Bab 1

18 11 2
                                    

   Namaku Rain Faustine. Aku tidak suka namaku karena namaku itu sangat jelek menurutku. Dan namaku pula yang mengingatkanku pada satu orang yang telah meninggalkanku sendirian.

   Kini, aku berada di rumah omku. Tapi, mereka tidak pernah memperlakukanku dengan baik. Mereka tidak pernah menganggapku ada. Aku hanya bisa diam saat mereka memperlakukanku seperti itu.

   Di rumah itu, ada satu anak perempuan seumuranku. Tapi anak itu tidak menyukaiku. Ia selalu memarahiku dan menatapku sinis. Fauziyah Emery, gadis yang kerap dipanggil Emery ini sangat membenci kehadiranku di rumahnya.
****************************
   Aku keluar dari kamarku dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Kamarku berada di lantai 2 rumah itu. Aku melihat Emery yang sedang bersenandung gurau dengan Tante Alisia. Kulihat tante Alisia menatapku tidak suka.

  Aku menundukkan kepalaku dan berjalan ke arahnya. " tante, Emery aku berangkat sekolah dulu," ucapku pada mereka berdua.

   "ya udah sana pergi," balas Tante Alisia cuek. "iya, sana pergi ganggu aja, " celetuk Emery sambil memandangku sinis.

   Aku tersenyum berusaha menguatkan hatiku. Perlahan, aku berjalan menjauh dari mereka berdua. Apakah kalian pikir aku naik mobil atau motor? Maka kalian salah, aku selalu berjalan kaki ke sekolah. Meskipun aku tau bahwa dari rumah Tante Alisia ke sekolah sangatlah jauh.

  Namun aku bisa apa? Aku hanyalah gadis sebatang kara yang jelek,bodoh,dan tidak berguna. Bahkan keluarga ayahku saja tidak mau memberiku tempat tinggal. Ku tatapi sepatu hitamku. Sudah jelek dan kusam, aku melihat banyak anak sekolah yang naik mobil dan motor.

  Minder? Aku tak pernah malu meski tidak seperti mereka. Aku lebih berterima kasih pada tuhan, karena tuhan masih memberiku umur panjang hingga aku masih hidup. Meski terkadang teman kelas mengejekku, aku tak menghiraukan mereka. Karena bagiku,omongan mereka membuat kita tambah jatuh.

  Jalan demi jalan kulewati, akhirnya aku sampai di sekolah juga. Kulihat banyak anak sekolah yang menatapku dengan berbagai macam tatapan. Aku berusaha untuk tak peduli dan segera masuk ke kelas.

" eh... Anak gembel masuk sekolah lagi tuh!"
" ck... Males banget gue liat muka anak gembel,"
" anak gembel ngapain sekolah disini, "
" bener tuh, harusnya dia di keluarin aja dari sekolah ini, "

   Aku hanya menunduk dan segera menuju bangku tempat ku duduk. Di bangku itu banyak sekali terdapat coretan berisi hinaan-hinaan yang ditujukan kepadaku. Aku menahan air mataku agar tidak menangis. Dengan hati sedih, kubersihkan bangku itu.

  BRAAK... Seorang gadis menggebrak mejaku dengan keras yang sontak membuat semua murid di kelas itu melihatnya.

  " heh gembel! Kok lo masih sekolah disini? Gue pikir lo udah di drop dari sekolah ini, " ucap gadis itu dengan nada meremehkan.

   " aku gak punya salah apa-apakan? tolong berhenti untuk ganggu aku, "ucapku sambil terus menunduk.

   Gadis itu tertawa. " lo gak tau salah lo apa? Mau gue kasih tau salah lo apa? " aku dengan ragu mengangguk. Dia menatapku sinis. " salah lo itu ada pada saat lo masuk sekolah ini! Lo tau nggak sih? Sekolah ini cuman untuk orang berkelas,pintar dan kaya seperti gue!"

   Aku menundukkan kepalaku lebih dalam. Aku sudah tidak kuat. Mengapa ini harus terjadi padaku Tuhan? Aku meremas rokku karena apa yang Gabril (gadis yang menggebrak meja) bilang itu memang benar apa adanya.

  Aku segera duduk dan membenamkan kedua tanganku dia antara lengan. Tak kupedulikan lagi cibiran-cibiran orang yang mereka lemparkan padaku. Sedih, Kesal, Marah, dan Takut itulah yang kurasakan. Aku selalu mengingatkan diriku agar tidak mengingat keempat hal itu.

  Namun keempat itu terus terputar di otakku, seakan-akan mereka akan terus berada di sampingku dan tak akan pergi kemana-mana. Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Aku mengangkat kembali wajahku untuk melihat pelajaran yang akan dimulai.

  Tak lama guru IPS kami yang bernama Ibu Fernanda masuk dengan membawa seorang gadis.

    "baiklah anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru dari luar kota, jadi tolong bantu dia ya, " ujar Bu Fernanda yang dibalas siswa kelasku.

  Gadis itu maju selangkah, bermaksud untuk memperkenalkan diri. " hai semuanya! Nama gue Anya Rawnie, panggil aja Anya gue harap kita bisa berteman baik! "

  Aku menatap anak baru itu dengan penuh kagum. Bagaimana tidak? Gadis yang bernama Anya itu sangatlah cantik. Bahkan semua murid di kelasku sampai terpesona akan kecantikannya.

  " nah Anya sekarang kamu duduk di samping Rainy ya, " ujar bu Fernanda. Anya mengedarkan pandangannya. Lalu ia menatapku dan tersenyum. "baik bu,"

   Perlahan tapi pasti, gadis bernama Anya itu berjalan mendekati mejaku. Anya pun meletakkan tasnya di sampingku. " hai... Nama gue Anya! Nama lo siapa? "tanya Anya sambil mengulurkan tangan.

   " Rain Faustine, " balasku pendek. "waah... Nama yang bagus! "puji Anya padaku. Aku menunduk dan tersenyum tipis.

****************************
  Hai semuanya! Aku hanya penulis pemula jadi tolong saran dan votenya ya^~^

Salam hangat

When Rain Is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang