Bagian 2. Dalam Diam

4.1K 144 4
                                    

Terkadang melindungi adalah cara mencintai yang paling rahasia

***

Bel penanda pelajaran akan di mulai pun berbunyi. Seluruh siswa bergegas masuk ke kelasnya masing - masing. Terkecuali Abizar, seorang cowok yang terbilang cukup tampan ini, dari tadi mondar-mandir di depan kelasnya. Matanya terlihat sedang mencari seseorang. Dan benar saja ia memang sedang menunggu Ayunda. Tak ada bosannya ia menunggunya.

Wajar saja sih dia begitu. Karna ia memendam perasaan yang berbeda untuk Ayunda. Bukan sebagai teman biasa dan juga bukan sebagai teman dekat. Melainkan perasaan cinta terhadap Ayunda. Bagaimana ia berani mengatakan perasaan kalau saat berada di dekat Ayunda saja jantungnya serasa ingin copot.

Walaupun mereka sudah lama berteman, tetap saja persaannya tak kunjung hilang. Berbagai cara ia lakukan di mulai dari bersikap biasa saja saat bersama Ayunda. Tetapi tetap saja tidak bisa. Dan pada akhirnya ia memutuskan untuk memendam perasaannya itu. Dia lebih memilih berteman ketimbang menyatakan perasaannya. Dengan berteman ia bisa melindungi. Karena terkadang melindungi adalah cara mencintai yang paling rahasia. Dengan menjadi temannya juga Abi bisa mencintai Ayunda dengan tenang tanpa ada seorang pun yang tau.

Ya walaupun terkadang harus sering terbakar api cemburu saat Ayunda dekat dengan laki-laki lain. Beginilah resikonya, harus pura-pura bersikap biasa saja. Padahal di lubuk hati yang paling dalam hatinya terasa tersayat-sayat.

"Ayunda?" Panggilnya saat melihat Ayunda.

Sang empu nama menoleh dan menghampiri Abi. "Iya... ada apa Bi?"

"Mmmmm?" Ah tidak, Abi gugup. Bagaimana ini? Sulit sekali menetralisir dentuman jantung saat berjarak dua meter dengan Ayunda.

Tubuh Abi tersentak kaget saat menyadari tangan seseorang melambai di hadapannya. "Lo gak papa Bi?" kerutan alis terlihat di wajah Ayunda. Abi menggeleng.

"Mau ngomong apa bi? cepetan dong, gue mau masuk kelas ni"

"Nanti aja deh. Lo masuk aja, lagiaan ini udah bel" ucapnya dengan susah payah.

Sial, mengapa Abi begitu pengecut. Padahal sejak tadi ia menunggu Ayunda ingin mengatakan sesuatu. Namun tak bisa di sangkal perasaannya membuat semua menjadi rumit.

Abizar Erio, nama cowok itu. Hoby banget main futsal dan melukis. Tak jarang ia melukis wajah Ayunda tanpa sepengetahuannya.

Dia juga tipe cowok yang tidak suka merokok, gak suka minum, tidak suka club malam, rajin ibadah dan pandai mengaji. Pokoknya cocok banget deh jadi calon imam yang baik.

Uupsss... Hehehe.

Menjadi ketua OSIS di sekolah tak pernah membuatnya sombong. Dia selalu bersikap ramah dan sopan kepada siapa pun.

Cowok kelahiran Bandung yang satu ini duduk di kelas XI Ipa 2. Merupakan siswa yang menjadi panutan di sekolah.

Sebenarnya banyak sih yang naksir dia. Secara dia cukup tampan dia juga Ketua OSIS di sekolah. Cewek mana sih yang gak mau jadi pacar Ketua OSIS. Namun hatinya hanya tertuju ke arah Ayunda. Beruntung banget Ayunda, dicinyai oleh cowok yang idam-idamkan cewek-cewek di sekolah. Namun sayangnya Ayunda tidak menyadarinya.

"Abi?" panggil seseorang yang baru saja menghampirinya.

"Iya buk"

Sial ternyata itu bu Feby, guru fisika paling killer di sekolah.

"Ngapain kamu masih di luar?" kata Buk Feby berkacak pinggang. "Bel sudah berbunyi. Ayo cepat masuk ke kelasmu!"

"Baik Buk"

***

Terima kasih 🙏

Pramuka Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang