"Tuan Muda!"
Terdengar sebuah teriakan seorang lelaki yang terbaring lemah begitu melihat pangeran negerinya terhempas ke samping oleh sosok bertubuh besar. Tawa makhluk yang menyerupai ogre itu begitu sinis saat memandang lawannya begitu lemah di bawahnya.
Sosok itu mengangkat pangeran itu dengan entengnya dengan satu tangannya yang menyekik leher jenjang itu.
"Jadi kutanya sekali lagi, Mark Lee. Dimana kau menyembunyikan api abadi?" Tanyanya dengan suara yang sangat berat.
Sang pangeran memberontak dalam cengkraman sang makhluk misterius.
"Sudah kukatakan padamu keparat! Api abadi menghilang sejak aku lahir! Apa telinga besar itu tidak mendengarkanku?!"
"Kau benar-benar tidak tahu?" Sang sosok misterius itu menambah kekuatan cengkramannya kepada Mark Lee.
Mark menjawab dengan nafas terengah-engah dan wajah yang sedang menahan luapan emosi. "Tahu pun tidak akan kuberitahu kau, Jung Yunho The Destroyer!"
Jung Yunho menghempaskan tubuh Mark ke lantai istana dengan keras berkali-kali. "Lemah."
Yunho tertawa keras melihat wajah pangeran Guildor yang penuh dengan luka lebam dan darah yang mengalir. "Kau tidak pantas menjadi seorang pangeran Negeri Matahari. Enyahlah."
Dengan tenaga supernya, Yunho melempar Mark keluar dari istana dengan kecepatan cahaya, meninggalkan negerinya yang menjadi lautan darah dan api sekarang.
"Tidak! Tuan Muda!" Teriak sang ksatria yang akan menjadi target penyiksaan Jung Yuhno.
Mark terlempar begitu jauh hingga ia mendarat di sebuah gua besar yang berada di sebuah tempat yang dilanda badai salju. Tubuh terhempas mengenai dinding gua dalam yang kasar. Tulang punggungnya terasa remuk sekarang.
"Shit! Aku terlempar jauh!" Keluhnya saat mencoba berdiri. Dengan tenaga seadanya Mark berhasil berdiri meski harus bertumpu dengan dinding gua.
Sang pangeran menggigil begitu menyadari suhu sekitarnya sangat rendah. Ia mengeluarkan api dari telapak tangannya. Ia mengamati sekelilingng gua yang gelap. "Dimana aku...?"
Kakinya melangkah ke sebuah benda besar yang memanculkan cahaya apinya. Dilihatd dari dekat, Mark bisa mlihat bahwa itu adalah kristal es raksasa.
Saat ia perhatikan lebih dekat, Mark menemukan sosok seorang perempuan tertidur di dalam es itu. Karena tubuh Mark limbung karena kehabisan tenaga, tangannya yang mengeluarkan api tak sengaja bersentuhan dengan permukaan kristal es.
"Uwo! Esnya mencair!" Pekiknya saat melihat es kristal itu perlahan mencair menjadi air dan membuat sosok yang terperangkap itu jatuh ke lantai gua.
Saat perempuan bersurai putih kebiruan itu membuka mata dan berdiri, Mark mengeluarkan api dari kedua tangannya.
"Siapa kau?!" Mark bertanya dengan was-was. Bagaimana tidak was-was dirinya menemukan seseorang yang bisa masih hidup setelah dibekukan tubuhnya?
Perempuan di depannya memasang wajah bingung. Ia mengeluarkan pedang esnya. "Itu kaliamatku, bodoh. Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku terlempar disini dari istanaku di Gluidor."
Sang perempuan menurunkan pedang es yang ia acungkan ke Mark. "Gluidor? Kau dari Negeri Matahari?"
Sang lelaki mengangguk. "Jadi aku berada di mana?"
"Ascea."
Mata bulat sang lelaki terbelakak. Ia tidak menyangka ia terlempar ribuan kilo dengan entengnya.
Mark menurunkan tangannya. Tangannya masih berapi agar dirinya hangat. "Pantas saja dingin sekali disini. Kudengar negeri ini sudah ditutupi badai salju sejak 2016."
"Tunggu, tahun berapa sekarang?" Tanya sang perempuan bingung dengan kalimat Mark.
"2018."
Terdengar helaan nafas dari perempuan itu. "Ternyata The Destroyer membekukanku selama 2 tahun..." Ia berjalan menuju bibir gua.
Mark mengikuti langkah gadis itu di belakang. "Kau kenal dia?"
"Seorang Necromancer setengah raksasa Drowana yang tergila-gila dengan kekuasaan." Saat sampai di bibir gua, sang perempuan mengangkat tangan kananya ke langit. Tak lama setelah itu, badai saljunya berhenti.
Mark takjub melihat kemampuan sosok di depannya. "Aku ingin kau bercerita tentangnya."
Sosok itu berbalik."Buat apa? Kembali saja kau ke Gluidor sekarang." Ia melangkah menjauhi Mark.
"Dia menghacurkan keluargaku dan negeriku saat ini untuk mencari api abadi."
Satu kalimat itu sukses menghentikan langkah sang perempuan.
Netra safir sang perempuan memandang ke atas langit putih."Dia sudah sampai disana ya..."
"Ini pakai. Kau pasti kedinginan. Kita bicarakan ini di tempatku." Sebuah mantel tebal dilempar ke arah Mark. Tanpa ragu Mark memakai mantel yang dipakai perempuan itu sebelumnya.
"Siapa namamu?"
"Winter Witch."
"Nama asli."
"Huang Renjun."
"Aku Mark Lee, pangeran Gluidon." Mark mencoba menjabat tangan Huang Renjun. Namun perempuan itu tak membalasnya.
"Aku tidak menanyakan namamu." Jawab Renjun tidak ramah.
Mark mendengus mendengar penuturan Renjun yang dingin. "Cih sombong sekali."
"Aku dengar itu." Balas Renjun tenang, tak merasa tersulut dengan perkataan Mark. Ia sedang berkosenterasi melakukan sumonning.
Sedetik kemudian ada seekor harimau putih besar yang muncul di depan mereka berdua.
"Naik." Perintah Renjun setelah mendudukan diri di punggung sang harimau.
Mark mau menolak tapi perempuan itu menyuruhnya sekali lagi.
"Naik atau kubiarkan kau mati kedinginan disini."
"Iya, iya." Jawab Mark pasrah.
Sebenarnya harga dirinya terluka membiarkan ia duduk di depan perempuan yang mengendarai hewan. Tapi demi keselamatan hidupnya, Mark membiarkan dirinya mengikuti kata-kata perempuan dingin ini.
To Be Continue
Gaje ya? Maaf ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Winter Witch (Mark X Renjun)
FanficMark Lee, seorang putra mahkota kerajaan dari Negeri Matahari harus menghentikan 'The Destroyer' menghancurkan semua makhluk di semesta ini. Pertemuannya dengan seorang penyihir musim dingin membuatnya merasakan apa yang belum ia rasakan sebelumnya...