And then...

878 130 90
                                    

Title: And then...

Barista: dhyunnasworld

Genre: Angst, Romance, Hurt, Infidelity

Main Cast: DeepWink

Rate: T+

***

Jihoon tersenyum miris, matanya mengerjap beberapa kali guna menghalau kristal bening yang hendak keluar sedari tadi.

Rasanya begitu menyakitkan.

"Jihoon sayang? Kau baik-baik saja, nak?" Tepukan halus dipundak yang diberikan Baekhyun -lelaki manis yang berperan sebagai ibunya- berhasil menarik atensi Jihoon.

Jihoon menoleh sesaat sebelum menggeleng cepat dengan senyuman mengembang.

"Aku baik-baik saja, Ma. Kenapa?"

Lelaki manis yang lebih tua memandang sang anak dengan tatapan menelisik curiga. Ia begitu mengenali sang anak sehingga tahu ada kebohongan yang tersimpan dibalik senyuman lebar itu.

Mendesah, Baekhyun pun mengelus lembut surai sang putra. "Kau bisa ke toilet dulu sambil menunggu Papa datang. Wajahmu sedikit pucat, Nak."

Jihoon menggigit bibirnya, merutuki akting buruknya yang dapat dengan mudah dibaca oleh sang Mama. Mamanya benar-benar mengenali dirinya.

"Tidak perlu, Ma. Aku hanya gugup. Pertama kali makan malam bersama klient Papa membuatku sedikit gelisah." Elaknya, semaksimal mungkin berusaha untuk membalas tatapan sang Mama dengan penuh keyakinan.

Baekhyun kembali mendesah, percuma jika ia memaksa. Jihoon bukan lagi bocah kecil ingusan yang akan mengadukan segala hal kepadanya. Anaknya sudah dewasa dalam menyelesaikan masalahnya sendiri, walaupun nyatanya Baekhyun selalu ingin menjadi pelindung putra manisnya.

"Kau tahu kan kau bisa menceritakan apapun kepada Mama?"

Jihoon mengangguk paham, masih dengan senyuman manis diwajahnya.

"Aku masih bisa mengatasinya, Ma."

***

Senin pagi, kelas pagi. Entah kesialan apa yang ia dapatkan sehingga memiliki jadwal sial seperti ini.

Jihoon sedikit menggerutu, berlari menerobos lautan para mahasiswa di koridor dengan jantung berdegup kencang.
Ia tidak memiliki siapapun yang dapat ia salahkan selain dirinya sendiri atas keterlambatan ini. Salahnya sendiri yang menatap layar ponselnya semalaman, berharap ada sebuah nama yang begitu ia rindukan untuk muncul dilayar, setidaknya membalas rentetan pesan yang ia rangkai sedemikian rupa.

Sialnya. Hal yang diharapkan tidak pernah terjadi. Jangankan mendapatkan balasan, bahkan pesannya pun sama sekali tak dibaca oleh penerima.

Sungguh. Hal itu sedikit melukai hatinya.

"Astaga Jihoon! Kau bisa saja mati berdiri jika Pak Kyungsoo tiba lebih dulu!"

Suara melengking Hyungseob layaknya kata sambutan yang begitu menyejukkan hati. Sebagai penanda bahwa ia selamat dari cengkeraman dosen maut.

Jihoon meringis, mengambil duduk disamping sahabatnya sembari mengeluarkan sebuah binder beserta pulpen dari tasnya.

"Aku kesiangan. Terlalu banyak pikiran membuatku sulit untuk tidur." Terangnya tanpa menoleh sedikit pun ke lawan bicara.
Hyungseob, lelaki manis yang berpangkat sebagai teman semasa kecilnya itu mendengus sebal. Dia cukup peka untuk tahu apa yang terjadi.

Bitter Chocolate [Winkdeep]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang