6- Someone New.

481 27 2
                                    

"Car, lu ga mau ikut seleksi olimpiade IPA?" Tanya Jeha yang kemudian menghancurkan lamunan Carissa.
Ini adalah jam kosong kali pertama Carissa yang ia habiskan hanya untuk melamun saja. Biasanya Carissa sudah ber-travelling di seluruh sekolah.

Alia sudah meninggalkan Carissa sendirian daritadi dikelas. Pasalnya, Jam terakhir sampai pulang Alia harus mengikuti latihan tari untuk lomba senin lusa.

"Ga. Udah pensiun gue dari lomba lomba. Banyak urusan." Jawab Carissa dengan mudah-nya tanpa beban.

"Ceilah, sok ngartis lu." Balas Jeha kemudian langsung meninggalkan Carissa.

"Yes, trust me, im an influencer!"

*****

Hari ini sangat berat bagi Carissa.
Carissa tidak tahu harus membagi beban ini kepada siapa.
Carissa ingin menumpahkannya kepada Alia, namun Carissa ingin menunjukan bahwa Carissa tidak selemah itu.

"Mencintai seseorang itu lu harus milih dua kemungkinan.
Yang pertama,lu harus jujur ke dia kalo lu suka.
Yang kedua, lu harus ikhlas liat dia sama yang lain."
kalimat itu, kalimat yang di ucapkan Alia tadi selalu terbayang di telinga Carissa. Terus menghantui Carissa.
Perkataan Alia mampu membuat Carissa terhipnotis untuk terus mengulang kata kata itu dalam hati.

Kalaupun gue jujur gue suka sama dia gue ga akan kuat nerima resiko nya. Dan gue ga akan bisa ikhlas liat dia sama yang lain. kerena gue punya tujuan.
Batin Carissa terus berperang. Antara hati dan logika terus bersaut-sautan.

Sementara di posisi lain, Dafian justru tidak peduli dengan apa yang terjadi dengan Carissa sekarang.

Dafian tetap fokus dengan buku nya.

"Woi kutu buku!" Kaget si Ardi sembari menepuk punggung Dafian dengan keras dan disahut juga oleh tepukan Rizal.

Ardi,Rizal, dan Dafian. Tiga sejoli yang entah bagaimana bisa bersahabat. Padahal mereka mempunyai kegemaran yang sangat bertolak belakang.
Apa yang disenangi oleh Dafian, itu yang dibenci oleh Ardi dan Rizal.
Apa yang dibenci Dafian, itu yang disenangi Ardi dan Rizal.
Begitu pula sebaliknya, Ardi dan Rizal.

"Syaitonirojim. Ganggu mulu lo."
Kesal Dafian menepis tangan Ardi dan Rizal. kemudian kembali melanjutkan bacaannya.

"Lu kenal Carissa Audrey? Gue denger denger kemarin dia ngasih lu coklat ya? Dia naksir kali sama lo, Daf." Tingkah jahil Ardi yang senang meledek Dafian dan membuat Dafian marah bisa disebut salah satu hobi Ardi.

"Serah dia lah suka sama gue apa engga. Intinya gue ga suka." Jawab Dafian datar.

Dafian memang paling sulit untuk ditebak.
Tetapi dia tidak dingin, percayalah.
Dia hanya belum selesai membaca buku komik yang berjudul "Diary Princess."
Mmm...bukan apa apa,sih. Menurut Dafian kisah kehidupan princess sangat asik untuk diketahui. Karena terlebih lagi Dafian memiliki imajinasi yang tinggi.

Begitulah Dafian. Jika sudah menemukan dunia nya ia tidak akan tertarik pada hal lain. Kembali lagi, Dafian memang sulit ditebak.

*****

*Kringg Kringg Kringg Kringg*

Akhirnya jam pulang pun berbunyi. Semua murid murid berhamburan keluar kelas.
Terkecuali Carissa.
Carissa lebih memilih tetap berada di ruangan yang sudah sepi itu.
Membuka diary nya, Dan mulai menulis kata-perkata.
Dia membiarkan tangannya untuk menulis apa yang sedang ada di hatinya saat ini.

"Dear Diary,

Jika aku harus patah karena menunggumu, aku siap dengan semua resiko itu, bukankan cinta harus siap terjatuh dan dijatuhkan?.
Aku hanyalah orang yang bukan siapa-siapamu yang terlalu lancang untuk terus berharap agar kamu baik baik saja.
Aku tidak bisa melakukan apa-apa.
Yang aku tahu aku hanyalah diam, menunggu, dan memperhatikanmu dari jauh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menunggu Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang