(g) bunda house

440 48 2
                                    

Masih setia duduk di bangku halte, Yeri dan Tzuyu rela berlama-lama menunggu Jungkook yang janji akan menjemputnya. Sekitar duapuluhmenit yang lalu, anak laki-laki itu izin untuk pamit pulang sebentar untuk membawa mobilnya. Padahal Yeri sudah menolaknya agar tidak perlu serepot itu, namun Jumgkook si keras kepala tetap ingin pada kemauannya. Dengan alasan biar Tzuyu juga ikut bersama mereka. Tzuyu yang semulanya ingin diantar pergi dengan Mingyu mau tak mau mengalah agar ikut ke mobil, agar Jungkook tetap di izinkan membawa mobilnya.

Tzuyu yang duduk berjarak lima jengkal dari Yeri sedang sibuk menghubungi Mingyu. Alih-alih berbicara lewat telfon, Tzuyu menceritakan ke Yeri apa yang Mingyu jelaskan. Mingyu bilang, Jungkook menitipkan motornya di rumah Mingyu. Dan meminta Mingyu untuk mengantarnya pulang kerumah untuk mengambil mobil. Dan juga Jungkook meminta Mingyu agar nanti selesai acara menjemput Tzuyu.

"Kenapa kita tidak pulang bersama?" Yeri bertanya.

Tzuyu menutup panggilan, lantas menggeleng. "Mungkin dia mau pergi ke suatu tempat dulu sama kamu."

Tak lama dari itu, sebuah mobil BMW berwarna putih berhenti tepat di depan mereka berdua. Yeri dan Tzuyu segera masuk kedalam.

"Ih by, kenapa kamu duduk disana!?" Jungkook memutar tubuhnya, memprotes.

Yeri menutup pintu, alih-alih ia menyahut. "Tzuyu butuh teman bodoh! Kau mau menjadikan adik sepupu mu ini sendirian, bagaikan patung yang tidak dianggap keberadaannya?" Yeri mendelik tajam.

Jungkook mendengus kesal, kembali ke posisinya. Lain dengan Tzuyu, perempuan itu dengan manisnya terkekeh. Dengan cekatan Jungkook membawa mobil putih yang sudah tak lama ia pakai itu menerobos jalan besar ibu kota.

Sekitar dua puluh menit, Jungkook memarkirkan mobilnya itu di pekarangan sebuah rumah bernuansa kayu. Yeri dan Tzuyu turun, disusul Jungkook. Sehabis itu, Jungkook yang berjalan lebih dahulu.

Pelayan di rumah itu menyabut ramah, Tzuyu dan Jungkook biasanya mamanggilnya dengan sebutan nenek, dikarenakan umur wanita paruh baya itu sudah berkepala lima. Jungkook pernah bercerita, nenek itulah yang merawat Tzuyu atau sekedar menjaga Jungkook.

Dari pintu masuk, Jungkook menuntun Yeri dan Tzuyu ke ruang keluarga. Sesampainya, Jungkook langsung berhambur memeluk bundannya dari belakang.

"Malam bunda ku!" Jungkook berujar.

"Malam bunda." Yeri memberi salam.

"Malam bun." Tzuyu pun melakukan yang sama.

Bunda yang masih di peluk Jungkook berusaha memutar tubuhnya, membuat laki-laki itu harus ikut berputar. Bunda tersenyum. Yeri membungkuk sopan.

"Adek! Siapa nih, yang datang!" Bunda sedikit mengeraskan suaranya. Mendongak, pada lantai dua.

Jungkook mendengus, sama seperti bunda melihat ke lantai dua. "Udah besar bun, masih aja di panggil adek."

Tak lama, pintu bercat biru disalah satu lantai dua terbuka. "Ka Yerim!" Teriaknya begitu keluar dari salah satu kamar.

"Yaa! Suara mu kecilkan!" Jungkook memprotes sambil memperhatikan manusia hiperaktif itu yang sedang menuruni tangga. "Jeon Somi!" Panggil Jungkook.

Perempuan yang malam itu di balut kaos biru muda dan ripped jeans selutut segera memberhentikan langkahnya, tepat pada tangga terkahir. Sudah masalah bila kakaknya itu menyebut nama lengkapnya.

Somi menatap takut. Jungkook sedikit tajam. "Perhatikan langkah, kalau jatuh bagaimana?" Jungkook memprotes lagi.

Somi mengerucutkan bibir sekilas, lantas melanjutkan langkahnya. "Kapan kakak berhenti memarih ku?" Ia bertanya, namun tak berani melihat wajah Jungkook. "Ka Yeri! Ka Tzuyu!" Begitu sampai, Somi menghambur dan segera memeluk kedua perempuan yang ia sebut itu dalam satu dekapan.

"Aah, kapan tangan ku ini panjang, ya?" Somi menggerutu dalam pelukan.

Yeri terkekeh kecil. "Untuk apa?"

Somi mendongak, agar bisa melihat jelas wajah kedua perempuan yang selalu dekat dengannya. "Biar aku bisa meluk leluasa. Lihat, aku tidak bisa menyatukan kedua tangan ku dibalik punggung kalian."

Yeri dan Tzuyu hanya dapat terkekeh. Tak lama Somi melepaskan pelukan. Bunda mengajak ke ruang makan, untuk makan malam bersama. Itulah tujuan mereka datang kesini, bertemu Somiㅡmengabulkan permintaan anak bontot itu, dan makan malam bersama.

"Yaa, Somi!?" Jungkook memanggil. Somi terhentak dan memeriksa kebawah kakinya, sepertinya Jungkook sengaja melakukan sesuatu di bagian kakinya. Somi yang duduk berhadapan dengan Jungkook menajamkan matanya, lantas terdiam menunggu kakaknya itu melanjutkan ucapannya. "Kenapa tidak makan diluar saja, sih? Kau ini, suka sekali merepotkan bunda."

Somi berdecak, kedua bola matanya berputar pelan. "Diam dan makan saja, apa itu susah?" Jungkook melotot. "Lagi pula aku kan, tidak mengundang mu. Aku hanya ingin melihat kedua kakak ku, kau siapa? Kakaku memang?"

"Yaa, Jeon Somi!"

Somi menjulurkan lidah, lantas terkekeh. Bunda, Yeri, dan Tzuyu hanya bisa tertawa sambil menggelengkan kepala.

Satu jam, makan malam di bumbui perbincangan kecil, selesai. Satu jam sisanya bermain. Waktunya untuk pulang. Yeri pamit, sedangkan Tzuyu akan menginap selagi Somi di rumah itu. Jadilah, dalam mobil saat ini hanya terisi Yeri yang sudah kelelahan dan Jungkook yang nampak biasa saja.

Auth note

Dikit? Memang. Yaa namanya juga cuma one shoot. Pendek2 say :)
Thank you!


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang