Chapter 8 - Thunder Love.

213 33 0
                                    

@Kamar Tamu.

GRRUDDGGGGGG!!!

Lampu mati melanda rumah Sehun,dan itu mengejutkan Hayoung yang tengah mengutak atik ponselnya.

"Yah! Kamjjakiya!" Hayoung mengelus dadanya lalu menyalakan Senter di Ponselnya.

Dia mengamati sekitar,lalu pergi ke luar kamar.

"Yakk! Oh Seh! Dimana lilinnya??" Hayoung berteriak di luar kamar Sehun.

"...."

Hayoung mulai merasa aneh,karena Sehun tidak menjawab pertanyaannya.

Karena makin terasa menakutkan,Hayoung pergi ke kamar Sehun dan langsung masuk karena pintu kamar Sehun yang terbuka.

"Oh seh?" Hayoung masuk dan menyenter ke segala Arah.

"Nn...ne?"

Grddug!

Petir kembali menyambar.

"Yak!"

Hayoung mendengar teriakan kecil dari balik selimut.

'Apa itu sehun?' Pikir hayoung dalam hati.

Hayoung ingin sekali tertawa saat itu, dan terkabul. Dia akhirnya tertawa dengan sangat keras hingga Sehun mendengarnya.

"Yak,Hayoung ah, wae usseo?(kenapa tertawa?)" Sehun tiba tiba melirik ke arah Hayoung yang sedang tertawa dengan keras.

Hayoung dan Sehun kini saling bertatapan.
Bedanya Hayoung dengan tatapan cerianya dan Sehun dengan tatapan ketakutannya, entah apa yang dia takutkan.

Hayoung kini menatap Sehun dengan tatapan penasaran,sebenarnya Sehun kenapa?.

"Oh seh? Are You okay?"

Hayoung mendekat ke arah Sehun dan mendapati bahwa Sehun kini sedang berkeringat banyak dan menggigil.

"Omona! Oh seh! Kau kenapa?"

Hayoung yang merasa khawatir langsung memegang dahi Sehun dan merasakan Panasnya Badan Sehun.

"Sebentar aku akan mengambilkan air hangat untuk mengompresmu!"

Baru saja Hayoung akan berdiri, Sehun menahan tangan Hayoung dan dengan perlahan telapak tangan Hayoung di letakkan di pipinya sendiri.

"Aku t..tak apa..." Sehun berucap terpatah patah sambil memejamkan matanya.

Hayoung langsung kembali jongkok dan duduk di depan Sehun. Wajahnya kini menunjukkan ekspresi Iba pada Sehun.

"Aku takut petir..."

Bukan, bukan Hayoung yang mengatakannya. Tapi Sehun.

"Mwo? Wae?" Kali ini Hayoung menatap keluar jendela dan menatap Hujan Deras yang di iringi petir petir kecil yang kadang membesar.

Hayoung tidak tertawa mendengarnya,dia hanya menatap Sehun dan mengelus pipi Sehun dan membuat Sehun sedikit merasa tenang.

Hayoung kini menutupi telinga Sehun,tiba tiba Sehun membuka matanya.
Wajah Sehun dan Hayoung tidaklah Jauh saat ini,bahkan kurang dari 20cm. Sehun bergeser perlahan dan mengatakan

"Berbaringlah disini, dibawah akan terasa getaran petir,lagipula di bawah sangat dingin." Sehun menatap mata Hayoung dan bibir Hayoung yang mulai memucat.

Hayoung menatap khawatir,perempuan tidak baik ada di ranjang yang sama dengan laki laki,itulah pikirnya.entah kenapa pikirannya sangat kotor_-.

Sehun hanya tersenyum menatap Hayoung.

Egoist (Sehun X Hayoung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang