FH - 8

328 45 94
                                    

Hai semuanya..

Full House Season 3 udah balik lagi sekarang. Maafkan aku yang sempat hiatus karena ada urusan di real life 🙏🙏🙏.

FF ini bakalan ending cepet, gak kaya Full House dan Full House Season 2. Jadi ff ini bakalan pendek dan hanya 10 chapter dan habis itu ending.

Nah buat sekarang, aku bawa chap 8 buat kalian.

Selamat membaca buat semuanya ^^
___________________________________________

Jesun menghentikan aktivitasnya mengemas koper Joshua. Ia heran karena sedari tadi suaminya itu hanya diam dengan wajah cemberutnya. Entah apa yang dipikirkan Joshua saat ini.

"Kenapa lagi, hm?" Tanya Jesun dengan lembut.

Joshua hanya diam sambil terus memasang wajah cemberutnya karena sang istri yang tidak peka. Lantas ia pun mendekati Jesun dan memeluknya dari belakang.

"Apa aku harus pergi ke sana?" Tanya Joshua yang kini sudah meletakkan dagunya di atas bahu Jesun. "Baby, apa daddy harus pergi meninggalkanmu, mommy juga kakakmu?" tanyanya yang sudah dipastikan untuk si anak kedua yang masih di dalam perut Jesun.

Jesun mengusap lengan Joshua yang masih memeluknya. "Kau harus pergi, Josh. Jika kau tidak pergi maka siapa yang akan melakukannya?"

"Tentu saja Dokyeom yang akan melakukannya. Memangnya siapa lagi?" jawabnya.

Joshua meringis saat Jesun memukul tangannya dengan pelan.

"Kau ini seenaknya saja seperti itu," ujar Jesun. "Apa kau tidak kasian pada Yemin jika harus ditinggal Dokyeom lagi? Kau sudah memberinya pekerjaan yang cukup banyak jadi jangan tambah bebannya lagi," lanjutnya.

"Tapi sayang, bagaimana denganmu, Jino serta calon anak kita? Aku takut sesuatu terjadi padamu saat aku tidak ada, apalagi sekarang kehamilanmu memasuki bulan ke delapan."

Jesun melepas tangan Joshua dan membalikkan tubuhnya menjadi berhadap-hadapan dengan Joshua. Ia meletakkan tangan kanannya di pipi Joshua guna menghilangkan kekhawatiran yang melanda suaminya.

"Kau tenang saja," ucapnya, "bukankah kau bilang mommy akan mengunjungiku saat kau berangkat kesana, hm?" tanyanya. "Lagipula aku yakin Yemin dan yang lainnya akan datang ke sini, terutama Hyemi juga Hoshi oppa. Mereka semua akan mejagaku, Jino juga baby."

Memang benar bahwa orang tua Joshua akan Korea untuk menjaga Jesun, belum lagi sahabat istrinya beserta sepupu Joshua akan datang ke rumah. Tapi tetap saja rasanya tidak enak meninggalkan istri beserta kedua anaknya –yang satu calon anak– begitu saja. Belum lagi Joshua merasakan perasaan yang tidak enak akhir-akhir ini.

Kini Jesun mulai memeluk Joshua dan langsung di balas oleh Joshua. Namun belum 1 menit mereka berpelukan tiba-tiba Jesun meringis ketika merasakan sakit dibagian perutnya. Hal itu membuat Joshua melepaskan pelukannya dan menuntun Jesun untuk duduk di pinggir kasur.

"Kau tidak apa-apa sayang? Mana yang sakit?" Tanya Joshua dengan raut cemasnya.

Jesun menggelengkan kepala dan tersenyum sambil menahan sakit. "Tidak apa-apa, Josh. Mungkin baby protes karna cuma mommy-nya yang dipeluk."

Joshua terkekeh mendengar jawaban Jesun. Lantas ia mengelus pelan perut sang istri yang sudah besar karena kehamilan yang memasuki tri-semester akhir.

"Rupanya ada yang cemburu ya?" tanyanya sambil berbicara di depan perut Jesun. Tentu saja Jesun terkekeh melihatnya.

"Cepatlah lahir baby. Daddy sudah tidak sabar menunggumu untuk melihat dunia. Daddy akan jadi orang pertama yang menggendongmu nanti. Nah sekarang tolong tenang dan jangan menyulitkan mommy-mu, hm?" lanjutnya sambil terus mengusap perut Jesun.

Full House Season 3 (Seventeen - Joshua) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang