Chapter 1 -Kesepian

94 9 0
                                    


"Kesendirian mengajarkan kita arti sebuah kemandirian yang begitu nyata dan mungkin sedikit menyakitkan"



Pyaaarrr

"Arrgghh"
Suara yaring dan mengagetkan itu membangunkan gadis yang baru lulus sekolah menengah pertama dari tidurnya yang sangat nyenyak.
Dengan langkah tergesa-gesa dan setengah sadar gadis itu melangkah keluar kamar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah sampai di dapur
"Hiks..hiks..hiks..",suara isakan dan nafas yang tersengal-sengal memenuhi dapur rumah mewah nan elegan , gadis itu melihat seorang wanita sedikit tua yang ia panggil mama, menangis sambil memegang tangannya yang berdarah.

"Papa udah gila ya! bisa-bisanya pulang pagi buat pertengkaran dan dalam keadaan mabuk!,kapan papa bisa berubah!! aku BENCI papa, BENCI dan sangat sangat BENCI!!",
bentak gadis itu murka tepat didepan papanya sambil menunjuk-nunjuk muka papanya dan menekan kan kata benci.

Yang dibentak hanya diam sambil menatap dingin gadis perempuan atau anaknya sendiri yang membentaknya tadi.

Dibawanya wanita itu oleh anaknya menuju ruang tamu tanpa memperdulikan seorang pria yang sedikit tua yaitu papanya sedang menatap tajam kearah nya.

Sesampainya di ruang tamu gadis itu berlari menggambil P3K dari kamarnya untuk mengobati luka dipergelangan tangan mamanya. Diobatinya luka sang mama dengan perlahan dan penuh sayang namun sedikit ringisan kesakitan keluar dari mulut mamanya.

"Carissa sudah",kata sang mama sambil mendorong tangan Carissa yang ingin mengolesi obat merahnya lagi, dan dijawab anggukan oleh nya.

"Sekarang tidurlah Rissa ini masih terlalu pagi",saran mamanya.

"Tidak!! aku tidak mau mama terluka lagi",balas Rissa yang mendapat gelengan dari mamanya.

Carissa pun pergi menuju kamarnya untuk menyiapkan keperluan sekolah nya karena ini adalah hari pertama nya masuk sekolah menengah atas .

"Higgh pagi pagi udah berantem ganggu orang tidur aja",umpatnya kesal saat memasuki kamar dan langsung beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh nya.

Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi namun Carissa sudah siap dengan segala atributnya dan tas yang berisi keperluan untuk MOS di sekolah barunya. Dia pun turun kebawah untuk sarapan pagi dengan keluarga nya , tetapi saat sampai di dapur dia hanya melihat Bi Sari yang sedang mengoleskan selai kacang diroti untuk sarapan .

"Sudah bangun non,eh rapi amat",sapa Bi Sari dengan tersenyum hangat.

"Udah Bi,eh biasa aja Bi",balas Carissa dengan tersenyum juga. Dan langsung menghampiri Bi Sari.

"Kemana papa sama mama Bi?",tanya Carissa sambil duduk di kursi makan.

"Tadi tuan berangkat lebih awal karena ada meeting dan nyonya juga udah berangkat kebutiknya ",jawab Bi Sari dengan nada ramah. Hal itu sudah biasa terjadi sarapan sendirian dan hanya ditemani Bi Sari .

"Selalu saja seperti itu, apa lebih penting pekerjaan daripada keluarga?",kata Carissa sambil menatap kosong ke depan .

Bi Sari menggelengkan kepalanya tidak setuju dan memberi nasehat, "Bukan begitu non, kerja kan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup non sendiri bukan berarti papa mama non tidak sayang ".

Carissa hanya diam mencerna nasehat dari Bi Sari yang menurut nya ada benarnya juga.
Carissa langsung menghabiskan sarapannya dan berdiri dari duduknya.

"Aku berangkat dulu bi",izinnya sambil mencium telapak tangan pembantu nya itu, sudah jadi kebiasaan sebelum berangkat sekolah ia mencium telapak tangan Bi Sari sebagai pengganti dari orang tua nya.

TanairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang