Chapter 3
Acara seleksi selalu menjadi salah satu acara yang paling ditunggu oleh murid-murid Hogwarts. Bukan hanya karena anggota asrama mereka yang akan bertambah namun juga karena jamuan awal tahun merupakan jamuan terenak sepanjang tahun.
Harry Potter nampak duduk termenung dimeja Griffindor. Matanya yang hijau kehilangan sinar cemerlang yang selalu terlihat dikedua mata tersebut. Pandangannya tertuju pada meja guru didepan aula besar. Tidak ada lagi sosok pria berjanggut putih yang biasa menatapnya hangat dari balik kacamata bulan separuh yang tergantung dihidung bengkok pria tersebut.
Dikursi itu sekarang duduk penyihir wanita dengan wajah kaku yang tegas. Rambutnya tertata rapi menjadi sebuah sanggul ketat dikepalanya. Wanita tersebut menagkap tatapan Harry, anggukan kecil diberikan wanita tersebut, menandakan pengakuan atas keberadaan Harry.
Pintu aula besar terbuka dengan suara keras. Menampilkan tubuh mungil Profesor Flitwick yang melangkah riang. Dibelakannya nampak barisan siswa tahun pertama yang akan melakukan seleksi. Tatapan-tatapan gugup dan cemas terpancar dari mata murid-murid tersebut.
"baiklah.. berbaris dengan rapi.. aku akan membacakan nama kalian satu persatu, jika kalian mendengar nama kalian harap maju dan letakan topi ini diatas kepala kalian" Flitwick berdiri disamping kursi berkaki tiga. Diatas kursi tersebut nampak topi seleksi yang tergeletak diam.
"Charles Barebone.." Profesor Flitwick mulai membaca daftar nama yang berada di tangannya.
Seorang anak lelaki dengan gugup melangkahkan kakinya ke arah kursi tersebut. Tubuh mungilnya nampak bergetar pelan. Ia kemudian duduk dikursi tersebut dan meletakkan topi seleksi dikepalanya.
"Hufflepuff!" suara nyaring topi seleksi terdengar membahanan di Aula Besar yang hening. Sambutan dan tepuk tangan meriah terdengar dari meja Hufflepuff, menyambut anggota mereka yang baru.
Charles tersenyum cerah dan dengan setengah berlari menghampiri meja Hufflepuff. Badge kuning dengan lambang musang nampak didada jubahnya.
Harry kehilangan minatnya pada proses seleksi yang sedang berlangsung. Sesekali ia berseru dan bertepuk tangan ketika asramanya mendapat anggota baru. Tiba-tiba matanya menangkap kilau platinum dari rambut seorang pemuda beberapa baris dihadapannya.
Draco Malfoy. Ia langsung menyadari pemilik rambut tersebut. Draco nampak duduk diujung meja, ekspresi dingin terpasang diwajah pemuda tersebut. Sesekali ia melihat Draco menganggukan kepalanya menanggapi perkataan pemuda berkulit gelap yang duduk disebelahnya.
"Megan Silverwood.." Wajah Draco terlihat tegang ketika ia mendengar nama yang disebutkan Profersor Flitwik. Matanya yang berwarna kelabu nampak mengikuti gerak-gerik gadis yang dengan percaya diri melangkahkan kakinya kearah topi seleksi.
Harry mengalihkan pandangannya kepada gadis yang sekarang tengah duduk dibangku tersebut, topi seleksi nampak terpasang dikepalanya hingga menutupi matanya.
Apa Malfoy mengenali anak itu? Harry kembali memperhatikan Draco. Bibirnya terkatup rapat dan pandangannya terfokus pada gadis yangsedang duduk di kursi berkaki tiga, meski hanya sekilas Harry dapat melihat sorot mata khawatir yang di pancarkan Draco.
"Slytherin !!" perhatian Harry berlih pada gadis yang kini tersenyum cerah begitu mengetahui asrama yang akan di tempatinya. Dengan tenang ia meletakan topi seleksi kembali di kursi berkaki tiga yang baru saja didudukinya. Dengan langkah tegap ia menghampiri meja dengan lambang ular di panjinya.
Draco menganggukan kepalanya puas saat gadis tersebut duduk dihadapannya. Pelukan hangat diberikan oleh gadis berambut hitam sebahu.. Pansy? Harry mencoba mengingat nama salah satu kroni yang biasa terlihat disekeliling Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy.. Marry Me !!
FanfictionDraco kembali ke Hogwarts sebagai murid tahun ke-8, Statusnya sebagai pelahap maut membuatnya berada dibawah pengawasan ketat kementrian dan pembatasan penggunaan sihir. Dengan status tersebut Draco harus melalui tahun terakhirnya dibawah tatapan ta...