FH - 7

375 42 47
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Semenjak Jesun keluar dari rumah sakit, Joshua benar-benar melarangnya turun dari kasur dan tak boleh kemanapun. Bahkan untuk bertemu dengan Jino saja, ia harus menyuruh putra kesayangannya untuk mendatangi kamarnya dan bercerita tentang hari-harinya di sekolah. Untungnya sahabat Jesun--Yemin, Yomin, Seohyun beserta Hyemi--bersedia menjaga Jino bergiliran dan pekerjaan rumah dikerjakan oleh asisten rumah tangga yang disewa oleh Joshua.

Kini usia kandungan Jesun sudah memasuki bulan ke-5. Itu tandanya Jesun sudah berada di kamar selama 5 bulan dan tentunya membuat ia merasa bosan. Walaupun teman-temannya sering datang tapi tetap saja ia merasa bosan. Ia pun memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter di jadwal check up-nya kali ini agar ia bisa mengerjakan pekerjaan rumah yanh ringan.

"Josh, bisakah kau mengantarku check up?" tanya Jesun yang tengah menyandarkan dirinya di kepala ranjang.

Joshua yang sedang merapikan pakaiannya menoleh ke arah Jesun dan tersenyum. Lantas ia mendekat ke arah Jesun dan duduk di sampingnya.

"Tentu saja, sayang. Aku akan mengantarmu ke dokter dan tidak akan pergi kerja hari ini," jawabnya sambil mengusap pipi Jesun.

"Kenapa tidak pergi kerja? Kita kan bisa pergi ke dokter sore hari."

Gelengan kepala Joshua berikan. "Aku sengaja. Aku ingin bermain dengan Jino. Aku juga ingin menemanimu hari ini karena belakangan ini aku sibuk hingga tak sempat mengantarmu check up sebelumnya" jelas Joshua.

"Lalu pekerjaanmu?"

"Tenang saja, ada Dokyeom yang mengurusnya" jawab Joshua.

Mereka berdua pun menghabiskan waktu bersama sambil menunggu kehadiran Jino kembali sekolah. Joshua dengan tekun mengajak sang jabang bayi berbicara. Bahkan Joshua sering bernyanyi di hadapan perut Jesun. Joshua ingin calon anaknya itu mendengar suaranya yang merdu. Tapi justru hal itu membuat Jesun kesal.

"Kau mau bernyanyi lagi?" tanya Jesun yang sudah menampakkan wajah cemberut ketika Joshua bersiap untuk bernyanyi.

"Tentu saja! Anakku harus mendengarkan suara merdu daddy-nya," balas Joshua dengan semangat dan antusias.

Jesun semakin menekuk wajahnya mendengar jawaban Joshua.

"Jangan menekuk wajah seperti itu," ujar Joshua. "Baby tidak akan suka melihat jika mommy-nya cemberut seperti itu."

Sebuah kecupan mendarat di hidung Jesun.

"Astaga!" ujar sebuah suara dari arah pintu kamar pasangan Hong.

Joshua dan Jesun menoleh ke sumber suara dan melihat Yemin yang tengah berdiri disana sambil bersandar pada pintu.

"Untunglah aku menyuruh Jino untuk ke kamarnya terlebih dahulu. Jika tidak, bisa kupastikan bahwa mata keponakanku akan ternodai oleh pemandangan yang baru saja kulihat," gerutunya sambil berjalan ke arah tuan dan nyonya Hong.

"Aku tidak mengira jika kalian pulang secepat ini," jawab Jesun.

Yemin mendengus pelan. "Kau kira aku akan melupakan jadwal check up-mu?" tanyanya.

Suara kekehan terdengar dari mulut Jesun dan Joshua.

"Aku tak menyangka bahwa kau hapal jadwal check up istriku, Yemin-ah" celetuk Joshua.

"Jelas aku tahu! Selama ini kan aku selalu menemaninya check up karna kau sibuk," balas Yemin sambil membanggakan dirinya sendiri.

"Ya ya ya, kau benar. Tapi maaf, untuk kali ini aku yang mengantarnya check up," ujar Joshua.

"Kau mau mengantarnya check up, tapi jam segini sudah ada di rumah. Jadwal check up-nya kan sore. Apa kau tidak bekerja?" tanya Yemin.

"Sengaja," jawabnya dengan enteng.

Full House Season 3 (Seventeen - Joshua) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang