part 4

26 15 12
                                    

Aku dan neng hanya mundur mundur
Krietttt..... pintu kamar fredy terbuka
Ada sosok pria yang keluar dari kamar fredy, spontan aku dan neng berteriak ketakutan.

"He he he, kalian kenapa ?" Ucap pria itu sambil berjalan mendekati aku dan neng.

"Kamu yang kenapa, kenapa kamu ada disini, pergi, ini bukan alam kamu" ucapku pada sosok pria itu.

Tapi entah kenapa sosok itu hanya tertawa, tapi tawanya itu gaada serem-seremnya, apa jangan jangan dia maling ?

Keriettt..... sosok hantu perempuan memainkan pintu kamarku
Aku bergidik ngeri, aku takut kejadian mengerikan seperti kemarin terulang lagi.

Bruk... pintu luar terbuka, Ahhkk... syukurlah ternyata itu fredy.

Aku segera menghampiri fredy dan menunjuk ke arah sosok laki laki dan ke sosok perempuan tersebut.

Tapi fredy hanya tertawa kemudian mengajakku kedekat sosok laki laki tersebut "dia Riyal, temen gue" ucap fredy sambil tertawa.

"Ial, btw ini sodara gue Nindy, ini Neng tetangga gue, ah ya ial nginep disini dari kemaren sampe orangtuanya balik" ucap fredy pake laga laga anak kota.

Aku dan neng hanya tertawa geli melihat sikap fredy yang so ala ala anak gaul.

"Apaan sih fredyy, sejak kapan kamu ngomongnya jadi lo gue" ucapku sambil menepuk pundak fredy, terlihat wajah fredy menjadi kemerahan.

Fredy pun mengenalkan aku dan neng kepada Riyal, ternyata ial adalah anak yang baik, ramah, dan sopan pula.

Bruk..... kriettt.....

Lemari bergetar seperti kemarin, pintu terbuka dan tertutup sendiri, aku melihat ke arah jendela, ada sosok wanita yang kutemui hari itu, ya sosok wanita yang kulihat di bangunan besar itu, aku sesegera mungkin menceritakan semua kejadian itu pada fredy.

Entah kenapa fredy menatap eneng dengan tajam, omg ternyata eneng kerasukan sosok wanita tersebut, eneng menggeliat seperti ular dan berteriak teriak seolah olah kepalanya sedang ditusuk tusuk.

Fredy memerintahkan aku memegangi tangan eneng, sesegera mungkin aku memegangi tangan eneng.

Ial memegang kepala eneng sambil membaca surat al jin, subhanallah suaranya, ternyata suara yang tadi pagi aku kagumi adalah suara dia.

Tak kusangka ternyata eneng sudah sadar, tapi aku masih ngelamun sambil menatap ial.

"Ehem, tercyduk" ucap fredy sambil memberikan minum pada eneng.

Akupun tersadar dari lamunanku, aku memalingkan pandanganku dari Ial
"Apasii" ucapku kepada fredy, tapi fredy hanya tertawa.

"Neng, nantimah kalo ada yang kaya gituteh jangan takut sama jangan ngelamun " ucap fredy kepada eneng, eneng hanya menganggukan kepalanya.

"Yaudah sekarang pada tidur, gabaik udah malem" ucap ial sambil berjalan menuju kamar fredy.

Aku dan eneng beranjak menuju kamar, disana kami benar benar langsung tidur.

Hah aku dimana ? Ko gelap banget, aku berteriak teriak tapi rasanya tida ada siapa siapa
Aku berlari ke arah celah cahaya, teh ayu, iya itu teh ayu, aku melihat teh ayu sedang menangis di pojokan.

Aku mencoba menenangkan teh ayu, teh ayu tersenyum tapi setelah itu dia menunduk.

"Teh teh" ucapku kepada teh ayu, tapi teh ayu diam.

Kemudian teh ayu mendengkakkan kepalanya, Akhhhh.... kenapa wajah teh ayu jadi begini, banyak darah, matanya hampir copot, teh ayu menyeringai, ahhh seketika aku teringat pada sosok yang ada di bangunan besar tersebut.

Tiba tiba kakiku rasanya tida bisa bergerak, akhhhh sosok itu menarik kakiku, akhh aku terpental rasanya kakiku sakit sekali.

Sepertinya aku mendengar suara ial mengaji, aku memcoba mencari dimana asal suara ial.

Memedi LyroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang