Part 1

530 50 0
                                    

Beberapa kali kucoba mengerjapkan mata, tubuhku lelah. Aku lelah, sangat lelah. Tinggal diantara himpitan kota dengan gaya modern yang tak bisa kugapai.

Bekerja dengan sebuah alasan, aku masih punya tanggung jawab atas adikku. Tubuhku bersandar di sofa pantry kantor tempatku bekerja.

"Nona Kim.. apa kau sakit?"tanya Nona Kwon menginterupsi pikiranku.

"Unnie... Aku minta maaf jika kerja ku hari ini tidak maksimal."aku merasa tak enak dengan keadaanku yang seperti ini.

"Jika kau mau kau bisa pulang. Semua pekerjaanmu kemarin sangat memuaskan ... "Ucapnya sembari tersenyum.

Aku hanya tersenyum mencoba bangkit dari dudukku.

"Istirahat lah dirumah. Aku tahu kau lembur beberapa hari ini karena menggantikan pekerjaan tuan Cho sekaligus"nona Kwon menepuk pundak ku halus.

Ah iya.. benar.. bahkan aku sudah lama tidak merasakan empuknya kasurku karena tertidur di sofa! Pikirku sudah dipenuhi oleh tidur.

"Gomawo."aku menunduk dan meninggalkan nona Kwon di pantry. Bergegas keluar dari kantor dengan sejuta masalah yang tak henti.

Kakiku mengayun berjalan kearah halte bus yang tak jauh dari kantor.

I'm home! Hanya kata itu yang kuucapkan saat sudah memasuki bus yang menuju apartemen dimana aku hidup.

15 menit menempuh perjalanan yang sedikit membuatku menahan kantuk akhirnya sampai.

Apartemen peninggalan appa sebelum ia memutuskan untuk menikah lagi dan tinggal di Jepang bersama keluarga barunya. Terlihat masih terawat.

Beberapa digit passcode ku tekan dan berbunyi saat sudah tak terkunci.

Guk guk! Kedatanganku ternyata sudah disambut oleh Ginger-anjing yang sengaja ku beli untuk menemani dongsaengku.

"Anyeong Ginger... Dimana Taehyung?"aku mengusap kepala Ginger dengan gemas saat tanganku yang lain melepaskan heels yang tadi kupakai. "Dimana anak itu?"tapi yang kudapat hanya gonggongan.

Aku berjalan menuju ruangan dimana Taehyung biasa menghabiskan waktu siangnya.

Aku melihat namja yang masih kuanggap kecil itu tertidur dengan laptop yang masih memainkan lagu Canon milik Johann pachelbel.

Tanpa kusadari mulutku sudah menyunggingkan senyum.

Tak ada penyesalan karena kau terlahir dengan kekurangan! Aku mengingat ucapan dr. Park

Saat appa dan eomma menantikan Taehyung terlahir di dunia, aku juga ikut bahagia. Tapi saat Taehyung berumur 2.5 tahun, namja mungil itu sudah menunjukkan hal-hal yang berbeda dari anak-anak kebanyakan. Terlambat bicara dan tak mau merespon ucapan appa dan eomma. Hingga mereka membawa Taehyung kecil ke rumah sakit. Air muka mereka berubah ketika dokter mendiagnosis Taehyung terkena syndrome autism.

Yang paling tidak terima kenyataan bukanlah appa. Tapi eomma, keadaannya memburuk dan sering marah terlebih pada Taehyung saat anak itu menangis. Eomma mengajukan perceraian yang tidak pernah terpikirkan oleh appa.

Mereka memang berpisah, tapi mereka masih menghubungi kami. Sehingga perpisahan mereka tidak terlalu membuatku terpuruk. Tapi keadaan itu tak berlangsung lama. Kami benar-benar kehilangan eomma.

Beberapa saat kurasakan Taehyung mulai terusik tidurnya karena tanganku yang mengusap kepalanya.

"n-nuuna... Kau sudah p-pulang?" tanyanya saat sudah menyadari keberadaanku.

WHEN THE SUMMER NEED RAIN X BAEKYEONWhere stories live. Discover now