Chapter 9
Harry melangkahkan kakinya menuju Aula Besar, kepalanya masih berdengung pelan akibat insomnia yang tiba-tiba menyerangnya. Otaknya tidak bisa berhenti memutar kejadian tadi malam ketika Draco memberikan janjinya.
Tanpa sadar jari Harry bergerak menyentuh bibirnya, mengingat bagaimana wajah tampan Draco mulai mendekat, memberi sapuan hangat dari nafas mereka yang bersatu, sampai akhirnya sebuah kecupan manis mendarat dibibirnya. Hanya sebuah kecupan kecil dan itu mampu mengguncang hatinya.
Harry bahkan tidak ingat perjalanannya kembali menuju asrama. Ia hanya mengingat sekilas bagaimana Draco berjalan disisinya. Tidak ada percakapan diantara mereka, hanya kesunyian kastil dan suara langkah kaki yang menggema mengikuti langkah mereka.
Harry dan Draco sampai didepan lukisan Nyonya Gemuk yang sedang tertidur pulas, samar-samar mereka bisa mendengar suara dengkuran dari lukisan tersebut.
Draco berbalik dan menatap pemuda dihadapannya, pemuda yang akan ia nikahi. Keheningan kembali menyelimuti mereka, keduanya seakan enggan untuk mengakhiri kebersamaan mereka.
"Good night Harry" Draco menganggukan kepalanya dan melangkah pergi, meninggalkan Harry yang masih mencoba memproses kejadian yang baru saja menimpanya.
Saat Harry berbalik Draco sudah menghilang dibalik bayang-bayang kastil, hanya menyisakan wangi samar dari Cologne yang ia kenakan.
Harry berjalan masuk dengan lesu setelah mendengarkan omelan nyonya gemuk yang terbangun akibat ketukan yang ia buat dibingkai lukisannya, omelan itu berhenti ketika Harry berjanji akan menceritakan hal baik tentang nyonya gemuk pada lukisan kesatria di lantai 7. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Nyonya Gemuk memendam perasaan untuk lukisan tersebut.
Ia mengalihkan pandanganya mengelilingi Ruang Rekreasi dan menagkap siluet kedua sahabatnya yang sedang duduk menatap perapian yang menyela terang, berbagai perkamen dan buku nampak bertebaran disekeliling mereka.
"mate !! akhirnya kau kembali juga... kau harus menolongku, Hermione memaksaku untuk mereview pelajaran yang akan kita pelajari semester depan.. Ouch !!" Ron mengaduh pelan saat Hermione mencubit pinggangnya diiringi pelototan tajam untuk membuatnya diam.
Harry hanya terkekeh melihat tingkah kedua sahabatnya, tanpa sadar ia memasukan kedua tangannya kesaku jaket yang ia kenakan, menyembunyikan cincin pemberian Draco dari pandangan Ron dan Hermione, ia belum siap berbagi cerita antara ia dan Draco.
"kalian masih disini?" Harry segera menghampiri mereka berdua, Ron segera bergeser untuk memberikan ruang disebelahnya. Harry segera mendudukan pantatnya disofa nyaman tersebut, kehangatan yang dihasilkan perapian menjalar ke keseluruh tubuhnya, membuatnya mendesah nyaman.
"jadi.... ada yang mau kau ceritakan Harry? seperti identitas pengirim note rahasia kita?" Hermione mengalihkan panadangan dari buku dipangkuannya dan menatap sahabatnya yang kini sedang duduk menatap perapian.
"Oh... itu Draco" Harry masih bertahan menatap perapian, mencoba terdengar tidak peduli dan menekan jantungnya yang berdegup kencang ketika pikirannya kembali mengingat pemuda berambut platinum yang baru saja ia temui.
"apa yang dia mau?! kau tidak terlibat masalah kan?!!" Ron menatap Harry, pandangannya menjelajahi sekujur tubuh Harry mencoba mencari cedera yang mungkin dialami temannya itu dari pertemuannya dengan musuh bebuyutannya tersebut. Ron akhirnya dapat bernafas lega saat tidak menemukan luka apapun.
"jadi apa yang Draco inginkan darimu?" Hermione menatap Harry dengan pandangan yang tenang namun menuntut, memberi penekanan pada nama Draco. Sial apa dia baru saja memanggil Malfoy dengan nama depannya? Harry hendak membuka mulutnya ketika suara langkah kaki terdengar dari arah lukisan nyonya gemuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy.. Marry Me !!
FanfictionDraco kembali ke Hogwarts sebagai murid tahun ke-8, Statusnya sebagai pelahap maut membuatnya berada dibawah pengawasan ketat kementrian dan pembatasan penggunaan sihir. Dengan status tersebut Draco harus melalui tahun terakhirnya dibawah tatapan ta...