Bagian 7

740 34 12
                                    

Kedua orang tua kedua belah pihak akhirnya berunding di kamarnya Nenek Aulia.

Sedangkan Nassar peluk pinggang erat Aulia , bersama Yudha yang asyik menonton televisi di ruang tengah.

"Aa Nassar...serius mau nikahi Aulia secepatnya? Gak nyesel?"

Nassar menempelkan jari telunjuknya di bibir mungil Aulia.

"Jangan ucap sesal sebelum kau melakukannya."
Aulia mengangguk setuju.

Sementara itu , di kamarnya Nenek Aulia :
"Maaf...kalau ruangannya jelek...sempit." ucap Nenek rendah diri.
Mama Nassar menggenggam punggung tangan Nenek Aulia , dengan lembut.
"Nek...saya serta keluarga Nassar tak masalah jenis tempatnya seperti apa. Yang penting sekarang...fokus ke acara lamaran ini."
"Betul , itu Umi. Bagaimana dengan pendapatnya Mama Ida dan Bapak Khadir?"
"Iya , kami sih...terserah sama Bapak sajalah."
jawab Mama Ida bimbang.
Sedangkan Bapak Khadir...
"Yang penting...Aulia bahagia. Sudah."

Setelah rapat selesai , kedua ortu dari kedua belah pihak menuju ruang depan dan menyantap makan malam yang sudah dipersiapkan sejak siang tadi.

Nassar dan Aulia , Yudha menyusul ke rumah Nenek Aulia.

"Assalamu'alaikuum...?"ucap Nalia kompak.
" Wa'alaikumsalam...ucap kedua ortu Nalia dengan diiringi senyuman.
"Ciie...calon pengantiin nih ceritanye , Bang! Selamat aja deh , buat kalian berdua. Semoga berkah deh...acaranya."
"Aamiin...makasih ya dek...atas do'anya."
"Ya...Ayo Kakak ipar, makan dulu."ucap adek Nassar yang kedua.
" Hehe...iya, ma kasih. Lah kita kan belum syah , kok udah panggil kakak ipar?"tanya Aulia dengan tertawa.
"Ya...gak apa-apa. Bukankah ucapan yang baik adalah do'a yang baik juga?"
"Betul, betul, betul..."
"Hahaha...Yudha , bisa aja kamu."
Yudha pun tersenyum.

Saat bermalam di Hotel , keluarga Nassar malah merencanakan untuk melaksanakan nikah siri.

"Astaghfirullah...Abah...kok langsung nikah sih...?"
"Udahlah...Sar ,Abah dah kuatir jika kalian berduaan jika belum syah."
"Kalau Umi?"
"Umi teh...setuju aja sama Abah kamu. Bukankah ridho Allah bersama kedua ortu kamu?"
"Aamiin...semoga saja , Aulia menerimanya , Umi , Abah."
"Aamiin."

Keesokan harinya :
Persiapan lamaran ternyata ditambahi dengan acara ijab qobul yang dipanggil memdadak.
Mata bola Aulia membesar tatkala ada berita jika acara nikahnya dengan Nassar hari itu juga.
"Apa? Kita nikah sekarang? Aa Nassar mana , Bapak? Bagaimana dengan keluarga Kak Cahu?"
Andini beserta bayinya yang baru berumur dua hari itu, mendekati Aulia sambil pegang pundak Aulia.
"Tenang dek...Kak Cahu adalah urusan saya ma keluarga. Kau patut bahagia , dengan Aa Nassar. Barakallah ya, sayang?"
Aulia memeluk pundak Andini.
Dengan uraian air mata , Aulia berusaha ucap kata...
"Ma kasih , Kak Andini. Semoga Kak Cahu sadar..."
"Aamiin..." jawab semua penghuni rumah itu.

Di acara ijab :
"Syah?"
"Syah!."
"Alhamdulillah..."
Nalia diberikan buku nikah yang sudah ditanda tangani.
Nalia tersenyum bahagia.
Bagaimanakah dengan kabar Cahu?

Selesai

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA TIADA USAI 2 (keseriusan Nassar terhadap Aulia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang