"Andai hidayah itu bisa kubeli,
akan kubeli berkeranjang-keranjang untuk aku bagikan
kepada mereka yg aku cintai"- Imam Syafi'i -
***
Ku duduk di atas kursi coklat tua. Kembali fokus pada tujuan asal, melantunkan ayat suci al-qur'an.
" أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّـيْطٰنِ الرَّجِيْم.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم.
الرَّحْمَنُ (١)
عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢)
خَلَقَ الإنْسَانَ (٣)
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ (٥)
وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ (٦)
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (٧)
أَلا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ (٨)
وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ (٩)
وَالأرْضَ وَضَعَهَا لِلأنَامِ (١٠)
فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الأكْمَامِ (١١)
وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ (١٢)
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (١٣) "Setelah sampai ku baca ayat ke-13. Mungkin karena aku terlalu menghayati atau bagaimana, ku terkejut melihat Aram sedang duduk di bawah lantai tepat di depanku. kelihatannya dia dari tadi menyimakku, dengan wajah kebingungan bak kucing kehilangan mangsanya.
"Ada apa?" Tanyaku mengangkat kedua alis sejajar
"Ente lagi baca apa?" Tanya aram keheranan
"Ohh.., Ini kitab suci AL-Qur'an, pedoman hidup seluruh manusia, terutama ummat islam." Jelasku
"Oh iya, ane pernah denger nama Muhammad? Yang katanya baik,jujur dan bijaksana itu?" tanyanya.
"Iya benar, Beliau adalah Rasulallah. Sang teladan ummat islam" jawabku
"Apa yang dimaksud dari yang ente baca tadi?" tanyanya penasaran.
Suasanapun semakin penuh misteri, di tambah angin sepai-sepoi mengenai rambut kami perlahan.
Langsung saja ku bacakan arti dari ayat yang telah ku baca tadi."Aku berlindung kepada ALLAH dari godaan syetan yang terkutuk.
Dengan menyebut nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyayang.
(ALLAH) yang maha pengasih. Yang telah mengajarkan Al-qur'an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. Dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-nya). Dan langit telah ditinggikan-nya dan dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan bumi telah di bentangkannya untuk makhluk (-Nya). Di dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.""Indah sekali bahasa itu. Tutur katanya yang lembut, seakan tertulis sebuah puisi yang tak pernah ku dengar. Siapa yang membuat bacaan itu?, apakah Muhammad?" jawabnya terkagum-kagum, serta melontarkan pertanyaan baru.
"Hei kawan.. ini bukan puisi atau sejenisnya yang kau bayangkan itu. Tapi ini adalah Al-qur'an, dan pembuatnya adalah ALLAH. Sedangkan Nabi Muhammad hanya perantara untuk menyampaikan kepada seluruh manusia khususnya islam. Yang mana, Nabi Muhammad itu menerima wahyu dari malaikat Jibril atas perintah ALLAH" jelasku panjang kali lebar.
"Lalu, kenapa ALLAH tidak menyampaikannya sendiri?"
"Ya... coba ente pikir, mana mungkin seorang raja menyampaikan sendiri. Tentulah ada ajudan atau bawahannya yang menyampaikan" Jawabku mem-filosofikan.
"Hmm.. iya juga sih" gumamnya.
"Ada yang ingin kau tanyakan lagi ?"
"Sepertinya sudah tidak ada, Terima kasih jawabannya"
"Iya.. sama-sama" Balasku
Memang benar adanya, perkataan dari Ulama besar Imam syafi'i.
Andai saja hidayah bisa ku beli, akan ku beli berkeranjang-keranjang.
Aku akan berikan itu pada sahabatku ini. Sehidup Semati bersamanya.
Di dunia dan di surga.
#Aamiin. Insyaallah..***
Waktu menunjukkan pukul 16:40 WIB. Orang pamit pulang kembali ke rumahnya yang tak jauh dari penglihatan. #Alias sekitar rumahku." Ane pamit ya, udah mau malam nih." ucapnya sembari melihat jam tangan dan alam sekitar.
"Iya, terima kasih udah mampir, hati-hati di jalan." jawabku dengan senyuman.
" Ah ente Sur, orang rumahku deket gitu"
"Ya, cuma basa-basi aja, hehey."
"Ya udah, nanti gantian kamu ya, kapan-kapan main ke rumah." ajak nya penuh harap
"Iya, insyaallah kalau sempat aku ke sana, banyak tugas kuliah soalnya." jawabku.
"Widih.. rupanya ente mau nyaingin presiden ya, segitu sibuknya" aram terkekeh.
"Hahaha.. ente ada-ada aja."
"Oke deh, selamat sore menjelang malam." pamitnya beranjak pulang dengan tangan kanan yang melampaui
"Oke siip.." jawab ku mengangkat kedua jempol.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Sekawan Tak Seperjuangan"
Historia CortaPersahabatan tanpa pamrih Saling menasehati tiada letih Perpisahan membuat pedih Terpisah oleh jarak yang sangat panjang Tak lagi sekawan dan tak seperjuangan .. ... Bangkalan/20/06/2018