part 3

32 16 7
                                    

Aku menutupi badanku dengan selimut, berharap sosok wanita itu enyah dari hadapanku.

Brak....

Aku mendengar suara pintu kamar terbuka

"Fredyyy" teriakku kepada fredy, fredy adalah anak dari kaka ibuku.

"T.. tadi aku liat ada pocong, wanita dan..." aku menangis, aku rasa fredy tau apa yang aku alami.

Dia hanya tersenyum kemudian membawaku ketengah rumah, dia memberiku segelas air hangat.

Dia menjelaskan semua kejadian yang terjadi padaku, rupanya mereka adalah arwah-arwah penasaran.

"Sekarang udah tengah malam,mendingan kamu tidur di kamar nenek, disana lebih aman" ucap fredy sambil mengantarkanku ke kamar nenek.

Aku masuk ke kamar nenek, kulihat nenek sedang tertidur lelap, akupun tidur disamping nenek, rasanya nenek sangat cantik sekali, walaupun kulitnya sudah keriput tapi senyuman dan tatapan nenek sangat hangat sekali.

Aku terbangun karena mendengar suara seseorang yang sedang mengaji, rasanya hati ini tenang sekali.

Tapi siapa dia ? Suara ini baru pertama kali aku dengar

Aku membangunkan nenek kemudian aku sholat subuh bersama nenek.

Pagi ini aku memutuskan untuk lari, rasanya sudah lama aku tida lari sambil menikmati suasana pedesaan.

"Nindyyyy.... " ada yang memanggilku dari belakang, suara itu sepertinya aku kenal.

Aku membalikkan badanku
Akhhhhhhh.. "kangennnn" ucapku dan neng bersamaan.

Dia adalah neng, dia adalah tetangga sekaligus teman masa kecilku, sudah hampir 10 tahun kami tida bertemu, rasanya kangeen sekalii..

Aku dan neng berkeliling keliling desa, kami melewati bangunan besar yang kemarin akulihat.

"Neng bangunan ini apa ya ? Dulu aku galiat kalo bangunan ini ada" tanyaku pada enmen sambil menunjuk bangunan tersebut
Eneng tiba-tiba menarikku menjauh dari bangunan tersebut.

Aku melihat wajah eneng seketika menjadi pucat
"Itu bangunan banyak hantunya" ucap eneng sambil ngos ngosan.

Dia mengajakku duduk di teras rumahnya
"Banyak hantu ? Emang dulunya itu apa ?" Tanyaku pada neng sambil meluruskan kaki.

"Itu dulu pabrik milik teh ayu, tapi sejak ibu, anak teh ayu meninggal, pabrik itu jadi bangkrut, terus kabarnya teh ayu bunuh diri di belakang pabrik itu, tapi jasadnya ga ditemukan dan kononnya warga sini sering ngeliat teh ayu gentayangan" ucap neng sambil ngos ngosan.

Aku kembali mengingat wajah teh ayu
"Tapi setau aku teh ayu itu baik loh, gamungkin kalo dia bunuh diri" ucapku pada eneng, tapi eneng malah menatapku dengan sinis.

"Itu dulu, teh ayu itu sejak punya pabrik itu jadi misterius, teh ayu jadi suka ngirim sesajen" ucap neng dengan hati hati, akupun mengganggukan kepala seolah olah aku mengerti apa yang dikatakan oleh eneng.

Tidak terasa waktu sudah siang, sampai-sampai aku lupa sholat dzuhur, aku meminta eneng untuk menginap di rumah nenek.

Malam ini aku tidur bersama eneng, kami memasak mie di dapur, kebetulan nenek sedang menginap di rumah bibi jadi di rumah cuma ada aku, neng dan fredy.

Ketika aku bersama neng sedang menikmati mie, tiba tiba ada suara aneh dari kamar fredy, perasaan fredy baru saja keluar dari kamarnya.

Aku dan neng langsung saling bertatapan, neng spontan memeluk tubuhku, ya eneng adalah anak yang sangat penakut.

Aku mencoba mengetuk pintu fredy, tapi engsel pintu fredy seolah olah ada yang sedang membukanya.

Aku dan neng hanya mundur-mundur
Krietttt..... pintu kamar fredy terbuka
Ada sosok pria yang keluar dari kamar fredy, spontan aku dan neng berteriak ketakutan.

"He he he, kalian kenapa ?" Ucap pria itu sambil berjalan mendekati aku dan neng.

Memedi LyroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang