2

238 47 12
                                    

--*Jaeyong*--

Dengan mata terbelalak, kedua makhluk yang berbeda itu saling menatap. Bahkan dengan posisi kedua lengan Jaehyun yang menjadi bantalan si makhluk dongeng. Tentu saja dengan bibir yang masih saling menempel.

Jika dilihat sedekat ini, wajah peri di hadapan Jaehyun tersebut terlihat berkali-kali lipat lebih rupawan. Apa lagi wajahnya sekarang telah membesar seukuran manusia. Kerupawanannya sungguh mengalihkan dunia Jaehyun.

Dahinya tertutup poni biru yang menjuntai sampai mata. Mata besarnya yang bulat, beriris biru dan berbinar-binar. Saat mata indah itu berkedip, bulu mata panjangnya menyapu mata Jaehyun.

Merasa geli, Jaehyun pun tersadar. Namja bersurai dark brown itu menjauhkan wajahnya dari si peri. Kemudian ia menatap si makhluk mungil yang tidak bisa lagi disebut mungil.

Fisiknya masihlah sama. Surai light blue yang sama, wajah kelewat rupawan yang sama, mata doe biru yang sama. Bahkan pakaiannya pun masih sama.

Namun ia seolah membesar beribu kali lipat!

Mendapat tatapan intens dari Jaehyun, seketika membuat pipi si peri memerah. Ia pun menutup wajahnya malu. Bahkan ia lupa jika masih menggunakan lengan Jaehyun sebagai bantal.

Menyadari itu, sang manusia gelagapan, "Eh, maafkan aku."

Makhluk dongeng itu terlihat mengangguk. Kemudian ia berusaha mengganti posisinya dari berbaring di atas meja hingga duduk dengan kaki yang menjuntai di sisi meja. Otomatis Jaehyun juga bangun dari posisi telungkupnya.

Peri es itu menundukkan wajahnya, seolah masih malu dengan Jaehyun. Kedua tangannya meremas-remas ujung kausnya sendiri karena gugup. Entah kenapa ia sama sekali tidak berani bertemu pandang dengan pemuda di depannya.

Jaehyun merasa gemas sendiri melihat tingkah peri ini. Irisnya menelisik si peri, seperti mematrikan sosok tersebut dalam benaknya. "Bagaimana mungkin kau menjadi sebesar ini?" tanyanya.

"Tidak tahu" jawab si peri yang terdengar seperti cicitan. Ia melirik Jaehyun takut-takut dari ujung matanya.

Mendengar suara si peri, dada Jaehyun tiba-tiba berdesir. Bukan desiran pertanda firasat buruk, melainkan desiran yang lebih terasa menyenangkan. Suara makhluk fantasi ini terdengar sangat halus di telinganya. Membuat Jaehyun ingin mendengarnya lagi dan lagi.

Si peri yang masih menunduk melanjutkan, "Tiba-tiba aku membesar. Kupikir kau tahu apa yang terjadi."

Jaehyun terdiam mendengar ucapan si peri yang tersirat kesedihan. Dan entah kenapa itu berhasil membuat Jaehyun ikut merasa sedih. Namun sungguh ia tidak tahu apa yang membuat makhluk dongeng ini membesar.

Tiba-tiba si peri mengusak rambutnya sendiri dengan frustasi. "Haih, dia pasti tidak mengerti apa yang aku katakan!" gumamnya, mengira itulah yang menyebabkan Jaehyun tidak menanggapi. "Aku tidak bisa bahasa manusia," sambungnya, terdengar ingin menangis.

Tak ingin makhluk menggemaskan ini menangis, Jaehyun buru-buru berkata, "Aku mengerti ucapanmu."

Si peri langsung mendongak menatap Jaehyun. "Kau... mengerti?" tanyanya tak yakin.

Jaehyun mengangguk disertai senyum menenangkan. "Aku memahamimu meskipun sepertinya kau tidak bicara dalam bahasa manusia," jawabnya.

Makhluk dongeng itu mengangguk, "Aku berbahasa peri, tapi aku mengerti bahasa manusia."

Mata Jaehyun membulat takjub. Padahal tadi pagi ia hanya mendengar suara lonceng saat peri es ini berbicara. Namun sekarang ia malah bisa mengerti bahasa peri. Menakjubkan!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Little Fairy [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang