part 7

9 2 0
                                    


Huhh, ini hari pertama kuliah, aku cukup gugup sekaligus bingung karena aku bukan orang yang supel, huhh...

Aku mencoba melangkahkan kaki masuk ke kelas, nah kan aku gugup, aku mencoba menyibukan diriku sendiri dengan main hp sambil chat dengan eneng.

"Ah maaf ini tempat duduk aku, tapi gapapa ko, aku bisa duduk di belakang" ucap seorang lelaki.
"Ah maaf silahkan," ucapku sambil berdiri dari tempat duduk itu.

Lelaki itu tersenyum kemudian mengangkat tangannya "Darel"
"Nindy" ucapku sambil membalas senyumannya.

"Pindahan dari mana ?" Ucap darel
"Dari jakarta" ucapku sambil duduk
Darel hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

Huh.. akhirnya kelasnya beres juga, btw fredy sama eneng dimana ya, ko mereka ga keliatan.

"Hay, mau pulang bareng?" Tanya darel
"Ah gausah nanti ngerepotin,lagian aku nunggu saudara ko, jadi duluan aja gapapa ko"ucapku sambil tersenyum
"Em jadi ngusir secara halus nih" ucap darel sambil menatap mataku
Aduuh mati aku, aku paling gabisa kalo diliatin gini sama cowo.

"Aku nunggu jawaban loh" ucap darel masih menatapku seperti itu
"Nindyy..." panggil fredy sambil melambaikan tangannya
Ahh untung aja ada fredy, syukurr..

"Ah maaf darel aku duluan,lain kali aja ya" ucap aku sambil meninggalkan dia dan menghampiri fredy.

"Emm baru masuk aja udah ada yang deketin nih" ucap fredy
"Apaansee itumah cuman temen lah" ucap aku sambil memukul pundak fredy
"Ah temen yaa, kalo riyal apa? " ucap fredy sambil menunjuk riyal
"Lah diamah kan temen lu" ucapku bt.

Tapi neng dan fredy hanya tertawa, tapi anehnya riyal hanya diam.

Ah sudahlahh, biarkan riyal kaya gitu, keliatan manis banget, eh apasihh ko mikir kaya gini coba.

"Nahkan matanya gabisa dijaga" ucap eneng sambil tertawa
Akupun merasa malu sekaligus kikuk karena ketahuan sedang memperhatikan Riyal.

"Apaansi neng" ucapku sambil tertawa

Kembali lagi hening, tapi aku melihat wajah riyal kenapa seperti masam gitu, memangsih dia terbiasa dengan muka datarnya tapi kali ini sepertinya berbeda, dia seperti memikirkan sesuatu.

Akhirnya sampai menuju rumah, aku berpamitan pada semuanya whehe walaupun aku satu atap dengan fredy tapi aku harus duluan,karena materinya ketinggalan jauh jadi harus buru-buru ngerjain buat ngejar materi.

Aku membaringkan tubuhku di kasur yang empuk, aku segera mebuka tugas yang tadi belum selesai, aku menyelesaikannya terlebih dahulu sampai tidak terasa Adzan maghrib telah berkumandang aku mengambil air wudhu terlebih dahulu.

Entah kenapa rasanya ada sedikit kejanggalan tapi, sudahlah mungkin itu cuma perasaan aku aja.

Aku berusaha fokus terhadap sholat aku, tapi entah kenapa rasanya sulit, seperti ada yang sedang memperhatikan aku.

Krieeeettt... suara jendela terbuka kemudian tertutup dengan sendirinya
Anginpun mulai tertiup masuk ke kamarku, entah kenapa rasanya dingin sekali padahal udara di luar sedang baik-baik saja, aku hanya terus berusaha mengabaikan semua itu dan hanya berfokus pada sholat.

Memedi LyroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang