"Jesun-ah, kau tak apa-apa?" tanya Joshua sembari mendekati Jesun yang tengah duduk di sofa. Tak lupa secangkir teh hangat di kanannya, ia sodorkan pada Jesun.
Jesun membenarkan posisi duduknya dan menganggukkan kepalanya.
"Aku tak apa-apa. Hanya masuk angin biasa" jawabnya. "Kau tau sendiri aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum selesai."
Joshua duduk di sebelah Jesun. Merangkul pundak istrinya agar bersandar padanya.
"Mommy~"
Jino mendekat ke arah Jesun dengan wajah yang terlihat sedih. Lalu ia berdiri di hadapan Jesun.
Joshua yang melihat hal itu, buru-buru mengangkat Jino dan mendudukkannya di atas pahanya. Jesun menangkup pipi gembil putra kesayangannya dan mengecup sekilas.
"Jangan sedih, mommy baik-baik saja."
Jino menundukkan kepalanya. "Tapi, Jino gak suka kalo mommy sakit," ujarnya pelan.
Joshua memeluk Jino dan menenangkannya.
"Jino dengarkan daddy, oke?"
Jino menganggukkan kepalanya.
"Mommy hanya kecapean dan butuh istirahat. Jino tidak boleh merepotkan mommy. Jadi nanti mommy bisa cepat sembuh dan bermain bersama Jino lagi, bagaimana?"
Jino mengangkat kepalanya. Menatap sang ayah dengan mata yang berbinar.
"Apa itu benar daddy?"
Joshua menganggukkan kepalanya. "Hm, tentu saja itu benar. Apa daddy pernah berbohong pada Jino?"
Gelengan kepala Jino berikan sebagai jawaban pertanyaan dari sang ayah.
"Jino punya obat untuk mommy," serunya dengan gembira.
Joshua dan Jesun saling menatap satu sama lain mendengar ucapan jagoan kecil mereka.
"Obat? Apa itu?" tanya Jesun.
Jino menggerakkan tangannya. Memberikan isyarat agar Jesun mendekat ke arahnya. Lalu--
CUP!
Sebuah kecupan mendarat di pipi Jesun dan sang pelakunya adalah Hong Jino.
"Itu obat untuk mommy dari Jino," ujarnya.
Jesun tersenyum melihat tingkah menggemaskan putranya itu. Sementara Jino senang karna bisa memberikan obat untuk mommy-nya.
Tak taukah mereka, jika sedari tadi Joshua hanya bisa memandangi keduanya dengan senyuman yang terlukis di bibirnya. Berharap bahwa kehidupan mereka akan harmonis seperti ini. Apalagi jika bisa menambah satu anggota keluarga.
Apakah harapan Joshua akan terkabul?
***
"Apa Jino sudah tidur?" Tanya Jesun begitu Joshua memasuki kamar.
Joshua berjalan ke arah ranjang dan duduk di samping, menghadap ke Jesun.
"Sudah. Tadi dia sempat rewel ingin tidur disini," jawabnya.
"Lalu kenapa kau tak mengizinkannya? Jino pasti khawatir dengan keadaanku."
Joshua naik ke atas kasur. Ikut masuk ke dalam selimut dan memeluk Jesun.
"Aku tidak ingin waktu istirahatmu terganggu."
"Tapi kan--"
"Sudah, lebih baik kau istirahat sekarang." Joshua memotong ucapan Jesun. "Aku juga akan libur untuk beberapa hari kedepan hingga kau sembuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House Season 3 (Seventeen - Joshua) [END]
FanfictionBercerita tentang kehidupan Joshua dan Jesun setelah kembali bersatu. Tak lupa juga ada Hong Jino, putra semata wayangnya. Bagaimana kisahnya? Langsung cek aja ke chapter 1-nya