggapai buku itu. Saat aku sedang berusaha mengambil buku itu.

Tiba-tiba, ada sebuah tangan terjulur untuk mengambil buku itu. Aku menengok dan melihat Alex yang mengambil buku itu. Ia menaruh buku fantasy itu dan segera berlalu. Perlu kalian tahu, Alex juga merupakan murid yang populer di sekolahku. Hanya saja ia lebih misterius daripada Rian.

Saat aku ingin membaca buku itu. Gabril mengambil bukunya dan melemparnya ke rak lemari yang sangat tinggi. "hahaha... Makanya jangan coba-coba godain the most wanted sekolah ini, eh! Emang mereka mau sama gembel kayak lo? Haha, " Gabril tertawa penuh kemenangan.

Lagi-lagi aku harus mengalami ini. Sampai kapan? Sampai kapan ini akan terus terjadi? Aku tidak kuat...

  Sebuah tangan terjulur mengambilkan kembali buku yang ada di atas rak lemari itu. Alex, ia datang kembali. Alex menaruh buku itu di atas kepalaku. "simpan," dan setelah itu ia pergi dari sana meninggalkanku sendiri.
****************************
Bel tanda masuknya pelajaran sejarah pun berbunyi. Aku duduk di bangku ku sembari menatap bangku sebelahku yang kosong.

  Aku menutup mataku karena kepalaku terasa berat. Mungkin... Jika saat itu tidak ada tangan yang menjaga kepalaku,aku pasti sudah dibawa kerumah sakit.

  DUK... Semua orang melihat ke arahku. Begitupun dengan aku yang langsung membuka mataku. Kulihat tangan Alex yang ada di kepalaku. Alex menyelamatkan ku lagi dari kecorobohanku. 

  " makasih Alex, "kataku lalu segera menyingkirkan tangannya dari kepalaku. " UKS, " lagi-lagi hanya satu kata yang Alex keluarkan. Aku menatapnya bingung.

  "istirahat di UKS, " katanya lalu memalingkan wajahnya. Aku mengangguk lalu meminta izin untuk ke uks.  Tentu saja ditemani Alex.
****************************

  Aku merebahkan diriku di kasur. Sepertinya hari ini benar-benar melelahkan. Bahkan aku sampai sangat lelah untuk mengambil nafas saja. Kulihat jendela depan kamarku.

  Terdapat sebuah kertas yang bermodel seperti pesawat. Aku membuka jendela kamar dan mengambil pesawat kertas itu.

Dear Rainy

  Maaf Rainy karena aku sangat kasar padamu,tapi mau bagaimana lagi? Gabril adalah sepupuku dan jika aku tidak berteman dekat dengannya aku akan dimarahi oleh kedua orang tuaku.

Aku sungguh-sungguh minta maaf. Tapi kurasa kita akan selalu berteman bukan? Lagipula rumah kita bersampingan kok! Maaf jika kata-kataku menyakitimu, aku hanya ingin kita pura-pura tidak kenal di sekolah.

  Kamu adalah sahabat terbaik aku Rainy! Jadilah sahabatku terus.

Salam dariku
Anya ^^

****************************
Hello! Maaf kalau cerita ini boring dan lainnya. Aku mohon dukungan dari kalian ya! ^~^

Salam hangat dariku!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Rain Is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang