" Selamat berkemas-kemas, jangan lupa berdoa dan hati-hati di jalan. Yang piket silahkan jangan pulang terlebih dahulu."
Itulah suara bel pulang sekolah yang di tempati Bulawuk Squad. Memang bel nya canggih, seperti suara di mall-mall kalau ada kunci apa dompet yang hilang terus disiarkan. Tapi sekolahnya biasa saja, dan hampir isi muridnya rada sengklek semua. Yang paling populer adalah bulawuk squad, mereka itu benar-benar sengklek, dan mungkin yang menyebarkan virus sengklek di sekolah itu adalah bulawuk squad.
Bulawuk squad terdiri dari enam anggota, mereka punya keunikan masing-masing. Dan punya cara buat semua orang bisa nangis karena ketawa.
Semua murid sudah berhamburan keluar area sekolah. Begitu juga dengan enam cewek yang sedang keluar dari halaman sekolah menuju gerbang dengan gaya yang bisa dibilang gila. Mereka kompak tapi gayanya yang berbeda. (Suli) yang mukanya datar dan mengenaskan seperti orang kelaparan belum makan 7 hari. (Filan) senyum yang sangat manis semanis mengkudu belum matang, sangat beda dengan suli. (Diana) wajah cantik natural bagaikan bidadari yang jatuh dari pohon beringin di makam umum. (Precha) tubuh eksotisnya yang didapat dari perawatan tubuh dan sedikit makan karena uangnya buat beli alat mekap. (Yuri) pesonanya berlaga artis kpop yang banyak penggemarnya, tapi kalo dia nyaris mirip Nurani, tau Nurani kan, itu lho yang ngaku-aku istrinya Iqbal Ramadhan. (Devi) wajah kusut karena per en lopeli yang ia pakai sudah luntur.
Walaupun mereka terlihat seperti orang gila, tapi siswa siswi yang berada di area tersebut merasa kagum. Kagumnya ya karena mereka emang gila, bukan hanya terlihat.
"Perut gue demo oeyy.." ucap suli lemas dengan wajah yang sudah tidak bisa dideskripsikan lagi.
"Ya beli bakso gih, itu ada bakso kang waris." saran yuri.
"Lagi gak pengen bakso gue." suli.
"Terus? Katanya laper, biasanya juga semua jenis makanan lo caplok. Ampe mendoan bekas Pusi (kucingnya devi) aja lo makan." devi.
"Udahlah ayo balek, gue kangen banana gue di rumah." kesal suli.
"Otak lo ya, pisang aja. Apa jangan-jangan otak lo bentuknya pisang?" selidik diana.
"Paan sih." suli.
"Gimana kalo kita balek lewat jalan buntu, terus minta tomatnya pak dullah. So pasti tu si suli langsung kenyang." filan.
"Pinter lo fil, yaudah lah kuy. Lagian mau malak adkel kayanya uangnya udah pada habis." suli.
"Alahhh lo sul, bilangnya ga pengen makan bakso karena ga pengen. Ternyata duitnya yg abis." precha.
"Bacod lo. Gue duluan lah." suli sambil berlalu meninggalkan sohibnya yang masih pada stay di gerbang.
Tanpa berlama-lama sohibnya juga mengikutinya. Setelah mereka sampai di pertigaan, mereka belok ke arah jalan yang agak sepi, hanya di lalui oleh para petani saja.
"Kalo pak dullah nya disana gimana?" tanya yuri.
"Ya kita minta lah." suli.
"Minta-minta ndasmu! Kemaren kita ketauan nyolong tomatnya njay." precha.
"Iya tuh,, mukanya nyeremin banget sumvah." devi.
"Gue jamin gabakal boleh kalo minta." filan.
"Yaudah kita cari yang lain aja." suli.
Mereka semua berfikir. Sangat fokus berfikir dengan keadaan panasnya cuaca dan ramainya para pasukan organ pencernaan yang demo minta segera diisi ulang alias makan, bulawuk squad benar-benar serius berfikir jika masalah seperti ini, beda jika mereka berfikir masalah pelajaran, mereka pasti gak bakal serius.
"Ahaaa..." filan.
"Paan fil, kayanya si agen tukang ngerjain tugas udah nemu solusi nih." diana.
"Duduk dulu lah situ, penat ni jalan terus." filan sambil menunjuk ke arah batu besar dipinggir sungai.
Setelah semua duduk.
"Ayo fil cepet, usus gue udah cedut-cedut nih. Kalian tau kan tadi gue ga makan, uang gue buat bayar utang." devi.
"Gini. Gimana kalo kita nyuri tomatnya di bu siti aja." filan.
"Itu sih sama aja, orang bu siti istrinya pak dullah. Gimana sih." suli.
"Yakan beda orang." filan.
"Ya allah nih bocah. Beda orang tapi mereka kan sumai istri filann...." kesal precha sambil ngaca di cermin yang selalu dia bawa.
"Tetep beraksi aja lah. Lagian belum tentu pak dullah disana." suli.
"Yaudah kuy lah." diana.
Keenam cewek sengkleng tersebut berdiri dan melanjutkan perjalanan menuju ke arah kebun sayur pak dullah.
Setelah sampai di kebun, ternyata pak dullah tidak ada disana. Dengan cepat kilat tanpa aba-aba mereka langsung beraksi. Devi mengeluarkan plastik kresek warna putih yang bertuliskan indomaret tapi warnanya sudah tidak putih lagi.
Kurang lebih 10 menit, tas kresek sudah penuh dengan buah bewarna merah yang imut-imut kaya author. Isinya kurang lebih ada 3 kilo buah tomat. Bayangkan coba 3 kilo? Kalau dijual berapa duit tuh. Wahh emang bener-bener tuyul tomat ya bulawuk squad.
"Udah balik ayo, sebelum ketauan." ajak suli.
"Ayok." balas semua.
Mereka langsung pergi meninggalkan kebun pak dullah dengan senyum sumringah. Bagaimana tidak? Mereka berhasil dan sukses mencuri tomat yang tidak bersalah dengan tanpa ada halangan suatu apapun.
Setelah puas memakan hasil curian dan memakan di pinggir sungai biasa mereka bermain. Bulawuk squad hanya pada tepar di tempat, mereka pada kekenyangan habis makan tomat 3 kilo.
"Wahhh kenyang banget gue dahh." precha.
"Iya bener nih, organ pencernaan gue udah pada diem gak demo lagi." yuri.
"Emang mantep dah kalo nyolong masal." devi.
"Dosa tanggung nanti cuy." diana dengan nada orang mabuk kekenyangan.
"Pulang yuk lah, emak gue pasti udah masak nih kalo jam segini. Kalian pada makan di rumah gue gak?" suli.
"Enggak lah, kita udah banyak ngrepotin emak lo. Lagian masa hampir setiap pulang sekolah kita makan di rumah lo. Padahal emak kita juga di rumah masak kan." filan.
"Heem sul." yuri.
"Yaudah pulang yuk." diana.
Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing.
Ya allah maapin author yang gaje ini ya allah.
Buat ceritanya ngawur gitu ya allah.Jangan lupa vomment kalo ngaku sahabat bulawuk.
Follow ig author @suliehati531
Salam Jauh Dari Bulawuk Squad
😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Decision Confusing
Cerita PendekSebuah persahabatan yang isinya orang gak waras itu bisa langgeng dan samawa. Seperti cerita ini, isinya cewek-cewek gaje binti sengklek. Hanya ada satu yang kalem, itupun kadang tengil. Suka nyuri tomat. Dan mereka punya muka yang unik-unik. Penasa...