Satu

141 16 0
                                    

Didedikasikan untuk
sirhayani

Selamat membaca ❤

"Melihatmu dari jauh saja mampu membuat hatiku lemah tak bersisa, bagaimana jika kamu ada di depan mata? Mungkin aku akan sesak napas seketika!"

"DANNNYYYY!!"

Teriakan memekakkan telinga itu membuat cewek-cewek yang juga sedang meneriaki nama yang sama seketika menoleh ke arah tiang bendera. Mereka mulai berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya.

Kinara Audy, cewek cantik yang tadi berteriak dari bawah tiang bendera. Anak kelas 11 IPA 4 yang baru satu minggu ini dekat dengan kapten basket SMA 45, Danny Ernanda.

"Lo nggak takut sama fansnya Danny, Ra?" Kezia menyenggol lengan Ara.

Ara menoleh ke salah satu sudut lapangan, dimana cewek-cewek pemuja Danny Ernanda bersinggasana. Di bawah pohon cemara seolah sudah diklaim oleh para fans Danny sebagai tempat paling nyaman dan paling strategis untuk menyaksikan idola mereka bermain basket di lapangan.

"Kenapa gue harus takut? Kalau mereka macem-macem sama gue, Danny pasti nggak akan tinggal diam, kok!"

"Yakin banget lo, Ra?"

Ara mendecak pelan, "Banget lah, Key. Lo tau sendiri, Danny sering ngasih perhatian buat gue, suka ngasih note penyemangat pula. Gue yakin, sebentar lagi dia pasti nembak gue." jawabnya seraya mengibaskan rambut, membuat Kezia menarik ujung rambutnya karena kesal.

"Jangan terlalu yakin sebelum dia benar-benar nyatain perasaannya sama lo, Ra. Jangan sampai lo patah hati karena ekspektasi lo sendiri!" Kezia mewanti-wanti sahabatnya itu.

Ara hanya mengangguk-angguk, pura-pura mendengarkan nasihat Kezia. Namun dalam hatinya, ia sangat yakin dengan feeling-nya, bahwa Danny benar-benar suka padanya.

"Danny ganteng banget ya, Key." ucap Ara tiba-tiba dengan sorot mata memuja. Kedua tangannya menyatu di bawah dagu. "Udah ganteng, pinter, jago main basket, kurang apa lagi coba? Dia cuma kurang gue jadi pacarnya aja, Key."

"Serah lo deh, Ra!"

"Gila ya, Key, ngeliat dia dari jauh aja bisa melemahkan hati gue, gimana kalau dia ada di depan mata? Bisa-bisa gue sesak napas mendadak! Sedahsyat ini efek jatuh cinta sama Danny." celoteh Ara sambil memegangi dadanya.

"Lebay!"

💫

Istirahat kedua hari ini terasa berbeda di kelas 11 IPA 4. Informasi akan ada ulangan Matematika mendadak membuat seisi kelas merelakan jam istirahatnya untuk menyelami rumus-rumus.

"Aduh, Ra, sumpah gue pengin nyerah ajaa!" Kezia menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Ngadepin rumus aja lo nyerah duluan, gimana mau ngadepin doi yang nggak peka?"

Perkataan Ara barusan membuatnya mendapatkan serangan buku paket matematika di kepalanya. Ara sudah akan mengumpat, tapi kedatangan Farah membuatnya melupakan niatnya itu.

"Ada titipan buat lo, Ra."

Ara menerima kantong keresek hitam yang Farah berikan. "Dari siapa?"

Farah mengangkat bahunya, "Katanya suruh buka aja."

Setelah Farah pergi ke bangkunya, Ara membuka isi kantong keresek tersebut. Sebungkus roti rasa keju, sebotol kecil air mineral, dan sobekan kertas dengan tulisan rapi.

Gue tau lo nggak sempet ke kantin.
Jangan lupa dimakan ya :)

D.E

"Dari siapa, Ra?" tanya Kezia yang sedang mengintip kertas itu.

"Danny," Ara tersenyum manis sambil memeluk sebungkus roti tadi. "Sweet banget ya dia."

Kezia hanya menanggapi dengan anggukan, sebelum akhirnya memilih kembali berkutat dengan rumus trigonometri.

💫

"Hai, Ra,"

Ara terkejut ketika melihat Danny sudah ada di depan kelasnya.

"Eh, hai, Dan."

"Udah mau pulang?" Pertanyaan Danny dibalas dengan anggukan oleh Ara. "Mau bareng gue?"

Ara mematung di tempatnya. Berusaha menahan sekuat mungkin agar tidak berteriak. Demi apa, Danny Ernanda mengajaknya pulang bareng?

"B-boleh," jawab Ara.

"Ayo!"

Ara mengikuti langkah Danny. Ia tidak dapat menahan bibirnya agar tidak tersenyum.

"Ara!"

Panggilan itu membuat Ara menghentikan langkahnya tepat di belakang motor Danny.

"Kenapa, Van?"

Elvan menghampirinya dengan napas tidak beraturan setelah mengejarnya tadi.

"Jadi nemenin gue ke toko kue kan?"

Ara menepuk dahinya keras-keras. Bodoh! Tadi pagi dia sudah janjian dengan Elvan untuk membeli kue ulang tahun untuk adik Elvan. Tapi dia juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk pulang bersama Danny.

"Ng.. Van, kalau lo sendirian nggak papa kan?" Ara berucap dengan hati-hati, takut mengecewakan Elvan. Meski kenyataannya ia memang sudah membuat sahabatnya itu kecewa.

Elvan yang baru menyadari sosok Dany ada di belakang Ara langsung mengerti situasi. "Oh, iya nggak papa, Ra. Kalau gitu gue duluan ya. Lo pulang sama Danny, kan? Hati-hati ya."

Setelahnya Elvan menuju motornya. Meninggalkan Ara yang masih menatapnya dengan rasa bersalah.

🌠

Cerpen Is That You? ini aku buat untuk mengikuti Giveaway novel Persona karya kak sirhayani

Semoga bisa baper bersama-sama dengan kisah ini ❤

Wish me luck 🙏😇

Love,

LiiaLy

Is That You? #GAPersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang