4. Thrill

574 74 13
                                    

4

Thrill


Hinata tidak mengerti arti ciuman itu untuk apa.

Kebingungan menghampirinya, akibat dari rasa senang yang melandanya. Ketika perasaan tersebut telah menghilang dan penguasaan dirinya mampu membuat tembok tebal bernama harga diri, Hinata berpikir itu hanyalah reaksi spontan Sasuke untuk rasa rindunya terhadap dirinya yang dulu.

Tapi kini, kenapa dia menikmati ciuman ini?

Rasanya begitu hangat, bibir Sasuke sangat lembut dan hangat. Seperti biji kenari yang baru keluar dari pemanggang, menggiurkan, juga sangat lezat. Ketika Sasuke tidak merasakan penolakan dari Hinata, dia mendesah sebelum menekan lidahnya ke bibir gadis itu. Mata Hinata membeliak karena terkejut. Badannya kaku. Namun kenikmatan dari bibir Sasuke mengalihkan penolakan dirinya, dan akhirnya bibirnya pun terbuka. Lidah Sasuke masuk ke dalam bibirnya, menyentuh ujung lidahnya, lalu mengelus, kemudian menjilat dan lebih masuk lagi ke dalam mulutnya.

Ketika Sasuke mencengkram pinggulnya dengan erat, Hinata meremas kemeja bagian depan Sasuke. Kini Hinata menjadi gemetaran, dia tidak ketakutan, tapi karena sebuah pengharapan. Hinata bisa merasakan aliran darahnya mengalir begitu deras dari bawah kulitnya, lalu sebuah energi muncul dan menggodanya. Dia mengalungkan tangannya di leher Sasuke dan membiarkan dirinya tenggelam lebih jauh ke dalam pelukan lelaki itu.

Jadi, inilah yang dinamakan gairah, pikir Hinata. Ya tuhan, ini sangat menyesatkan.

Dengan sesal Sasuke mengakhiri ciuman itu, mengecup bibir Hinata yang basah, kemudian menjauhkan diri. Dengan berat hati dia memberi jarak diantara mereka. Tangannya ditarik dari punggung Hinata, lalu ia letakkan di kedua pipi Hinata. Gadis itu masih terpejam, dan saat dia membuka matanya yang berat, Hinata merasakan sekujur tubuhnya menyuarakan perasaan lemas.

"Kau tidak apa-apa?"

Membutuhkan seperempat menit saat Hinata bisa menemukan suaranya kembali, "Ya, aku tidak apa-apa."

"Maafkan aku Hinata, aku tidak tahu kenapa aku bisa," Sasuke menyugar rambutnya dengan tangan kanan, lalu mengumpat. "Sial!"

"Tidak usah kau pikirkan." Hinata merasa lega saat dia bisa membuat nada datar. Tepat, seperti wanita berpengalaman, pikir Hinata. "Tidak apa-apa, aku tahu kalau kau hanya menyuarakan reaksi berlebihanmu."

Suasana hening sesaat, Sasuke terus menatap Hinata. "Apa?" Sasuke bertanya dengan nada datar yang aneh.

"Seperti anak kecil menantikan liburan mereka, kau tepat seperti mereka saat menciumku, dan aku memakluminya." Hinata merasakan tangan kiri Sasuke masih berada di pipinya dan dia berusaha untuk melepaskannya tanpa menunjukan pada Sasuke jika dia bergetar.

"Apakah seperti itu?" Sasuke menegakkan tubuhnya, sangat tidak senang dengan penjelasan Hinata.

"Ya, Itachi sering melakukannya padaku dulu." Hinata melihat Sasuke dan keinginan untuk mencium lelaki itu kembali menyergapnya, dan Hinata memalingkan wajahnya.

Sasuke mengeraskan rahangnya dan dia menahan dirinya dengan begitu intens agar dia tidak menggeram. "Ah, begitu ya." katanya dengan nada datar yang dingin.

Hinata tidak menjawab, dia kembali menatap Sasuke dengan keteguhan bahwa yang di hadapannya hanyalah adik dari mantan tunangannya. Tidak akan terjadi apapun pada mereka, kata Hinata dalam hati.

Tepat saat Sasuke tidak bisa menerima tatapan milik Hinata, gadis itu mengalihkan perhatiannya pada bunga-bunga casablanca dan pandangannya menerawang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIND THE FIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang