~2~ Kakak Osis

57 9 0
                                    

Hari terakhir MOS pun tiba. (Sengaja gue skip, soalnya ga seru yang hari hari MOS sebelumnya) Hari ini adalah hari penentuan jurusan buat gue.

Semua calon murid dikumpulkan dilapangan satu. Etdah, ada aula tapi dikumpulin dilapangan. Mana hari ini lagi panas panasnya lagi.

Pas Psikotest gue milih jurusan IPS daripada IPA. Sebenarnya gue itu cukup pinter kalo cuman urusan itung itungan. Apalagi ngitung duit. Uh, gercep dah, HAHA.

Tapi, gue bener bener gamau buat otak gue sendiri panas atau bisa jadi ampe gosong. Jadi pas test itu, gue langsung salah salahin jawaban gue sendiri. Sengaja, biar ga masuk IPA. Gimana, pinterkan gue?

"Mi, gue deg degan nih. Takut masuk IPA."

Bodo amat, gue gadenger.

"Mi"

"Nazmi."

"Nazmi Ardyanti, ih! Nyaut dong!."

Dengan wajah males, gue noleh kearah Vidya ini. "Hm?"

"Semoga kita sekelas ya!." Gue langsung mandang dia Horor. Dalam hati gue langsung bilang 'Mit amit dah.'

Keantusiasan dia gue bales dengan deheman males gue. Sampai akhirnya pembagian surat yang menentukan buat masuk jurusan apa kita. Pun terbagi.

Pas gue buka suratnya, mata gue langsung berbinar. Gue dapet jurusan impian gue. Yaitu, IPS!!! Wuwww, ga sia sia gue salahin semua jawaban gue sendiri. HAHA.

"Dapet kelas mana lu?." Tanya Vidya

"Gue dapet kelas. X IPS 2. Lu?"

Vidya langsung melotot kearah gue, sambil tersenyum lebar. Dan, gue punya firasat gaenak tentang ekspresi dia itu.

"KITA SEKELAS!! YEY!." Vidya langsung teriak, yang bikin gue langsung nutup telinga sambil menghelas nafas. Karena, Gara gara si Vidya teriak. Sebagian murid yang ada dilapangan langsung natap kita berdua aneh. Gue malu, njir.

*******

Dan mungkin ini sudah jalan hidup gue. Gue harus sekelas sama si Vidya yang tololnya minta ampun. Padahal Cantik. Dan ga tanggung tanggung, si Vidya langsung merengek ke gue supaya kita duduk bersebelahan. Kalo gue gamau. Dia bakal nangis kejer kejer, dan bilang kalo gue itu penjahat kelamin. Set, ancaman nya ga main main.

Karena takut dia beneran nekad. Ya, gue memutuskan untuk menyetujui ajakan dia.

"Mi, lu masih inget ga? Waktu gue ngomong ada kakak osis yang cakep disini?." Gue hanya membalas dia dengan deheman. Dan memfokuskan kembali pandangan gue ke hape.

"Gue udah tau namanya sekarang, waktu itu gue lupa. Tapi sekarang dah inget. Namanya itu, Ka Anggi Leonard. Namanya aja dah cakep. Palagi orangnya." Vidya terus aja nyerocos tanpa henti sambil mendongkak an kepalanya ke atas. Kayak, lagi nge khayal gitu.

"Dan sekarang, gue dah punya nomer whatsapp nya!!."

"Ga denger, mata gue lagi liat hape!." Ucap gue males.

Alis Vidya langsung bertaut, seakan akan dia lagi berpikir keras. "Mata lu, budeg kah?." 

Gue langsung natap dia dengan helaan nafas berat gue. "Sebenarnya lu itu mau nyeritain apasih? Kaka osis? Atau Kak Anggi? Atau----." Ucapan gue seketika berhenti saat mendengar suara berat yang agak serak. Tapi kedengar seksi gimana gitu.

"Siang adik adik." Sapa kaka Osis cowok

"Siang kak!." Jawab semua murid yang ada dikelas gue.

"Perkenalkan nama kakak adalah Anggi Leonard. Kakak disini mau ngasih tau, kalo mulai hari senin depan, kalian sudah resmi menjadi siswa siswi di SMA Yudha Dharma. Dan untuk itu kakak akan mengabsen terlebih dahulu. Dan setelahnya, ada pembagian materi tentang jurusan kalian. Yang akan disampaikan oleh Wali kelas kalian, Yaitu. Bu Sarah."

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang