Chapter 1

260 21 3
                                    

Ryosuke POV

Hahh... Kapan dunia ini akan berakhir, lelah sekali rasanya, pagi yang biasa, hari yang biasa, dan rutinitas yang biasa ini... Kapan akan berakhir?

Ku perhatikan pemandangan di luar dari jendela, pemandangan yang biasa, tak ada yang menarik..... Seperti hidupku...

Angin membelai wajahku lembut, ku alihkan perhatianku ke ruagan kelas, sepi sekali.... Seperti hatiku...

Disinilah aku duduk di paling pojok kelas, memerhatikan sekeliling, hari masih pagi buta, pantas saja kelas ini masih sepi. Aku lipat tanganku di atas meja dan membenamkan wajahku di dalamnya, mencoba untuk tidur dan melupakan beban pikiranku.

"Yama-chan, Pagi!" Eh? Yama-chan? Siapa? Siapa yang memanggilku dengan sok akrab begitu? Ku angkat wajahku untuk melihat siapa yang berani mengusik tidurku.

"Pagi" Bukan, itu bukan aku, tapi eksitensi lain yang mencoba mendapat balasan dengan mencoba menyapa lagi, dia... Chinen Yuri, teman sekelasku, lebih pendek dariku tapi dia jenius, dia anak yang imut, banyak yang memuja dirinya, tapi tentu aku tidak termasuk, aku tidak peduli dengan siapapun dan apapun.

"Yama-chan, oiiiiii, jangan melamun. Balas sapaanku dong!"
"Ck, Berisik!" Ku putar bolamataku tanda jengah dan kembali membenamkan wajahku, tak peduli dengannya yang mencoba menarik perhatianku.
"Oiii, Yama-chan, jangan diam saja dong. Baiklah, nanti kita makan siang bersama ya?"
"AP..." Sebelumku sempat bertanya dia sudah melenggang pergi ke tempat duduknya.
'Ada angin apa sih tuh cebol, biasanya juga gak pernah sapa' pikirku, aku terlalu malas untuk sekedar bangun lalu bertanya padanya. Biar nanti saat dia kesini baru ku tanya.

Ting-Tong Ting-Tong

'Hahhh sudah bel, biarlah, lanjut tidur saja'

**********

Normal POV

Ting-Tong Ting-Tong

"Ya, karena sudah bel istirahat, kita akhiri pelajaran sampai disini, sampai besok semuanya" Salam Pak Ohno

"Terimakasih Pak" Jawab para murid

Setelah Pak Ohno keluar, Yuri langsung menghampiri Ryosuke yang masih tertidur di pojok kelas dengan tenang. Saat melihat wajah Ryosuke, dia berpikir bahwa sebenarnya Ryosuke itu tampan dan imut, tapi dia terlihat-memang-suram dengan rambut panjang yang menutupi wajah hingga melewati matanya.

Yuri mulai menggerakan tangannya membelai wajah Ryosuke perlahan. Ryosuke yang merasa tidurnya terusik mulai membuka mata dan melihat Yuri yang tengah membelai wajahnya lembut. Ryosuke terkejut dan mulai naik pitam.

"HEY, APA YANG KAU LAKUKAN?!" Ryosuke dengan kasar menepis tangan Yuri hingga membuat Yuri menunduk dan sekelas menatap mereka penasaran.

"Ma-Maaf aku mencoba membangunkanmu." Jawab Yuri lirih

"Untuk apa hah?!"

"Kan kita sudah janji makan siang bersama"

"Cih, janji?! Aku bahkan tak pernah membuat janji denganmu, itu keputusanmu yang seenaknya!"

"Ma-Maaf"

"Hhh, menyebalkan!" Timpal Ryosuke yang mulai membenamkan kepalanya kembali ke meja dan mencoba tidur, tapi..

"Ano... Jadi ke kantin bersama?" Tanya Yuri.

Ryosuke dengan cepat menaikan kepalanya dan menatap dengan kaget. Hey... Bukannya tadi dia sudah membentaknya? Kenapa dia masih keras kepala juga?

" Atau makan di sini? Aku membawa bekal. Ahhh... Atau di atap, di sana enak loh" Lanjut Yuri semangat.

'Astaga, kenapa dia sangat berisik dan keras kepala' Pikir Ryosuke.
"Hey dengar, Aku.Tidak.Mau." Jawab Ryosuke penuh penekanan di setiap kata, walau masih terasa malasnya sedangkan Yuri menghela nafas pasrah.

Sekelas pun langsung membelakan mata menatap Ryosuke kaget, mereka seakan berkata 'Hey! Kau baru menolak seorang primadona sekolah.' Tapi bukan Ryosuke namanya jika peduli dengan tatapan itu, dia lebih memilih memalingkan pandangan ke jendela dan menikmati pemandangan di sana.

"Mmmm.. Baiklah, tapi nanti kita pulang bersama ya!" Jawab Yuri.

Ryosuke hanya melirik ke arah Yuri sebentar lalu kembali melihat ke arah jendela, terlalu malas untuk menimpali Yuri. Yuri pun melesak pergi ke kantin bersama temannya. Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap mereka sedari tadi dengan kesal 'Kenapa kau pilih dia Yuri'. 

TBC

Mmm..., bahasa saya aneh ya:v maapkeun ya:v, saya emang gini orangnya.

Makasih yang sudah mampir baca. 

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang