Fifth

1.4K 54 0
                                    

***

Bugh... Bugh...Bugh... Bugh

Keringat yang bercucuran, rasa sakit di kedua tangan ia abaikan. Masa lalu yang kembali ia ingat membuat ia ingin menghancurkan segalanya. Ia terus saja memukul dan menendang samsak yang ada di hadapanya. Hingga handphone yang berwarna rosegold miliknya berdering. Ia menyudahi acara memukul dan menendang samsaknya. Ia segera menyambar botol minum dan langsung meminumnya. Ketika ia melirik layar Hp nya yang menyala ternyata Alvin menelponnya.
u


Dengan nafas yang masih tersenggal - senggal ia menjawab telpon itu.

"Halo Kenapa kak? "
"Lo dimana? "

Dengan nafas yang masih tersenggal - senggal, ia menjawab.
"Dirumah kak, kenapa emang?"
"Lo abis ngapain?"
"To the point kak, mau ngapain nelpon gue?"
"Anak - anak ngajak lo main Bilyard, mau ikut gk lo?"
"Sok aja kalian gue lagi mager kemana - mana."
"Oh, yaudah gue bilangin deh ke anak - anak."

Tuttt. Bunyi sambungan telpon yang terputus pun terdengar.

Malam ini sebenarnya Alma sudah memiliki janji dengan seseorang, ia harus menepati janji tersebut. Meskipun badannya sudah meminta untuk di istirahatkan.

Setelah mengganti pakaiannya,
Ia mengambil helm dan kunci motornya lalu bergegas menyalakan motor maticnya dan mengendarai motor itu di suasana malam yang sepi itu.

***

Dengan lingkar hitam di bawah matanya, Masker hitam yang menutupi setengah mukanya, juga memakai sweater All size berwarna oranye, Alma berjalan di koridor utama menuju kelasnya.
Namun langkahnya terhenti kala bahunya di rangkul seseorang.

"Good morning, my Friend!" suara serak cowok terdengar.
Alma sedikit menoleh ke arah kanannya. Ia melihat Haikal dengan senyuman sok manisnya. Alma melepaskan rangkulan Haikal, karena bahu kirinya sangat terasa sakit akibat luka  bekas kejadian semalam pada saat ia menepati sebuh janjinya dengan sesorang.

"Kenapa pas malem lo gak ikut?" tanya Haikal
Alma tidak menjawab sama sekali pertanyaan dari Haikal, justru ia mempercepat langkah kakinya menuju kelasnya.

"Eh... eh...eh tunggu, buru - buru amat sih Ma." Haikal menarik lengan kanan Alma.

Terdengar rintihan yang keluar dari mulut Alma yang tertutupi Masker hitamnya.

"Lo kenapa?" tanya Haikal
Alma hanya menggelengkan kepalanya saja untuk menjawab pertanyaan Haikal

Haikal melihat jari - jari tangan Alma lebam - lebam dan sedikit mengeluarkan darah

"Eh Ma nih jari tangan lo kenapa
kok sampe lebam gini?" Tanya Haikal dengan suara yang melengking sehingga menjadi pusat penglihatan orang yang lewat di koridor tersebut.

ck nih kakak kelas mulutnya rombeng banget sih, Ucap Alma dalam hatinya.

Alvin yang sedang berjalan di koridor pun lantas menghampiri Alma juga Haikal. Entah kenapa Alvin merasa khawatir dengan Alma

"Kenapa Al?" tanya Alvin sambil melihat jari tangan Alma

Karena Alma tidak menjawab pertanyaannya, Alvin pun menarik pelan pergelangan tangan kanan Alma sambil berkata

"Gue obatin lukanya di UkS."

Sementara Haikal bergumam

"Wagelaseh si Alvin kayaknya beneran jatuh cinta deh sama tuh cewek."

***
Di UKS

"Lo habis mukulin orang atau apa Al?" tanya Alvin sambil membalut luka jari tangan Alma dengan Perban

"Kenapa gak di jawab?" tanya kembali Alvin dengan nada bicara menuntut memaksa Alma menjawab rasa khawatirnya.

Ketika Alvin melihat wajah Alma dengan teliti, ia melihat ujung mata kanan Alma yang berwarma ungu seperti luka lebam.
Dengan keberanian Alvin, ia akhirnya membuka masker yang menutupi sebagian wajah Alma.
Alvin kali ini sangat terkejut karena Apa?
Wajah Alma terdapat beberapa luka lebam. Kedua ujung bibir sobek bahkan masih terlihat mengeluarkan cairan merah. hidung yang sudab Alma lapisi plaster, dan pipi kanan yang berwarna hijau keunguan.

"Al lo habis di gebukin atau berantem sama siapa sih? HAh?!" bentak Alvin pada Alma, sedangkan Alma benar -benar bingung kenapa Alvin tiba - tiba membentak dirinya.

"Jawab ALMA!" ucap kembali Alvin

"Berantem kak, Stop jangan nanya lagi gue berantem sama siapanya." Alma kini mengeluarkan suaranya,meskipun sebenarnya kedua sudut bibirnya terasa perih ketika mulutnya di buka.

"Alma denger ya, lo itu cewek, ngapain coba pake berantem - berantem segala, kalau ada masalah jangan pake adu fisik segala, pokoknya lo gak boleh berantem - berantem lagi setelah ini, Lo bikin gue khawatir sama keadaan sekarang lo ini." di akhir - akhir kalimat nada bicara Alvin terdengar lembut di telinga Alma

"Ih apaan sih kak, kok lo pake atur - atur hidup gue segala, pake khawatirin gue segala lagi."

"Gue khawatir karena gue peduli sama lo juga karena Gue suka lo Al."

Deg. Jantung Alma berdetak lebih cepat setelah mendengar perkataan Alvin barusan

"Aduh kak gak usah ngegombal deh, gue gak bakalan luluh dengan gombalan cowok manapun." ucap Alma

"Tapi kali ini gue serius Al, gue suka dari awal lo ikut MPLS di sekolah ini."

"Apa alasan lo suka sama cewek yang sifatnya jauh dari sifat feminim cewek umumnya kayak gue ini?"

"Gue gak punya alasan untuk itu, Dan gue minta lo jadi yang pertama jadi cewek yang nempati hati gue, cewek pertama yang bakal selalu gue prioritasi, lindungi, di jaga, di sayang  dan di cintai sama gue, lo gak perlu jawab sekarang karena gue tau ini terlalu mendadak sementara kita belum lama ini kenal juga deketnya." Alvin menggenggam dengan pelan kedua tanga Alma, sementara Alma hanya diam menatap wajah Alvin yang berada di hadapannya.

"Hey... udah gak usah terlalu di pikirin dulu mending sekarang obatin luka di wajah kamu dulu terus abis ini ke kelas." ucapan Alvin menyadarkan Alma yang sedari tadi menatap wajah Alvin secara intens.

"Kak kok jadi pake aku kamu sih?' tanya Alma

"Latihan aja, kan nanti kalau kamu udah resmi nerima aku, kita pake aku kamu gak boleh pake lo gue lagi apalagi maneh urang."

"Ck... Yakin banget ya urang bakalan nerima maneh jadi pacar urang ?" tanya Alma kembali

"Harus yakin atuh." jawab Alvin sambil  tersenyum manis.

"Kak senyuman lo manis juga mirip Abang Shawn Mendes." celetuk Alma

Alvin mengangkat sebelah alisnya lalu mendekatkan wajahnya ke samping wajah Alma, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga kanan Alma

"Gimana? sekarang udah suka sama aku... aku jamin deh nanti kalau resmi pacaran, aku bakal kasih senyuman aku yang katanya manis mirip sama si Shawn Mendes." bisik Alvin

Blush pipi Alma kini mulai terasa panas.  Alma mendorong bahu Alvin.

"Anjir Alvin lo apa - apaan sihhhh!"

" Cieee... nih pipi yang lebam kok berubah warna jadi kayak kepiting rebus sih?" tanya Alvin sambil menoel pelan pipi Alma

Sumpah Alma benar - benar kali ini ia di tembak langsung oleh cowok.
Tapi Alma masih bingung memangnya ada ya? cowok yang mudah tertarik sama cewek yang tomboy seperti dirinya ini.
Alma masih ragu dengan keseriusan Alvin yang ingin menjadikan Alma sebagai pacarnya.
Sementara di sekolah ini banyak sekali cewek -cewek hits yang cantik juga feminim.

*****
22/9/2018








Love with Tomboy Girl [Hiatus Sampe Selesai SBMPTN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang