3. The Gaia Warrior

457 84 9
                                    

Langit tengah malam di sebuah hutan yang berada diantara perbatasan Gluidor dan Fruenia saat ini begitu indah, pikir Mark. Langit kelam diatasnya dihiasi oleh cahaya kebiruan dari sang rembulan dan butiran bintang yang bertebaran merata.

Mark berbaring dibalik sleeping bag yang diberikan Renjun. Kepalanya mengadah keatas, seakan mencari sesuatu di langit malam. Sedangkan Renjun sedang berbaring di sleeping bag berbeda yang berada tak jauh dari sampingnya.

Sebuah suara mengusik atensi Mark. "Tak tidur?"

Sang surai merah menoleh kesamping kepada sang gadis yang sedang menatapnya. Mark menarik senyum tipis. "Banyak yang memenuhi pikiranku saat ini."

"Kejadian hari ini?"

"Ya..."

Renjun menegak badannya menjadi posisi terduduk. "Aku turut berduka atas kematian keluargamu."

Mark menyungingkan senyum simpul. "Terima kasih..."

Gadis dengan netra sapphire blue memilih menatap api unggun di depannya. "Apakah ini pertama kalinya kau berkelana keluar negerimu sendiri?"

Surai merah itu mengangguk. "Begitulah... Jadi rasanya agak aneh..."

Renjun kembali membaringkan tubuhnya."Tidurlah. Saat pagi menjelang, kita akan langsung ke kota."

"Baiklah." Mark menurut. Ia berbaring dan mengatakan ucapan selamat tidur kepada Renjun dan Xarakhas yang sudah terlelap sejak tadi. Perlahan dirinya terbang ke dunia mimpi setelah itu.

---------

"Jadi ini Fruenia?" Tanya Mark takjub saat melihat dari atas lanskap pagi hari kota Fruenia yang dikelilingi gunung batu disekitarnya dari jauh. Kering seperti Gluidor tapi tidak sepanas tempat itu. Arsitektur kotanya bergaya romawi sehingga terlihat banyak atap coklat dan bangunan bentukan setengah lingkaran berjejeran.

Renjun mengangguk."Ya." Ia memerintahkan Xarakhas untuk terbang rendah dan mendarat sedikit jauh dari batas kota.

Setelah mereka mendarat dan turun dari atas tubuh Xarakhas, Renjun teringat sesuatu. "Sebentar, kau sudah minta menteri raja untuk mengabari raja Fruenia?"

"Belum." Mark menggeleng dengan tatapan polos.

Renjun menepuk jidatnya, mulai kesal dengan lelaki di depannya. "Bagus, kita tidak bisa masuk melewati gerbang depan."

"Lalu bagaimana?"

Gadis bersurai white frost tersebut berjalan lebih dulu. Terlihat Xarakhas berubah jadi naga kecil dan masuk ke jaket Renjun.

"Aku tahu akses tersembunyinya. Dan sekarang minta peliharaanmu menjemput surat untuk kunjungan 7 kota dari Lee Taeyong jika kita nanti ditangkap."

Yang lebih tua hanya menurut. Mark berjalan menyusul gadis itu setelah melaksanakan apa yang Renjun katakan dengan bantuan phoenixnya, Krivgar.

Mereka sampai di dinding tinggi sisi selatan kota Fruenia yang sepi. Renjun menyibak semak-semak yang menutupi dinding itu. Mereka menemukan sebuah pintu besi dibalik sana. Dengan sihirnya, Renjun membuka pintu itu yang dikunci segel sihir disana.

Terlihat binar kagum dari bola mata Mark. "Wah ternyata gampang juga."

Renjun mengembalikan segel sihir itu sebelum beranjak. Langkahnya bergerak keluar dari gang sempit.

"Karena ini bukan Drowana yang memiliki penjagaan ketat. Jadi bisa kubilang ini mudah."

Lelaki dibelakang Renjun cuma mengangguk paham dan mengikuti langkahnya. Ia tidak menyangka bahwa gadis di depannya itu cerdik. Sesampai di dekat bibir gang, Renjun berhenti dan menutup kepalanya dengan tudung jaket. Ia juga menutup kepala Mark dengan tudung jubah lelaki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Winter Witch (Mark X Renjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang