Aku, Kau, dan Hujan

47 4 29
                                    

Rachel's POV

Hujan turun begitu derasnya, mengguyur apapun yg ada di bawahnya, dengan payung kecil aku berlari lari sendirian mencari keteduhan, namun tanpa sadar aku tersandung sebuah batu besar, lututku mengeluarkan darah, baru kali ini aku tak suka dgn hujan, pandanganku memburam karna tertutup oleh butiran air yg jatuh, aku berusaha mencari payung kecilku yg terlempar entah kemana, namun apa daya kaki ku sulit di gerakkan dan terasa perih.

Aku berusaha untuk memperjelas pandangan, kulihat sebuah uluran tangan dari seseorang. Aku mencari asal wajahnya, sosok penolong hujan datang menghampiriku. Dengan perlahan aku meraih tangannya, ia memegangku dengan kuat seperti tak ingin berpisah dengan ku. Aku di angkatnya membuatku serasa terbang di dunia kebahagiaan. "Terima kasih." Sedikit kata telah keluar dari mulut ku setelah beberapa saat terkunci. Ia membalas ku dengan senyum manisnya. Hati ku berbinar binar tak berdaya, namun semuanya buyar saat petir menggelar. Seketika ia mendekap ku, aku terbuai dalam pelukannya. Memandangi wajah bagai pangeran, siapakah dia?

Aldi POV

Dalam terjangan air di tengah kota ini, sayup sayup pandanganku tertutup oleh basahnya air hujan. Namun kutetap melanjutkan perjalanan kecil ini untuk sampai ke sebuah tempat. Di tengah hujan kumelihat sosok bidadari tak berdaya jatuh dengan lemas. Aku harus menolongnya, baru kali ini ada pikiran untuk menolong seseorang. Awal pandanganku dengannya telah mencuri hatiku, meski aku tak pernah bertemu dengannya. Dengan sigap aku berlari mendekatinya, kuulurkan tanganku di hadapannya. Ia meraih tanganku dengan perlahan. Setelah tangannya mencapaiku, aku pun memegangnya dengan erat. Kutak ingin tubuh manisnya terkena lumpur kota. Setelah pertolongan kecil itu, aku hanya menatap wajah cantiknya tanpa mengatakan sepatah kata. Beberapa saat kemudian, suara merdu dari dirinya keluar mengucapkan 2 kata. "Terima kasih." Aku terbuai dalam suara kecil itu di tengah hujan ini, aku membalasnya Dengan senyum. Wajahku menampakkan rasa nyaman ketika menatap paras wajah indahnya. Tetapi suara langit menggangguku. Wajahnya nampak ketakutan mendengar suara yang nyaring itu, tubuhku spontan mendekapnya. Kuingin melindunginya dan terus bersamanya sepanjang masa. Kutak ingin melepaskan pelukan ini.

Rachel's POV

Aku tersadar dengan apa yg telah aku lakukan, dengan cepat aku berusaha melepaskan pelukan hangat pria ini, sungguh aku tidak ingin melepaskan pelukan ini, dan jika boleh aku ingin berada di pelukannya lebih lama lagi, tapi karna kecerobohanku karena tiba tiba melepaskan pelukannya begitu saja, aku hampir terjatuh karena kakiku tak sanggup menopang beban tubuhku, jika saja dia tidak segera menangkapku mungkin aku akan tersungkur di aspal jalanan untuk yg kedua kalinya. Dan samar2 ku dengar dia mengucapkan sepatah kata yg tak pernah ku duga sebelumnya "Mengapa kau lepaskan pelukanku, hmm" sontak pipiku panas dan langsung bersemu merah, aku berusaha menutupi wajahku agar dia tidak melihatnya "Pipimu sangat lucu jika sedang merah seperti itu" sontak aku langsung membelalakan mata, dia melihat ku sedang malu, sungguh saat ini aku ingin pingsan saja, betapa malunya aku, perlahan lahan kurasakan tubuhku terangkat, ternyata dia menggendongku ala bridal style, awalnya aku terkejut tapi saat ku tatap wajahnya dia hanya tersenyum memberiku isyarat agar aku tetap tenang

Aldi's POV

Kuingin menghentikan waktu dalam peristiwa indah ini. Kuingin terus seperti ini, namun itu tak mungkin. Dia telah melepaskan pelukanku. Aku sedikit kecewa saat itu, hingga tak sadar aku berkata, "Mengapa kau lepaskan pelukanku?" Tingkahnya terlihat aneh setelah kalimat itu keluar, warna merah mulai memenuhi pipinya. "Pipimu sangat lucu jika sedang merah seperti itu." Aku tersenyum melihat wajahnya yang merah merona itu. Aku tak bisa menahan pancaran indah gadis manis ini. Aku langsung mengangkat tubuhnya, ia nampak terkejut dengan perlakuanku padanya. Sekali lagi aku tersenyum melihat wajahnya itu, dia sangat lucu sekali. Unik, satu kata untuk gadis itu. Aku tak tahan untuk terus menatap wajah lucunya itu. Aku pun membawa gadis manis ini ke sebuah tempat indah di mana bunga-bunga indah sedang mekar. Sebuah taman yang di hiasi dengan pohon berdaun merah muda yang akrab dipanggil Sakura. Hujan telah berhenti, saat itu juga aku menurunkan tubuhnya. Sebuah pelangi menghiasi taman ini, saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Aku berlutut di hadapannya sambil menyerahkan sebuah bunga yang aku petik di taman itu.

"Di bawah langit senja yang menawan
Aku duduk di hadapan seorang malaikat
Malaikat berparas indah nan rupawan
Yang baru kali ini aku dapat

Langit dan bumi menjadi saksi
Pada peristiwa yang tak terlupakan
Kumengungkapkan isi hati
Sejak awal pertemuan

Kuingin merajut kasih denganmu
Menjalani kehidupan bersama
Kuberi sebuah kalimat indah untukmu
"Aku cinta kamu selamanya"

Ia sedikit berpikir sebelum menjawab dengan yakin. Ia menerima bungaku dengan berkata, "Aku juga mencintaimu." Kalimat indah bagai syair romantis terdengar dari suara manisnya. Ku seperti melayang terbuai surga dunia, bunga bunga bertaburan tertiup angin merayakan lahirnya kisah asmaraku dengan gadis manis yang sekarang jadi milikku.

Colaboration with Grimn_Zark

Hai hai author balik lagi, kali ini author bakalan coba buat short story genre teenfic, semoga suka ya

Quotes And Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang