Hukuman

8.9K 426 8
                                    

Warning!!!

Cerita ini mengandung unsur Yuri atau Lesbian dan berisikan konten dewasa.
Bagi yang phobia atau tidak berkenan silakan tinggalkan cerita ini tanpa meninggalkan komentar yang buruk. Silakan berkomentar setelah membaca keseluruhan cerita.
Typo tolong beritahu.

Terima kasih

Hinata memasak sarapan pagi ini dengan wajah memerah pekat hingga ke telinganya dan dahi mengernyit seperti menahan sakit. Setetes dua tetes keringat mulai turun dari sekitar pelipis dan dahi putih miliknya. Rupa Hinata sungguh sangat mengkhawatirkan pagi ini.

Nafasnya kian tersengal dan memburu seolah ia baru saja berlari sejauh puluhan kilometer. Merasa tak sanggup lagi memasak, ia segera mematikan kompornya dan membiarkan sarapan paginya tetap pada tempatnya.

Tangannya kini memegang tepian wastafel dengan erat setelah ia mencuci tangannya bersih. Kakinya terasa begitu lemas dan tak bertenaga.

"Sa-sakura-chan.. tolong.. hahh.. hahh.."

Hinata memanggil nama kekasihnya putus asa. Namun yang dipanggil tak menyahutnya sama sekali. Dan lagi ia tidak tahu apakah kekasihnya berada didekatnya atau tidak.

"Kumohon.. Sakura-chanhh.."

Kali ini ia bersuara lebih keras dengan airmata yang mulai turun dari manik lavendernya. Ia sudah tidak kuat lagi.

Ia masih berdiri di depan wastafel dengan apron berwarna merah muda menempel ditubuhnya.

Drrrtt.. drrttt..

Suara getaran terdengar nyaring dengan tempo agak cepat tapi teratur, dan ketika itu pula tubuh Hinata merosot jatuh dengan lutut sebagai penopang tubuhnya dan tangan tetap memegang tepi wastafel serta kepala tertunduk.

Ketukan sepatu hak tinggi menyapa pendengarannya dan ia memutuskan untuk menoleh. Ia lihat kekasihnya berjalan tergesa menuju dirinya membuat hatinya sedikit senang.

"Bagaimana keadaanmu sayang?" Sakura berjongkok serta meraih kedua tangan Hinata dan menggenggamnya.

"Haahh.. haahhh.. Sa-sa-sakuraahhh!"

Sakura menyeringai senang mendengar erangan frustasi Hinata.

Segera ia tekan tombol hard pada remote kecil ditangannya dan getaran vibrator serta dildo didalam kedua lubang Hinata bergerak meliuk-liuk semakin cepat dan keras menghantam prostat dan lubang rahimnya.

Hinata semakin blingsatan dan cairannya keluar begitu banyak. Desahan dan lenguhannya semakin tak terkendali membuat siapa saja yang mendengarnya terbakar gairah seketika.

Sementara Sakura kembali ke meja makan dan memakan sarapan yang dibuat Hinata dengan khidmat. Tak terusik sama sekali dengan suara-suara erotis yang dibuat Hinata.

Dalam hati Hinata berjanji tidak akan pernah melakukan kencan buta lagi dengan pria manapun termasuk Naruto Uzumaki, pria yang sejak dulu ia suka walau si pemuda sangat tidak peka padanya. Atau Toneri Otsutsuki yang justru memuja dirinya.

Meski hukuman yang diberikan sang kekasih begitu nikmat, tapi yang namanya hukuman tetaplah tidak menyenangkan.

Masih terngiang jelas ucapan Sakura tadi malam bahwa dia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah yang terlampau besar ini sambil menggunakan dildo dan vibrator yang terus mengaduk lubangnya dan hanya dengan memakai seutas g-string serta apron merah muda milik Sakura.

-END-

Pas banget itu 400 kata.
Btw, ini cerita genre yuri pertama kalinya setelah dua cerita sebelumnya YAOI SASUNARU yang lagi diedit habis-habisan
/gaknanya

Cerita ini dibuat karena penulis merasa kasihan sama istri-istri officialnya sasunaru alias sakuhina hohoho

Aku fujoshi, dan baru-baru ini ada temen yang seorang yuri dan bisex juga jadi aku merasa terinspirasi aja sih hohoho
/gaknyambung

Tapi penulis tegaskan yah, penulis ini straight lurus ga belok dan sudah menikah. Tapi kita bisa berteman dengan siapa saja asal kita pandai menjaga dan membawa diri kita.

~kawaiikuni-chan~

Sakuhina X SasunaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang