2. Ravi Indifferent

5.9K 493 9
                                    

'Ckk' Davi mendecak kesal ketika tangannya tersenggol oleh orang yang berada di sampingnya

"Lo kalo nulis nyantai dong. Rusuh amat kaya bajidor" ucap davi pelan agar tidak ketahuan guru

"Apaan sih lo" balas sandra yang tidak sadar dengan ulahnya

"Liat nihh gara2 tadi lo nyenggol gue, jadi ancurkan tulisannya"

"Elahh dari dulu juga tulisan lo mah gak pernah bagus. Kaya ceker ayam yang ada"

"Dari pada lo kaya kaki gajah. Tuhh huruf O aja udah kaya kepala badak" ucap davi sambil mencoret buku sandra

"Ihh apaan sih lo coret2 buku gue" tanya sandra gak terima

"Itu balasan perbuatan lo. Jadi sekarang adil kan?"

"Tapi kan gue gak sengaja. Lagian coretan di buku lo cuma dikit. Lahh ini ngabisin satu kertas. Mubazirin buku gue lo mah" cerocos sandra

"Bodo amat"

"Dasar ngeselin"

"Biarin"

"Davi, Sandra ada apa? Kenapa ribut? Apa ada masalah??" Tanya Mrs. Dita yang sedang menatap keduanya sambil menyimpan kedua tangannya di belakang badan

"Nothing. I'm sorry miss" balas davi yang di angguki sandra

"Yasudah jika tidak ada apa2 jangan berisik dan tidak boleh mengobrol selama pelajaran berlangsung. Sekarang lanjutkan nulisnya" suruh Mrs. Dita yang di turuti keduanya.

Sandra Angelia, Dia adalah sahabat dekat Ravi dan juga davi. Sejak kecil hingga sekarang mereka memang sengaja di sekolahkan di tempat yang sama agar hubungan ketiga nya semakin dekat. Orang tua mereka pun sudah menjalin pertemanan yang cukup lama sehingga wajar saja jika anak2 nya pun menjadi akrab seperti ini.

Kelas mereka memang di sarankan untuk duduk berpasangan antara cowok cewek agar tidak canggung antara satu sama lain. Dan untungnya davi di tempatkan dengan sandra. Walaupun di sisi lain ia kesal dengan teman karib nya itu yang terkadang cerewet dan juga cuek dalam bersamaan. Namun ia tau jika di balik sikapnya itu sandra mempunyai rasa kepedulian yang besar terhadapnya.

Sedangkan di belakang mereka terdapat Ravi dan juga Metha, selain menjadi teman sebangku, Mereka juga merupakan sepasang kekasih. Setelah ravi mengungkapkan perasaannya pada metha sejak kelas sepuluh silam, hubungan mereka saat ini masih terjalin dengan baik. Walaupun masalah pasti slalu datang di setiap hubungan, namun mereka dapat mengatasinya secara dewasa.

  ***

Davi berjalan memasuki rumahnya yang di ekori oleh ravi setelah ia memarkirkan mobil merahnya itu di garasi.

"Papah belum pulang bi?" Tanya davi pada bi tuti yang sedang menyiapkan makanan untuk keduanya

"Tadi siang Bapak udah pulang den. Tapi bapak buru2 pergi lagi. Bapak nitip salam buat den ravi dan juga den davi. Katanya bapak mau pergi ke luar kota selama seminggu. Jadinya bapak nitipin aden ke bibi" tutur bi tuti yang di balas helaan nafas kasar oleh davi.

Ravi bisa melihat raut wajah davi yang murung setelah mendengar penjelasan dari wanita paruh baya yang sudah merawatnya sejak kecil itu.

Davi pun berjalan menaiki satu persatu anak tangga dengan langkah gontai untuk menuju kamarnya.

Setelah beberapa kemudian ravi mulai memasuki kamar adiknya itu tanpa izin sambil membawa nampan yang terdapat makanan dan juga dua gelas yang berisi susu dan air putih

"Belum mandi?" Tanya ravi yang mulai duduk di tepi kasur. Sedangkan yang di tanya masih sibuk dengan ponselnya

"Tadi emangnya gak denger bi tuti nyuruh turun buat makan?" Tanya ravi lagi

"Denger"

"Terus?"

"Males"

"Tapikan lo harus makan"

"Nanti aja"

"Davv.." ravi menyodorkan sendok makanannya di hadapan davi

'Ckk' davi berdecak kesal tapi dengan cepat iapun langsung melahapnya

"Papah gak ngabarin gue" ucapnya sambil menatap ponselnya

"Mungkin papah lagi sibuk. Nanti juga pasti ngabarin" balas ravi sambil kembali menyodorkan suapan nya lagi namun di tolak dengan gelengan pelan davi

"Udah" ucapnya

"Baru juga satu suap"

"Gak nafsu"

Ravi menghela nafasnya pelan, sejak kecil davi memang paling susah untuk di bujuk makan. dan kebiasaan buruk itu masih ada hingga sekarang

"Yaudah minum dulu obatnya, papah bilang dia akan hubungin lo setelah lo makan dan minum obat"

Dengan semangat davipun langsung mengambil beberapa pil yang ada di tangan ravi lalu iapun langsung meminumnya.

Sedangkan ravi hanya dapat terkekeh kecil

"Nihh" ravi memberikan ponselnya pada davi yang sudah terhubung dengan Niko, Ayahnya.

Dengan cepat davipun langsung mengambilnya

"Hello pah?"

"Hello Boy, gimana udah makankan? Obatnya udah di minum?" Tanya Niko di seberang sana

"Udah, papah kenapa gak bilang secara langsung aja ke davi kalo papah mau pergi?"

"Maaf ya, tadi papah buru2 banget karna setengah jam lagi pesawatnya udah mau take off, jadi papah gak bisa ngabarin kalian"

"Jangan lama2 perginya"

"Cuma seminggu kok dav, jangan sedih gitu dong. Kan ada ravi. Nanti kalo butuh apa2 bilang aja sama bi tuti ya"

"Tapi davi butuhnya papah. Masa iya davi harus bilang ke bi tuti"

"Pokoknya papah bakalan nyelesaiin kerjaan papah di sini secepatnya biar bisa pulang cepet dan ketemu kamu okey?"

"Hmm"

"Yaudah udah dulu ya, papah mau kerja lagi. Kamu jangan nakal, harus nurut sama ravi, gak boleh kecapean pokoknya harus jaga kesehatan. Jangan lupa minum obatny"

"Iya iya papah bawel"

Kekehan Niko terdengar jelas di seberang sana ketika mendengar ucapan anak bungsunya itu

"Yaudah papah tutup ya. Love you My son"

"Love you too pah"

Setelah itu davi pun mengembalikan ponselnya pada ravi

"Udah gak usah cemberut lagi, makin jelek lo" ucap ravi sambil menyentil dagu davi

"Apaan sih, Udah sana ahh keluar gue mau mandi" usir davi sambil mendorong tubuh ravi dengan sedikit kasar

"Yakin gak butuh gue? Palingan nanti bakal teriak2 lagi"

"Raaavvv underwear gue dimanaaa???"

"Kaos putih yang tulisannya supreme manaaaa?"

"Celana item adidas kok gak ada di lemari???"

"Kaos kaki iron man nya ilang satuuu"

Ravi berteriak2 dengan gaya yang sama seperti davi lakukan setiap harinya

"Ohh iya lo kan bermanfaat banget. Yaudah lo diem aja di sini" ucap davi lalu berjalan memasuki kamar mandi

Sedangkan ravi hanya dapat terkekeh pelan. Lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur davi untuk menunggu adiknya itu selesai mandi.







Tbc

I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang