8. Sisi lain Davi

4.6K 436 21
                                    

Hari senin merupakan salah satu hari yang tak di sukai banyak orang. Alasan utamanya karena mereka harus memulai lagi aktivitasnya setelah merasakan indahnya weekend. Dan untuk sebagian pelajar, hal yang paling memalaskan adalah ketika mereka harus berdiam diri selama beberapa puluh menit di bawah sinar matahari dan mendengarkan pidato yang sebenarnya tidak mereka pahami apa isinya.

Davi berdecak kesal karena upacara tidak kunjung selesai juga, padahal kakinya sudah tidak kuat lagi untuk menopang tubuhnya, sinar mataharipun semakin menyorot pada wajahnya. Sejujurnya ia ingin mengatakan pada ravi jika kepalanya terasa sangat pusing, namun ia terlalu malu untuk mengatakannya.

Sebenarnya sedari tadi ravipun sudah menyadari jika adiknya sedang tidak baik2 saja, terlihat dari wajahnya yang mulai memucat dan keringat bercucuran dari pelipisnya.

"Kalo udah gak kuat, ke UKS aja, biar gue anterin" Bisik ravi yang di balas gelengan kecil oleh davi

Bukan Davi namanya kalo tidak keras kepala, benar2 batu.

Para petugas PMR berjalan mengelilingi barisan upacara untuk memastikan keadaan setiap murid.  Seorang siswi yang menggunakan seragam PDU dan menggunakan syal berwarna kuning itu mulai berjalan ke arah davi karna ia melihat susuatu yang tidak beres dengan anak itu.

"Hey, lo okey kan?" Tanya nya

Sedangkan davi mencoba menetralkan penglihatannya yang mulai memburam, ia menajamkan pendengarannya agar dapat mendengarkan apa yang di katakan orang di sampingnya itu, namun hanya suara lengkinganlah yang ia dapat, kakinya sudah tidak kuat lagi berdiri, dan seketika ia merasa tubuhnya sudah benar2 ambruk.

"Daviii!!"

Sandra terlonjak kaget ketika mendengar ucapan ravi yang lumayan keras, ia menoleh ke arah barisan laki2 yang terlihat sedang berkerumunan. Apakah davi pingsan lagi??

Dan dugaannya pun benar saat ia melihat para anggota PMR dan juga ravi mengangkat tubuh davi menggunakan tandu untuk di bawa ke ruang Kesehatan.

Ada rasa nyeri yang ia rasakan ketika ia harus melihat orang yang slalu bersamanya itu terlihat lemah seperti ini lagi "sampai kapan sih lo berhenti bikin gue khawatir dav?" Lirihnya dalam hati

***

Upacara sudah selesai setengah jam yang lalu, namun davi belum juga sadar dari pingsannya, sebenarnya ravi ingin mengabari papahnya, namun davi pasti akan marah jika ia melakukan hal itu.

Seorang siswi memasuki ruang uks dan berjalan ke arah kursi panjang dan mulai duduk di samping ravi yang sedari tadi pandangannya tidak lepas dari kembarannya

"Dia baik2 aja kok, lo gak usah khawatir" Ucapnya memulai pembicaraan

"Dia sakit ataxia, apanya yang bisa di bilang baik2 aja?" Tanya ravi dengan tersenyum miris

Seketika gadis itu langsung terdiam dan mencoba menelan saliva nya secara perlahan. Apakah orang di sebelahnya ini sedang bercanda? Mana mungkin seorang bocah yang slalu terlihat baik2 saja itu mengidap penyakit mematikan seperti ini?

"Are you serious?" Tanya nya yang tidak percaya

"Menurut lo?"

Gadis itu menoleh ke arah ravi yang bersikap biasa saja. Padahal ia baru saja mengatakan sesuatu hal yang sangat berat untuk di ucapkan

"Kenapa?" Tanyanya

"Apanya?"

"Kenapa dia bisa sakit?"

"Semua orang udah punya takdir masing2"

Ia menghela nafas pelan lalu pandangannya beralih ke arah davi yang masih memejamkan matanya "sorry, kalo gue sempet nganggep ucapan lo bercanda"

I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang