Bagian 4. Crazy friends

2K 101 1
                                    

Kring kring kring!!

bunyi jam weker itu sontak membuat Ayunda terbangun. Mengedipkan matanya beberapa kali mencari kesadaran.

"Huaaammmm...." raungnya.

Ia segera bersiap-siap untuk sholat subuh dan pergi ke sekolah. Setelah tubuhnya terlihat segar dan rapi. Ayunda segera keluar dari kamarnya. Kemudian dia berjalan menuju ruang makan untuk sarapan pagi. Ternyata disana sudah ada Papanya yang terlebih dahulu menyiapkan sarapan pagi.

"Pagi Papa." sapanya kepada papa yang sedang mengoleskan selai di roti.
"Pagi sayang. Ayo duduk, udah Papa siapin nih rotinya."

"Thank you Papa." Ayunda meraih roti itu dan duduk tepat di hadapan Papanya. "Kak Rey mana Pah?"

Tiba-tiba seseorang memegang pundaknya dari belakang. "Kalau lagi makan tuh jangan sambil bicara, Pamalik." katanya mengagetkan.

"Kalau orang lagi makan tuh, jangan di kagetin. Pamalik!" jawab Ayunda mengikuti nada bicara Kakaknya. Kakaknya tersenyum sambil mengelusi puncak kepala adiknya.

Reynand Putra Kamayel. Kakak sematawayangnya Ayunda. Walau terkadang sering membuat Ayunda kesal, tapi Renandlah yang selalu ada untuknya. Berbeda dengan Ammar Kamayel–Papanya, yang selalu saja di sibukkan dengan tugasnya sebagai Tentara.

Reynand duduk di kursi yang berdekatan dengan Ayunda. Dia mengambil segelas susu coklat dan meminumnya sedikit. "Tadi malem Papa pulang jam berapa?"

Ammar sedikit terkejut mendengar pertanyaan Reynand. Lalu dengan ragu menjawab: "Jam dua."

Jawaban Ammar barusan sontak membuat Ayunda batuk. "Apa? Papa pulang jam dua?" Ayunda menghela lemas. "Pah. Papa jangan pulang jam segitu mulu dong Pah. Ayunda tau ini udah jadi kewajiban Papa. Tapi setidaknya pikirkan kesehatan Papa. Kalo kayak gini terus, yang ada Papa sakit."

"Iya Ayunda. Lain kali Papa akan coba pulang lebih awal lagi ya."

"Bener?"

"Iya Bener."

"Janji?"

"Iya Papa janji." Ammar terseyum menatap putrinya yang masih terlihat lesu. "Udah ah, jangan lemes gitu mukaknya. Nanti gak cantik lagi anak Papa."

"Aduh Pah jangan di puji, ntar kupingnya naik tuu" Reynand tersenyum jahil seraya melirik wajah adiknya.

"Is rese banget sih Kak. Kan aku emang manis. Iyakan Pah?"

"Iya. Anak Papa manis. Paling cantik pula"

"Papa kok belain Ayunda sih. Gak asik ah" sahut Reynand pura-pura merajuk.

Ammar hanya tersenyum sambil mengambil sehelai tisu kemudian menyapu sisa selai yang menempel di bibir Ayunda.

"Eekkk aku udah manis cantik lagi kata Papa." Ejek Ayunda kepada Rey dengan menjulurkan lidahnya.

"Iya deh iya adek manis... Cowok kan memang selalu kalah kalo debat sama cewek"

Setelah selesai saparan Ayunda berangkat sekolah di antar oleh papanya. Saat di mobil tak ada percakapan di antara ayah dan anaknya ini. Ayunda hanya sibuk dengan gadget nya sementara Ammar fokus kejalan.

Tak terasa mereka telah sampai di sekolah. Ayunda mencium tangan papanya. Kemudian dia turun dari mobil.

"Daaa Papa" ucapnya sambil melambaikan tangan.

"Daa sayang. Belajar yang bener ya buat papa bangga!" balas Ammar dengan senyuman.

Sampai di gerbang Ayunda langsung mengeluarkan bekal yang di bawanya.

Pramuka Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang