Seokjin meremas sedikit takut sebuah surat yang terkirim atas namanya. Jelas sekali itu untuk dirinya namanya Kim Seokjin terpampang nyata disana. Yang membuatnya takut adalah ini adalah surat yang ke 8 yang diterimanya hari ini. takut sekaligus geram, kali saja ini adalah tindakan kaum jahil yang ingin mempermainkannya. Tapi, apa iya ada orang seniat itu mengerjainya?
Surat itu berwarna coklat ada nuansa klasik yang unik dikarenakan ornamen meliuk disekeliling body amplop surat itu. Seokjin ta berniat membaca namun selalu saja dia merobek bagian amplop surat dan mendesah membaca isi surat tersebut.
Kepada yang terhormat
Kim Seokjin
Kami mengundang anda untuk bergabung disekolah kami Falltangel School. Nama anda telah terdaftar di Anemon Genus. Mohon segera konfirmasi kehadiran anda dengan mencap surat ini dengan setetes darah anda.
Note: Kami akan terus mengirim surat sampai ananda mengkonfirmasi.Tertanda
Headmaster Bang“Apa yang kau lakukan disana Jin? Bantu ayah menata piring” suara ayahnya menyadarkan Seokjin. Bergegas menghampiri ayahnya.
“Apa masakan ayah hari ini?” Seokjin menata dua pring, dua mangkuk dan dua pasang sumpit lalu mengmbil tempat disebelah ayahnya duduk untuk menikmati masakan sederhana ayahnya.
“Hanya telur balado dan sup jagung” Seokjin tersenyum bersemangat meletakkan surat yang baru diterimanya asal. Mengambil nasi dan lauk untuk ayahnya lantas mengambil untuk dirinya sendiri.
“Bagaimana kuliahmu Jin? apa ada masalah?”
kebiasaan sang ayah saat mereka mulai menyuap makanan kemulut. Berbicara saat makan memang tak sopan tapi percayalah Seokjin malah merasa hal itu menyenangkan.
“Biasa saja yah. Dosennya masih kejam. Tugasnya banyak” keluhnya sembari memasukkan apa saja kedalam mulutnya dengan lahap.
“Seokjin-ah apa kau menerima surat?” seokjin memandangi ayahnya sedangkan ayahnya menatap lurus kearah surat yang terletak tak berdaya dimeja makan tepat disamping piring Seokjin.
“Surat iseng ayah. Mungkin ada orang kurang kerjaan mengirimiku surat aneh. Tak usah dipedulikan” Seokjin berusaha untuk tak mengacuhkan surat itu dengan mengambil dua butir lagi telur balado buatan ayahnya. Namun yang terjadi kemudian dirinya hampir tersedak saat dengan nada santainya sang ayah berkata
“Itu dari Falltangel School kan? mereka baru mengirimimu sekarang?”
.
.
Seokjin berguling tak karuan di ranjang abu-abunya. Menganggap orang tua sendiri gila itu dosa tidak yah? Hal ini bukan tanpa alasan. Ayahnya berkata bahwa mereka memiliki garis keturunan malaikat. Alias dirinya seorang malaikat begitu?“Konyol sekali ayah. Kali ini lawakannya tak lucu” gerutunya.
Usianya kini 22 tahun dan dia mahasiswa akhir di salah satu Universitas seni terkenal di kotanya. Dia sedikit tak terima jika ayahnya memberi tipuan kecil dengan mengatakan sesuatu tentang malaikat. Makhluk yang tak bisa dilihat oleh manusia.
Tok tok
“Boleh ayah masuk?” itu ayahnya yang mengetuk. Choi Siwon dengan senyuman teduhnya menghampiri putra satu-satunya.
“Ini ada surat lagi” Ujarnya menyodorkan surat ke Seokjin yang duduk menghadap dirinya.
“Ayah kita harus lapor polisi. Orang ini mengirimiku surat terus menerus. Aku takut dia penguntit cabul ayah. Anakmu ini bisa saja dinodai oleh pengirim surat tak jelas ini” ucap Seokjin polos penuh kekhawatiran. Pecah tawa Siwon mendengar ucapan Sekjin.
“Tidak anakku. Aku tahu kamu pasti merasa ini gila. Tapi surat di hadapanmu itu benar adanya.”
Seokjin memandang bingung ayahnya. Sang ayah mengambil tempat tepat di samping Seokjin duduk diatas ranjangnya. Siwon mengamati kamar anak tunggalnya. Warnanya didominasi Abu-abu dengan memadukan beberapa hiasan hitam putih. Sedikit berbeda dari kamarnya yang serba putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLTANGEL SCHOOL
Fiksi PenggemarSeokjin tak pernah membayangkan dirinya terjebak dalam sebuah sekolah dengan mahkluk-makhluk aneh yang mengatakan diri mereka Fallen Angel. Seokjin hanya manusia biasa pada awalnya. Namun sialnya sebuah surat mengubah segalanya. Haruskah dia menyesa...